Denganmu aku belajar kekuatan sesungguhnya
Denganmu aku mengerti kerasnya dunia
Denganmu aku menjadi diriku sendiri
◽◽◽
Note: Harap disikapi dengan bijaksana.
Banyak pertanyaan yang bermunculan bersamaan di dalam pikiran Rosie. Tetapi tidak ada satu pun yang berhasil keluar dengan mulus dari kerongkongan.
"Lo, gak ada jaim-jaimnya sama gue." Perkataan ini sekaligus, kalimat protes Rosie setelah dirinya selesai mengoleskan obat pada semua luka memar ditubuh Jungkook.
Hanya melirik sekilas itu yang Jungkook lakukan, setelahnya bangkit dan berjalan pada salah satu lemari yang sudah terbuka sejak Rosie tiba di dalam sini.
"Gue gak anggap lo cewek." Jawab Jungkook.
Mendengarnya Rosie mengangguk kegirangan. "Yess, bagus deh."
Jungkook mengambil dua kaus berwarna hitam large size, mengenakan satu dan melempar satunya pada Rosie. "Bagus? maksudnya?," tanya Jungkook penasaran.
Rosie berdiri, melepas tas kecil yang tersampir ditubuhnya, meletakkan di atas tempat tidur. Mengangkat kedua tangannya ke udara, melepaskan kaus yang dia kenakan tanpa rasa malu walaupun masih ada Jungkook bersamanya.
Namanya laki-laki bagaimana pun disuguhkan pemandangan begitu ya tetap panik, gugup, tidak karuan. Jungkook mengubah poros wajahnya. Agar tidak berlama-lama melihat kulit tubuh Rosie.
"Lo apa-apaan ganti pakaian disini." Jungkook menegur Rosie masih memalingkan wajahnya.
"Kan lo gak anggap gue cewek, gue juga gak anggap lo cowok. So, santai aja. Gak keliatan juga kan dari situ?"
Rosie kembali melucuti celana denim yang dia kenakan saat sudah mengenakan kaus yang Jungkook berikan padanya. Seharian mengenakan pakaian yang kotor. Sangat tidak nyaman. Sekarang sudah lebih baik.
Jungkook menelan salivanya beberapa kali. Pikirannya bertambah kacau karena ulah wanita itu.
Saat dirasa sudah selesai, barulah Jungkook berbalik menghampiri Rosie dengan cepat. "Gue cowok normal. Lo kan bisa pergi ke toilet atau kemana."
Rosie mengangkat kedua bahunya seraya tersenyum mengejek. "Lo gak anggap gue cewek. Itu omongan yang keluar beberapa detik yang lalu. Santai sih, gue gak akan cerita ke orang-orang kalo lo suka sesama cowok."
Menyugar berkali-kali rambutnya, seperti orang frustrasi. Jungkook lupa, jika wanita di depannya ini wanita yang mengerjakan apapun yang dia mau.
"Denger ya, gue gak anggap lo cewek. Bukan berarti gue gak suka cewek."
Rosie malas berdebat dengan Jungkook, dia melambaikan kelima jari tangannya di depan wajah Jungkook. Memilih pergi dari sana.
Tetapi, saat itu juga Jungkook kembali membuat tubuh Rosie berdiri berhadapan dengannya. Memegang dagu Rosie, memberikan ciuman lembut di bibirnya. Wanita ini terlonjak, tidak sempat menghindar. Sekitar tiga puluh detik mereka melakukannya dalam ruangan minim pencahayaan.
Jungkook melepaskan bibir mereka yang bertautan, memegang leher Rosie, "Pertama, jangan buka-buka pakaian di sembarang tempat, apalagi di tempat cowok. Untung gue masih bisa tahan. Kalo nggak gimana? Kedua–––tanggapan lo mengenai gue sepenuhnya salah, karena gue cowok normal. Gue bisa bikin lo bunting kalau mau." Suara ini lirih dan rendah di sekitar daun telinganya membuat bulu-bulu halus di seluruh tubuh Rosie meremang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regnbue || Jeon - Rosé [END]
Fanfiction[ C O M P L E T E D] "Beauty is formed from the many wounds of the past. Life that isn't easy will still be someone who goes through a lot." Dalam satu malam, setelah cahaya putih membias tubuh Jungkook dan Rosie, ada bagian dari diri mereka yang bi...