Kegagalan yang menyenangkan untuk Sejeong adalah saat kepergian Rosie di malam hari. Hujan kembali mengguyur ketenangan malam mengakibatkan wanita penyuka warna merah muda tersebut suka tidak suka harus membatalkan rencananya sendiri dalam setengah perjalanan—kembali ke rumah dengan tubuh setengah basah. Terima kasih karena saat itu Rosie memilih pergi dengan motor bukan pergi dengan mobil.
Sejeong masih ingat kejadiannya hingga pagi ini. Ia tertawa sendiri.
Lisa menoleh pada Joy dan Mina. Salah satu dari mereka menaruh satu telapak tangan dan menyentuh kening Sejeong.
"Gue khawatir dia gila."
Mina dan Joy mengangkat kedua bahu mereka bingung seraya tertawa.
Rosie datang dari arah pintu kecil yang terdapat di bawah tangga. Akses cepat untuk masuk ke dalam kampus. Kedua tangannya penuh. Satu membawa paper bag satu lagi satu kotak kue yang di beli dari toko kue langganannya.
Berhenti menatap sekelilingnya. Mencari seseorang. Wanita ini tidak menghiraukan ke empat temannya yang membombadir dengan pertanyaan.
Sekarang lebih baik fokus dalam satu tujuan. Lega––apa yang ia kerjakan tidak sia-sia kali ini.
Melangkah dengan yakin seraya tersenyum. Rambutnya berkibar mengiringi setiap langkah.
Kemudian berhenti, pada salah satu meja di kantin. Menjadikannya objek tatapan oleh penghuni meja tersebut.
Bambam mendelik, beberapa detik paru-parunya seperti berhenti bernafas. Mingyu bingung sedang apa wanita ini berdiri di depan meja mereka, Yugyeom menatap pada Mingyu melalui kedua matanya menunjukkan jika ini adalah sebuah pertanyaan. Sedangkan Jungkook biasa saja masih tetap menegak minuman dari botol yang mengeluarkan embun dingin.
"Jaket lo nih. Makasih. "
"Dan ini kue sebagai permintaan maaf gue buat temen lo." Rosie mendekatkan semua benda yang ia bawa pada Jungkook. Hanya di depan Jungkook. Sengaja. Bambam merasakan hawa menyeramkan saat Rosie menatap kepadanya.
Jungkook mengangguk. "Temen gue punya nama. Bambam." Ia juga mengeja nama 'Bambam' agar tidak terpeleset menjadi Bambang.
"Oke, whatever. Gue pergi."
"Sebentar." Jungkook membuat Rose kembali menoleh padanya. Menurut Rosie urusannya sudah selesai disini.
"Lo cantik apa adanya. Lo cantik dengan rambut hitam, gak perlu diwarna-warnain."
Bambam yang sedang meneguk minuman langsung tersedak, selamat...air itu tidak mengenai sisi kiri dan kanannya. Hingga Mingyu dan Yugyeom turun tangan membantu. Si pemilik kalimat pergi begitu saja setelah mengatakannya.
Rosie terpaku berdiri di tempat. Ia memegang rambutnya menyaksikan kembali warna rambutnya.
'Kok tau sebelumnya rambut gue warna item.'
Ia memutar tubuhnya, kembali meneruskan langkah dalam keadaan berfikir. Menghampiri tempat duduk teman-temannya.
Di meja yang berbeda sudah sejak tadi sepasang mata memperhatikan gerak gerik Rosie.
Hanbin menggerakkan tiga kali tangannya di depan wajah June. "Mata lo lepas tuh kalo gak kedip."
June menjauhkan tangan Hanbin. "Sejak kapan Rosie deket sama cowok berandalan kayak Jungkook."
KAMU SEDANG MEMBACA
Regnbue || Jeon - Rosé [END]
Fiksi Penggemar[ C O M P L E T E D] "Beauty is formed from the many wounds of the past. Life that isn't easy will still be someone who goes through a lot." Dalam satu malam, setelah cahaya putih membias tubuh Jungkook dan Rosie, ada bagian dari diri mereka yang bi...