CINTA SEJATI SELALU MENANG
---------
Berjalan cepat dari area parkir, selain karena kelebihan pada paras tampannya Jungkook selalu mendapat banyak perhatian mulai dari bahan utama pembicaraan, atau sekedar melirik padanya, jika ia melintas. Biasanya tidak pernah ambil pusing. Kali ini ia merasa risih, dan aneh dengan banyaknya pasang mata yang berbisik-bisik setelah memandanginya. Atau ketika berpapasan dengannya. Dari jarak tiga meter, empat orang pihak keamanan sedang dalam pembicaraan serius. Satu orang kebetulan memutar leher dan bertatap mata dengan Jungkook. Ia berbicara kepada sisanya. Mengambil inisiatif menemui lelaki itu.
"Jungkook."
Belum selesai berbicara, Jungkook juga menghentikan langkahnya."Bapak liat Rosie. Tau kan anaknya yang mana, yang suka kibar-kibarkan rambutnya kalo jalan, mukanya agak blasteran."
"Ini saya mau bilang. Tadi banyak yang jemput dia, badannya besar-besar. Mungkin ajudan atau pengawalnya. Tapi kurang tau mereka siapa." Jawabnya
"Siapa pak?" Tanya Jungkook semakin khawatir.
"Waduh kurang tau, tadi sama temennya. Cewek, yang orangnya agak bawel, saya lupa namanya." Petugas keamanan lain datang, tertarik untuk ikut memulai pembicaraan. Ia juga memberitahukan dimana keberadaan Sejeong yang tidak jauh dari sini. Ada Lisa, Joy, Mina yang kelihatannya sedang berusaha mengajak Sejeong agar mau mengatakan sesuatu. Tetapi yang diajak bicara, sibuk tertelungkup di atas meja. Sama sekali tidak tertarik mengatakan apa yang terjadi. Jungkook mengucapkan terima kasih. Kemudian pergi.
"Rosie mana." Sesampainya, ia berharap salah satu saja dari mereka bisa menjelaskan keberadaan sang kekasih.
Sejeong mengangkat wajahnya dengan kedua mata sembab. Air matanya semakin banyak mengucur deras setelah melihat salah seorang diantara mereka. "Kenapa lo biarin Roje ke kampus sih, gue tau dia sama lo. Kenapa dibiarin pergi. Harusnya lo tahan dia." Tangis Sejeong pecah. Jungkook mendapat serangan tatapan bertubi-tubi dari Mina, Lisa dan Joy. Atensi mereka sama. "Gue gak tau harus ngomong apalagi. Roje gue. Ya Tuhan." Lanjut Sejeong.
Joy ikut mengeluarkan air mata karena untuk pertama kalinya menyaksikan Sejeong histeris. Mina memeluk Lisa agar dia tidak ikut menangis.
Jungkook terpaku di tempatnya berdiri.
Ia bukannya tidak berusaha, mereka terlibat perdebatan juga karena keputusan Rosie.
Kesalahannya adalah mengatakan kalimat terakhir sebagai penutup pembicaraan.
"Kalo gak begini. Lo gak akan berhenti." Bambam tiba-tiba datang bersama Yugyeom dan Mingyu dari dalam lobi utama. Mingyu sudah berkali-kali mencegah Bambam mendekat kepada Jungkook. Hal yang sama juga dilakukan oleh Yugyeom, selalu mengulang untuk berhenti satu langkah di depan tubuh Bambam.
Kali ini semua sorot mata berganti subjek, keadaan semakin kacau. Semuanya termasuk Jungkook yang berada diambang frustasi. Ia berubah emosi dengan penuturan Bambam, karena suasana hatinya sudah semakin keruh. Wajahnya marah, tanpa sadar menarik kerah kemeja milik Bambam. "Gue gak ngerti sama lo. Dari awal lo gak pernah suka sama cewek gue. Dan gue gak pernah tanya KENAPAAA!!!" Bentak Jungkook nyaring.
"Ya elah, apaan sih lo bedua. Berantem kek bayi." Yugyeom menahan Jungkook, Mingyu menarik mundur tubuh Bambam.
"Pergi sana kalo mau ribut, jangan di depan sini." Gertak Sejeong yang bangkit dari duduknya, dengan suara rendah menghindari banyak orang yang mulai memperhatikan pada mereka semua.
"Lo banyak berubah broo—jadi bucin gak jelas. Gak dengerin gue sama yang lainnya ngomong, padahal gue lakuin juga demi kebaikan lo. KITA UDAH TEMENAN LAMA. TAPI LO BELAIN CEWEK ITU YANG BARU LO KENAL." Sungut Bambam tidak kalah kesal, tetapi ia bisa mengontrol emosi di wajahnya.
"Bacot banget lo sekarang ya!!!" Sahut Jungkook semakin emosi. Jika tidak dilerai keduanya siap melakukan baku hantam.
"Malah diterusinnnnn." Kata Mingyu dan Yugyeom serempak.
Jungkook menjauh karena Mingyu terus saja membawa tubuhnya ke arah lain. Masih dengan wajahnya yang mengeras. Tanpa mau menengok ke belakang, dimana posisi Bambam, dan masih tidak berhenti memanggil namanya.
Mingyu pergi mengikuti Jungkook, meminta Yugyeom tetap bersama Bambam. Atau membawa pergi Bambam dari sana. Agar semua bisa berfikir tenang.
"Jung, bentar gue mau ngomong." Mingyu memegang pundak Jungkook, agar berhenti dan bisa berbicara. Bagi Jungkook sendiri sekarang lebih baik tidak berbicara kepada siapapun.
Akhirnya Mingyu mengatakan, kalimat ini sukses membuat langkah seseorang terhenti, memudarkan sedikit emosi yang meluap-luap.
❇❇❇
Setengah wajahnya tidak nampak, karena kedua sisi rambut yang mulai mengering menjuntai menghiasi tepi wajah. Jimin kembali ke ruang keluarga tidak dengan tangan kosong. Sudah dua kali ia mondar mandiri membawa benda yang sama persis. Total sebanyak satu lusin gelas yang masih rapi dari dua kotak berbeda.
Suara hentakan dari benda itu bersatu dengan kaca meja. Jungkook bisa mengintip dari sela-sela jari tangan yang menutup wajahnya. Entah apa yang Jimin sedang kerjakan. Mendongak ke seberang—seseorang sudah melipat kedua tangan dengan sempurna setelah menyelesaikannya, tatapan tajam tidak menekan. Jungkook kembali menunduk melirik kotak-kotak besar di atas meja.
"Udah gue siapin. Kali lo perlu. Buat lo lempar-lempar. Gue punya banyak stok." Jelas Jimin.
Jungkook mengeluarkan seringainya, dia memutar-mutar satu gelas kaca. Jimin adalah seseorang yang tidak memiliki keterikatan darah dengannya, tetapi selalu menjadi kakak dalam kehidupannya. Sejak tiba dengan kondisi kacau disini, dengan pikiran berkecamuk, perasaan yang dia sendiri tidak mengerti. Tetapi Jimin tidak mengajukan pertanyaan satu pun, sejak mengenal Jimin, lelaki ini tidak pernah sekalipun mencampuri urusan pribadinya. Tetapi jika dirinya sedang mengalami suatu masalah, Jimin selalu menjadi orang pertama yang ada untuknya.
"Cuman lagi banyak pikiran aja gue bang."
Jimin tersenyum Jungkook mau mengatakan walaupun dengan kalimat 'kebohongan,' dia mengatur tempat duduk tak jauh dari posisi Jungkook berada.
"Kurang banyak gimana, masalah-masalah yang berhasil lo lewatin, tinggal ngulang aja HADAPIN." Kata Jimin.
Sebelum memilih untuk berbicara, ia membuka isi tas dan mengeluarkan sesuatu dari dalam sana. "Jangan tanya—gue gak bisa jawab apa-apa. Lo baca aja."
Jimin merapikan keadaan rambutnya, karena sangat mengganggu penglihatan.
Setelah selesai dengan kalimat-kalimat yang lumayan banyak tercetak rapi di setiap kertas, Jimin mencoba mencerna sendiri, dan menemukan apa yang sebenarnya terjadi. "Terus sekarang kesimpulannya, lo jadi benci dia? mau dia pergi dari kehidupan lo?"
Tidak, Jungkook menggeleng dengan rahang yang lebih tegas. "Dulu Jennie, sekarang dia. Gue gak ngerti kenapa gue selalu biarin orang yang gue sayang pergi."
"Ini nih, yang paling gue gak suka kalo lo mikir begini. Bukan siapa yang salah dan bener, karena dalam "satu tujuan" itu jalannya gak satu arah atau dua arah doang men. Banyak banget. Serius. Jennie pilih Vinan itu bukan kesalahan lo, bukan juga kesalahan Vinan. Hati bukan benda yang setiap saat akan selalu tetap dan sama, bahkan dalam beberapa detik pun bisa berubah. Jangan menghabiskan waktu untuk menyesali semua kejadian di masa lalu. Kalo pun dulu terjadi seperti yang lo harapin. Belum tentu hasilnya bakal bagus."
Jungkook menemukan keteduhan dari semua kalimat Jimin. Sekarang dia tau apa yang harus dilakukan. Walaupun dia tidak sepenuhnya yakin.
_____________________________
"Aku selalu takut dengan kegelapan langit dimana uap air berkumpul, sebentar lagi air hujan akan datang bersama-sama jatuh ke bumi, kilat-kilat warna keemasan dan putih milik alam begitu mengerikan di atas sana disela air yang bergerak deras. Tetapi itu tidak berlangsung lama, ketika kembali seperti semula. Aku melihatnya, dengan kecantikan dan keindahan. Seperti kebaikan yang selalu hadir, tidak perduli seberapa banyak kejahatan yang menimpanya. Ia. selalu memberikan warna-warna pada kegelapan.
Senang bertemu denganmu "Pelangi."
Jungkook Roland. S
KAMU SEDANG MEMBACA
Regnbue || Jeon - Rosé [END]
Fanfiction[ C O M P L E T E D] "Beauty is formed from the many wounds of the past. Life that isn't easy will still be someone who goes through a lot." Dalam satu malam, setelah cahaya putih membias tubuh Jungkook dan Rosie, ada bagian dari diri mereka yang bi...
![Regnbue || Jeon - Rosé [END]](https://img.wattpad.com/cover/157312815-64-k767412.jpg)