Teori dalam darahku hanya mengalir sebanyak dua puluh persen dan delapan puluh persen adalah kenyataan pahit, kehidupan yang sulit, dan berjuang untuk bertahan hidup.❄❄❄
Jeka POV.
Tempat itu sebagai perlintasan antar daerah yang satu dengan darah lainnya. Usia kami SAMA saat tragedi terjadi, seorang anak perempuan yang masih berusia belia berkeliaran malam hari di tempat entah berantah seorang diri, aku tidak mengerti apa yang ia lakukan disana. Pertanyaan ini terus saja mengusik, berkali-kali selalu mengkontaminasi isi pikiran.Hari ini terhitung sudah tiga hari sejak Rosie bersikeras pergi, nomor ponselnya tidak dapat dihubungi. Aku mengirimkan banyak pesan untuknya, tetapi satu pesan balasan, tak ada yang ku terima. Ya—sebelum mengenalnya, aku suka melakukan tindakan seperti hari ini. Menyakiti tubuhku. Menyiksa psikis ku sendiri. Setelah ia pergi, aku kembali melakukannya seperti orang bodoh. Tidak—aku seharusnya menepati janji pada Rosie agar tidak melukai diriku sendiri.
'Setidaknya pergi temui aku di dalam mimpi, dan ceritakan semuanya kenapa kau pergi. Ah, rasanya kepalaku akan pecah.'
Menahan setengah tubuh dengan bertumpu pada kedua siku tangan yang tegak di atas meja, Aku memejamkan mata, bisakah aku tenang. Lalu mengetahui keberadaannya. Bagaimana jika terjadi sesuatu yang berbahaya.
'Tuhan hanya Kau penghubung diantara kami berdua. Dimana pun keberadaannya. Jagalah dia selalu."
'Apa, aku harus membuat laporan orang hilang ke kepolisian ?
'Ah, tidak-tidak. Itu akan semakin berbahaya.'
'Keluarganya? benar, dimana keluarganya? aku tidak mengetahui apa-apa tentang kehidupan pribadi kekasihku. Keberadaan keluarganya, karena Rosie sendiri tak pernah menceritakan tentang mereka.'
Knock...knock...knock...
Ketukan dari luar pintu, dan suara pintu terbuka setelahnya. Langkah kaki seseorang juga terdengar. Sekarang suara kursi menandakan jika dia telah mengisi kursi kosong di depanku.
"Bos, barang udah datang. Tapi gak bisa keluar dari daerah pabean. Jumlah barang gak sesuai ama yang di modul."
'Ah, apalagi, kenapa semua hal tidak ada yang berjalan dengan baik.
Aku melepaskan kedua tangan yang menahan kepala, perlahan membuka kedua mata yang terasa berat.
"PPJK yang urus kan, kenapa bisa ada kesalahan."
Saat aku memperhatikan wajahnya, terjadi perbedaan setelah mengatakan dan menunggu jawabanku.
"Barang yang itu kan gak pake jasa mereka, bos."
Aku menekan pelipis, sekarang aku baru menyadari jika aku sendiri yang mengurus pemberkasan. Ya, terbukti semua manusia pasti pernah melakukan kesalahan. Termasuk yang ku lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regnbue || Jeon - Rosé [END]
Fanfiction[ C O M P L E T E D] "Beauty is formed from the many wounds of the past. Life that isn't easy will still be someone who goes through a lot." Dalam satu malam, setelah cahaya putih membias tubuh Jungkook dan Rosie, ada bagian dari diri mereka yang bi...