Every little thing you do

2.2K 357 25
                                        

Not all sparkling thing is a gorgeous "as a" diamond. Seeing at a glance it seems the same but it's different.
Come closer and you'll know.

Recognize them from yourself, not from someone else.

- Torelynda -

•••••

Jungkook melepaskan helm, meletakkan benda itu di badan motor. Setelah mematikan mesin motor, keduanya baru saja tiba di tempat Rosie bekerja. Rosie memberikan kembali helm yang dia kenakan pada Jungkook setelah turun dari motor, lalu berdiri di samping tubuh Jungkook.

"Kamu gak ada niatan buat lepas?," tanyanya setelah melihat salah satu anggota tubuh milik lelaki ini.

Kedua alis Jungkook bertautan, bingung mendengar pertanyaan Rosie. "Kamu suka yang begitu? Aku pikir gak suka. Kenapa gak minta waktu di rumah? atau nanti pas kita berdua di rumah."

"Disini kan bisa kalau mau dilepas. Piercing kamu kebanyakan nih, kayak orang dagang perhiasan." Rose memegang daun telinga Jungkook dan melihat dengan seksama semua piercing lelaki itu.

Jungkook menggigit sedikit bibirnya, mengusap rambut belakang kepalanya. Meringis.

"Kamu mikir apa....mikir jorok pasti ya kan. Nyebelin bangeeet. Astaga Jeooonnn." Rosie berdecak, meninggalkan tanpa kata, dengan cepat, Jungkook meraih lengan wanitanya. Rosie memberikan telapak tangannya beberapa inci di depan wajah lawan bicaranya. "Talk to my hand, males ngomong sama kamu."

Jungkook menurunkan telapak tangan tersebut, mencium punggung tangan Rosie.

"I love you."

"Pergi sana, bukannya kamu kerja." Rosie justru mengusir dengan gerakan tangan pada Jungkook. Sedikit tersenyum dengan perlakuan itu.

Keduanya tidak menyadari, jika ada orang lain yang sedang melihat semua kejadian, tidak jauh dari tempat Rosie dan Jungkook berada.

❄️❄️❄️

"Bisa jelaskan ini apa." sekumpulan foto yang sudah di cetak dengan ukuran 2R. Potret seseorang yang sama, di beberapa tempat berbeda. Berjejer sangat rapi di atas meja.

Wanita lawan bicaranya menegakkan tubuh setelah menyadarkan punggungnya di badan kursi kayu jati yang keras menyentuh kulitnya. Gerakan tangannya meraih dan mengamati satu persatu foto seseorang yang tidak asing baginya.

"Terserah kamu maunya apa sekarang."

"ROSIEEEE." Bentaknya.

Wanita ini memukul kedua telapak tangannya di atas meja. "Jangan pernah teriak di depanku, karena aku gak suka. Kedua, kita pacaran sudah tiga tahun. Tapi kamu sama sekali tidak pernah menghargai apa itu KO-MIT-MEN. Apa aku perlakuan kamu, seperti ini!!! Kirim orang-bayar orang buat awasin KAMU mata-matain KAMU disana! ENGGAK, karena aku percaya kamu. Kalau kamu mau putus. Oke. Kita putus mulai sekarang. Hubungan ini sudah bukan hubungan yang sehat. Bodohnya aku, sampai akhir masih berharap kamu gak kayak begini. Aku pikir kecurigaan ku salah tentang siapa dibalik semua penguntit itu. Ternyata, memang ulah kamu."

Rosie pergi menjauh dari sana, langkahnya semakin cepat. Tidak mudah melupakan hubungan yang sudah terjalin lama. Ada sedikit rasa sesak menjalar di dalam hatinya. Sekarang bagaimana perasaannya sendiri. Dia tidak mengerti. Seperti mati rasa. Apakah karena mulai menyukai Jungkook, dia tidak tahu. Semuanya seperti kosong dan gelap.

❄️❄️❄️

Ponsel sengaja dinonaktifkan sejak semalam. Merenungi semuanya yang terjadi belakangan ini. Selepas bertemu dengan Jaehyun, lelaki itu datang lebih cepat dari jadwal sebenarnya. Kemungkinan karena banyaknya laporan yang masuk tentang kesehariannya di tambah intensitas pertemuannya dengan Jungkook.

Tidak keluar dari kamar sejak kemarin malam hingga hari ini menjadi pilihannya. Jarum jam sudah menunjukkan jika panas sinar matahari sedang bertahta di atas langit dengan gagah berani. Mengunci pintu kamar juga Rosie lakukan, agar tidak ada siapapun yang mengganggunya. Saat berada di dalam kamar mandi, Sejeong sudah mengetuk berulang kali menanyakan perihal dirinya. Tetapi Rosie hanya mengeluarkan suara dari balik pintu, masij enggan keluar dari tempat ini.

Indera pendengarannya menangkap suara berbeda dari biasanya. Tidak mungkin milik Sejeong. Lebih berat dan bukan suara seorang wanita. Dia mendongak mendengarkan dengan hati-hati pada suara itu.

Seseorang bernyanyi diiringi dengan petikan senar gitar.

"Bentar, ini suaranya mirip—"

Rosie meninggalkan tempat tidurnya yang nyaman, membuka kunci pintu kamar. Berjalan menyusuri, hingga suara itu terdengar semakin jelas.

"Kamu, ngapain disini."

"Hai."

Wanita itu mendekat, ikut duduk di sofa berdampingan dengan lelaki yang dia ajak bicara.

"Nomor kamu gak bisa dihubungi dari kemarin, kata Sejeong kamu gak keluar kamar setelah kamu masuk kamar. Ada masalah." Tangannya bergerak meletakkan gitar di tempat yang aman.

Rosie menghela nafas, setelah tujuh detik mulutnya bungkam menatap wajah Jungkook intens.

"Aku mau memastikan sesuatu, jangan kaget. Jangan mikir yang aneh-aneh."

Rosie tiba-tiba berpindah posisi, dia duduk di atas pangkuan Jungkook. Mengalungkan kedua tangannya ke belakang leher lelaki itu. Mendekatkan wajahnya ke wajah Jungkook, menggeser sedikit kepalanya ke kanan. Memejamkan kedua kelopak matanya. Mencium pelan dan lembut bibir Jungkook. Lelaki ini terlonjak karena ulah Rosie, wanita yang selalu dengan caranya sendiri dalam melakukan segala hal.

Mengikuti dadu yang di lemparkan padanya. Dia membalas ciuman Rosie dengan mengisap bibir bawah wanita ini lembut. Melumat lembut, hampir seperti tidak ada rasanya. Jungkook mengisap lidah Rosie saat wanita itu menyetujuinya. Menggigit lembut bibir atas Rosie agar tidak terluka. Ciuman yang semakin dalam. Jari jemari Rosie bergerak menyusuri surai rambut Jungkook. Begitu pula dengan lawannya, tangannya bergerak perlahan masuk ke dalam pakaian tidur yang Rosie kenakan. Aktifitas ciuman mereka semakin memanas. Menjalar di beberapa bagian tubuh lainnya seperti tengkuk dan telinga.

Jungkook, mengembalikan kesadarannya, menahan diri. Mengusap pelan pipi Rosie, menjauhkan bibirnya dari bibir wanita itu. Mengecup singkat hidung Rosie."Sayang, semua cowok kalau kayak begini. Udah gak bisa berfikir jernih, aku pun sama, aku cowok normal. Kalau aku terusin aku bisa rusak kamu. Kamu suruh jangan mikir aneh-aneh dalam kondisi tadi. Ya, gak bisa. Aku sayang kamu, aku gak mau hancurkan apa yang penting buat kamu." Lirih dan lembut suara lelaki ini masuk dalam indera dengar Rosie.

"Love you too,"


Rose mengatakan seraya menurunkan kedua tangannya berhenti di lengan Jungkook. Tatapannya lembut, dengan senyum simpul dari kedua sudut bibir.

Regnbue || Jeon - Rosé [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang