P. S : I dedicate this part of the story to everyone. Everything can happen to us, because of God intervention
❇❇❇
Pelajaran terbesar yang menjadi bagian dalam hidupnya. Tuhan benar-benar menguji kekuatan dan ketegaran dalam satu peristiwa berat—dan sejak saat itu, berhasil mengubah perspektif pada semua hal yang terjadi dalam perjalanan hidupnya.
"Tebakan saya benar, ibu ada disini."
Boa membungkuk. Meletakkan satu buket bunga lilium putih dengan pita hijau di atas aspal.
"Mas Jeka masih belum mau kesini bu?"
Senyumnya menunjukkan jika dia tidak bisa berbuat apa-apa.
"Ya...seperti tiap tahun pak."
Laki-laki bertubuh besar, dengan bagian wajah besar, rambutnya lebih banyak diisi dengan uban dan kumisnya berwarna senada. Tetapi penampilannya selalu modis. "Saya tadinya berharap ada perubahan untuk tahun ini dan seterusnya."
Sebagian besar cahaya dalam ruang terbuka suram itu membuat memori tidak mengenakkan berputar kembali. Tangannya menjulur menyerahkan dua berkas yang berwarna kontras dalam satu tempat. Salah satu kertas sudah berubah menjadi kekuning-kuningan, dan satunya lagi masih baru.
"Silahkan ibu lihat."
Dahi Boa berubah menjadi berlipat-lipat. Tidak menggunakan amplop tertutup atau sejenisnya. Melainkan dengan tampilan map bening memunculkan sedikit tulisan juga gambar. Jari jemarinya bergerak membolak-balik kertas. Memastikan dengan seksama agar tidak melewatkan satupun dari isi yang dianggap penting. Ia tercengang. Seperti kehabisan nafas setelah selesai melihat dan membaca apa yang tertera. Lalu menunggu dan menunggu, kemudian mengatakan sesuatu pada lawan bicara yang diam tanpa suara.
"Ini yang terbaru ya. Bapak yakin?"
"Seratus persen yakin bu. Dengan kata lain Pak Sismoeyo beserta istri tidak mengalami kecelakaan tunggal, tetapi ada orang lain yang juga ada di saat kejadian berlangsung. Saya sertakan identitasnya."
Boa melayangkan pandangan jauh ke depan. Dia memikirkan banyak kemungkinan yang akan terjadi.
"Saya sebetulnya, lebih meyakini jika ini memang takdir dari Tuhan, ketimbang membenci dia sebagai penyebab utama adik saya dan istrinya mengalami kecelakaan." Boa memberikan jeda pada kalimat yang dia ucapkan, "Saya minta tolong cukup kita berdua yang tau tentang hal ini. Vinan, Jeka. Siapapun di keluarga saya jangan sampai ada yang tau. Terlebih untuk Jeka."
Perubahan kecil yang terlihat nyata mempengaruhi tubuh Boa, tangannya bergetar sendiri seperti sedang mengalami tremor.
"Baik bu, semua keputusan kembali ke pihak keluarga. Permintaan ibu barusan, bisa dikatakan jika pihak keluarga sudah menyetujui untuk menutup kasus ini seperti hasil keputusan awal. Dan tidak akan membuka kasusnya kembali."
"Kasus siapa yang ditutup pak?" Terdengar dentuman pintu mobil yang ditutup. Seseorang dengan raut wajah mengeras keluar dari mobil. Hari ini keadaan hatinya sedang dalam kondisi sangat buruk. Ia merasakan dua orang lawan bicaranya begitu terperanjat mengetahui jika dirinya hadir disini. Gerakan tangan Boa pun aneh. Seperti menyembunyikan barang di balik punggungnya.
Jeka menjabat tangan dengan lelaki yang sudah terlebih dahulu berbicara dengan Boa. Tatapannya tidak lepas seperti mengintimidasi kepada dua orang dewasa yang ada bersamanya.
"Kamu kesini dek, akhirnya...Rosie mana?" Boa berusaha menyamarkan rasa khawatir.
"Kayaknya Jeka juga harus tanya ke tante." Dia merujuk dengan gerakan wajah untuk benda yang ada di belakang tubuh Boa.
Tantenya tersenyum kecut, dia memunculkan dengan rasa tidak yakin.
"Oh ini, berkas lama. Tante lupa buang."
Boa sedang tidak jujur dan Jungkook bisa merasakan itu. "Jeka selalu kesini beberapa hari setelah tanggal kejadian," langkah kakinya terukur rapi. Dia menunjukkan telapak tangan kosong, "Jeka tau ada hal yang tante tutupi." Boa menyerahkan dengan berat hati, genggaman tangannya menjulur pasrah. Jungkook membuka sekilas, wajahnya, pikirannya, hatinya sudah semakin berantakan dalam satu waktu harus kembali mengulang kejadian dimana kehidupan seperti membencinya. Menurunkan pandangan dan meremas map hingga meninggalkan bekas.
"Kamu jangan salah paham dan marah. Ini belum tentu benar."
Jeka tersenyum miris, otaknya sesak, seperti kehilangan sebagian oksigen. Lebih baik untuk tidak berbicara saat ini. Tangannya tiba-tiba berada di udara beserta map. Pergi berjalan mundur masuk ke dalam mobil,
Pencegahan yang Boa lakukan tidak ada gunanya, karena Jeka tetap pergi.
❇❇❇
Langkah kakinya tidak terputus, nafasnya tersengal pendek. Sejeong mengatakan jika tidak berada di rumah ketika dirinya menghubungi. Keberadaan wanita itu sedang di fakultas karena ada kegiatan ukm.
Kondisinya yang tergesa-gesa membuat banyak pasang mata heran. Beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang bertebaran melintas atau sekedar duduk mengobrol di sekitar lorong lobi menjadi korban pertanyaannya. Begitu tenang dan lega ketika menemukan salah satu sahabat dan sekaligus teman serumah sedang berada dengan pengurus ukm lainnya di gazebo.
Sejeong ikut mengubah atensinya pada seorang wanita yang berkelakuan setengah gila berlari ke arahnya.
"Gue jelasin nanti, kita gak punya banyak waktu untuk ngobrol."
Rosie menarik dengan kekuatan yang masih tersisa. Teman-teman satu ukm Sejeong yang sedang rapat. Terkejut, mereka berdiri dari posisi sebelumnya.
Semakin banyak langkah yang dibuat, Sejeong memutuskan menolak ikut setelah mereka berada di lobby utama.
"Gue panitia acara. Tadi lo liat itu lagi meeting persiapan. Khusus tim gue. Sekarang posisinya gue gak bisa seenak jidat pergi dari rapat Je."
Sejeong menggeleng heran, dia bersiap kembali ke tempat sebelumnya. Rosie berusaha menarik atensi, memegang lengan Sejeong, ingin menjelaskan—tetapi mereka berdua juga penghuni kampus lainnya mendapat pemandangan tidak biasa. Tiga mobil jenis jeep hitam masuk ke area parkir secara beruntun.
Satu persatu orang keluar dari mobil, dua orang wanita bertubuh tinggi dengan model rambut bob pirang berpakaian formal bernuansa gelap seperti malam hari, lima orang sisanya adalah laki-laki. Dilengkapi kacamata anti radiasi berwarna hitam, ada alat komunikasi di setiap telinga mereka. Semua adalah warga negara asing. Kesalahan fatal yang terjadi, sosok Rosie terlihat oleh mereka semua. Terlambat baginya untuk pergi menghilang sekarang.
Note :
Atas peristiwa yang terjadi di masa lalu. Ketika kedua orang tua Jeka mengambil keputusan menyelamatkan nyawa seseorang dengan mengorbankan kehidupan mereka (terjadinya kecelakaan). Memiliki korelasi dengan kehidupan (Rosie, Jeka) saat ini. Pada awal cerita saya menuliskan munculnya cahaya putih itu adalah korelasinya [hukum timbal balik]. Sehingga membuat sikap dominan yang ada pada mereka sebelumnya berubah dimasa sekarang.
Jika sebelumnya seorang Jungkook suka bersikap kasar, temperamental, dingin, dan pendiam. Dia menjadi sosok wise man (karena kebaikan kedua orang tuanya saat tragedi). Sedangkan Rosie sejak kecil dia meyakini jika wanita memiliki sisi kelemahan yang lebih banyak dibandingkan dengan sosok wanita pemberani. Sekarang dirinya menjadi sosok wanita kuat, tegar, hebat, mampu membuat banyak keputusan berat dan bisa melindungi dirinya sendiri.
Jungkook ataupun Rosie sudah terikat sejak lama, tetapi keduanya tidak saling mengetahui.
![](https://img.wattpad.com/cover/157312815-288-k767412.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Regnbue || Jeon - Rosé [END]
Фанфик[ C O M P L E T E D] "Beauty is formed from the many wounds of the past. Life that isn't easy will still be someone who goes through a lot." Dalam satu malam, setelah cahaya putih membias tubuh Jungkook dan Rosie, ada bagian dari diri mereka yang bi...