kini mereka berdua duduk di salah satu kursi yang ada di taman itu namun otak dan mata Iwan tak berhenti untuk berfikir agar membuat Lia senang.
"Ya"
"Hemm"
"Mau kesana" tunjuknya pada setumpuk sepeda yang di sewakan.
"Ngapai? Naik sepeda?"
"Iya"
"Tap,,,," belum selesai Lia berbicara Iwan sontak menariknya kesana.
"Pak saya nyewa sepeda yg ini ya" kata Iwan
"Ya silahkan nak" sahut kakek tua itu.
"Wannnn" kata Lia kesal
"Ada apa sayang"
"Kok cuma satu" tanyanya
"Belajar berbagi"
"Hah"
"Satu untuk berdua itu lebih swit tau" katanya sambil menarik tangan istrinya itu.
"Ngapain"
"Naik"
"hah"
"Ayo"
"Kemana"
"Ikut aja"
Kini Lia naik di belakang Iwan awalnya kecepatan sepeda masih normal namun saat iwan mengatakan
"ya, tatap ke atas dan lihat saat ini kita mengejar mata hari"
katanya sambil melajukan sepedanya yang sontak membuat Lia kaget dan memeluk Iwan dari belakang, semakin Lia takut maka semakin laju Iwan mengayuh sepedanya. Ia tak perduli mau istrinya marah atau senang yang penting dia bahagia."Pelaninnnnnn" kata Lia
"Nggak"
"Jangan nakal"
"Nggak nakal"
"Entar jatuh gimana" kata Lia
"Yaudah pegangan" sahut Iwan dengan senyum jahatnya
"MODUS"
"Nggak"
"Iyaaaa"
"Nggak salah lagi" kata aiwan yang mampu membuat Lia kesal dan mencubit pinggang suaminya itu sontak Iwan berteriak merasakan sakitnya cubitan kekesalan itu namun itulah yang membuat tawa lepas seorang Lia stefia keluar dan kebahagiaan mulai terlihat sejak kejadian sepeda ini.
Canda tawa terukir di bibir mereka berdua sampai tak terasa jika mereka sudah hampir 10kali mengelilingi taman itu.
"Wan" kata Lia
"Apa? Mau di cepetin lagi?"
"Enggak ah, enak di kamu di peluk terus"
"Terus"
"udahan yu, aku cape" kata Lia yang sontak membuat Iwan menghentikan kakinya untuk mengayuh sepedanya.
Kini mereka berdua pergi ke tempat kakek tua tadi untuk mengembalikan sepedanya dan membayar sewa sepeda tersebut, namun setelah itu Lia membawa suaminya untuk pergi makan karna sedari tadi ia tak makan sama sekali.
Di sepanjang jalan Iwan menawarkan banyak pilihan restoran dari yang biasa saja sampai yang berkelas namun Lia selalu mengatakan tidak hingga pada akhirnya ia meminta Iwan berhenti di pinggir jalan dan terlihat seorang nenek tua rentan yang tengah menjajakan jualannya di situlah ia memilih berhenti, Iwan hanya menuruti dan melihat ke inginan istrinya itu.
"Assalamu'alaikum nek"
" Wa'alaikumussalam nak"
"Nek saya beli 50 bungkus buburnya ya nek" kata Lia
KAMU SEDANG MEMBACA
JAGA AKU DAN HATIKU
De TodoDi pagi yang begitu panas, seakan langit tengah berbahagia bersama matahari yang bersinar begitu cerah di pagi ini. Namun bukan hal nya dengan wanita yang tengah duduk di bangku sekolah menengah Atas yang satu ini, dia merasa sekakan hidupnya di pen...