38. Semoga senyum ini abadi

634 33 1
                                    

Siang yang begitu terik, dan malam yang begitu dingin. Terdengar suara lantunan kitab suci Al Qur'an yang di baca dengan begitu indah. Tak sangka dengan lantunan ayat ayat Al Qur'an yang di bacakan oleh Iwan mampu membuat hati siapa saja yang mendengar akan merasakan ketenangan hati.

Baru 25 menit Iwan membaca kitab suci Al Qur'an terdengar dering telpon dari hpnya.

"Shadaqallahul-'adzim" Lirihnya sambil menutup kitab suci Al Qur'an tersebut, kini tangannya meraih Hp yg sedari tadi berdering.

Terlihat jelas nama orang yang menelponnya di malam malam seperti ini.

"Assalamu'alaikum" Ucap Iwan

" ********** "

"InsyaAllah, akan ku usahakan" Katanya yang sedari tadi di perhatikan oleh Lia Stefia

" ********* "

"iya, Wa'alaikumusalam" Ucapnya sambil mematikan telpon dan menaruhnya di tempat semula.

"Sayang" Pangil Lia dengan nada yang begitu lembut

"Iya, ada apa Humairahku" Jawabnya yang kini mentap istrinya itu dengan senyum

"Siapa yang nelpon" Tanyanya dengan wajah yang begitu penasaran

"Oh tadi Yudha yang nelpon" Jawabnya dengan sedikit ketus ketika mengucapkan nama Yudha, hehehehe masih ada cemburu kali ya, makanya kaya gitu.

"Oh, Emang ada urusan apa?" Tanyanya lagi

"Katanya dua hari lagi dia mau balik ke Jepang, Jadi dia besok ngundang kita buat makan bareng" Jelasnya

"Terus, besok kita kesana" Tanyanya lagi yang di balas senyum oleh Iwan

"InsyaAllah ya sayang ya, kalo aku masih ada umur" Ujarnya yang membuat Lia langsung menutup mulut suaminya itu

"Ngomong apa sih, jangan ngaco, kalo misalkan ada malaikat lewat terus ngaminin gimana" Ujar Lia yang kini membulatkan matanya

"Heheheh iya sayang iya, maaf cuma becanda doang" Ujar Iwan yang kini memeluk istrinya itu

"Becanda nggak kayak gitu juga kali" Ucapnya yang kini mulai terlihat marah

"Adududuh, Bidadari ku ngambek lagi, Ya allah Tolong bantu aku meluluhkan hati bidadari yang kini ada di hadapanku Ya Allah. Dia terlalu manis untuk memonyongkan bibirnya seperti bebek" Ucap Iwan yang kini mendapat cubitan dari Lia

"Apaan sih sayang seneng banget nyubit nyubit aku" Ujar Iwan yang hanya di balas dengan wajah kecut

"Kalo nggak senyum aku cium nih" Ujar Iwan yang kini wajahnya mulai mendekat

"Apaan sih modus banget" Ujar lia yang kini mendorong suaminya itu ke atas kasur

"Heee kok main kekerasan" Ujar Iwan yang kini bangkit dari rebahnya.

"Mas sini deh nunduk dong" Pinta Lia kepada suaminya itu.

Pluk, satu ciuman tepat mendarat di bibir suaminya itu, yang sontak membuat Iwan diam membeku dan Lia yang ketawa dengan puasnya.

"Hahahaha, jadi batu mas" tanyanya pada suaminya itu

"Kamu yaaaa, nyolonh star duluan" Ujar Iwan yang kini mulai menarik tubuh istrinya itu

"Astaga mas, sakit" Ujar Lia yang spontan membuat Iwan melepaskan gengaman tangannya "Tapi boong" lanjutnya sambil pergi menjauh dari suaminya itu

"Lia Stefiaaaaa" Pangil Iwan dengan nada gemas

"Iya Iwan Dinarwannnnnn" Sahutnya yang kini pergi keluar, dan di kejar oleh suaminya itu. Layakanya seorang anak kecil yang tengah bermain seperti itulah gambaran mereka sekarang.

JAGA AKU DAN HATIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang