Tiga bulan telah berlalu kini kehidupan rumah tangga lia stefia terasa semakin hangat, apalagi setelah kehadiran bayi dalam kandunganya. Hari hari Lia di penuhi dengan kebahagian, hingga tak terasa kini kandunganya sudah mengijak usia 3 bulan. Bahagia rasanya, ketika allah memberikanmu kepercayaan yang begitu besar, Rasanya tak cukup dengan hanya mengucap syukur. rasanya tak cukup walau bibir ini tak henti mengucap sukur pada sang pencipta. Ketika Allah memberikanmu kebahagiaan di setiap harinya, ketika Allah memberikanmu nikmat di setiap harinya, apakah masih bisa kau tinggalkan ia. Ia tidak membutuhkan mu namun dirimu akan selalu membutuhkannya, itu lah yang selalu di ingat lia stefia. Ketika dulu seorang gurunya di sekolah pernah bilang, Bahwa Allah tidak memerlukan kita namun kita yang memerlukan Allah, maka masih pantaskah jika kita melupakannya lalu meninggalkannya sedang ia selalu memberikan begitu banyak untuk kita.
Kini terdengar suara bel yang memecah keheningan di rumah ini, di bukanya pintu dan tak di sangka. Kini seorang pria berdiri dengan bau yang begitu wangi, wajah yang begitu berseri dan senyum yang begitu indah, siapa lagi jika bukan Iwan Dinarwan. Sosok lelaki yang begitu indah, yang tuhan berikan dan titipkan padaku. Bahagiaku itu sebenarnya sangat sederhana, cukup dengan melihat senyum suamiku saja rasa lelah ku bisa hilang. Ketika Tuhan memberikannya untukku, perlahan namun pasti aku sadar, jika dia adalah anugrah terindah dalam hidupku, kesabarannya, kelembutanya, kebaikannya, bahkan semua sisi dari dirinya bagiku semuanya indah. Senang rasanya meski aku hanya menatap kedua bola matanya, kenapa? Karna di situlah dapat ku lihat ketulusan seseorang. Jika orang lain bisa memperlakukanku layaknya sampah, namun ia memperlakukanku layaknya berlian, masih teringat di kepalaku di saat seluruh isi kantor menghina dan mencaciku layaknya aku sampah lalu ia datang dan membelaku bagaikan diriku sebuah berlian yang sangat berhaga. Memang benar dulu aku tidak mencintainya, aku memilihnya hanya dengan keyakinan allah sudah mengirimnya untukku dan aku yakin dia adalah yang terbaik, dan kini aku menyadari jika dia adalah titipan tuhan yang begitu baik untukku. Awalnya aku mengira bahwa ia sosok lelaki dingin, cuek, dan tidak perduli, tapi nyatanya semua itu berbanding terbalik saat aku mulai masuk dalam kehidupannya, ia adalah sosok lelaki idaman, ia mampu menjadi sosok figur ayah untuk Haikal, meski ia masih muda, ia mampu menjadi sosok yang begitu lembut dan penuh dengan kasih sayang, meski di depan karwayan dia terlihat cuek dan dingin. Itulah Iwan Dinarwan sosok lelaki yang tak bisa untukku jelaskan secara ditail, sungguh aku sangat beruntung memiliki suami sepertinya.
Hari ini ia pulang cepat, namun seperti ada yang aneh, saat ia datang kenapa ia tidak memberikan tangannya, namun aku tidak ambil pusing akan hal itu. Saat ku menyuruhnya untuk masuk, ternyata tangan kanannya mengeluarkan sesuatu yang mampu membuatku tersenyum, sebuah boneka beruang pink yang menambah kebahagiaan ku di hari ini, dan tidak hanya itu saja yang ku dapat. saat ia duduk untuk mengistirahatkan tubuhnya saat itu ku antarkan secangkir teh hangat untuknya dan tak ku sangka kini hadiah kecil sudah menunggu di atas meja. dia hanya menatapku lalu mengalihkan tatapnnya ke arah kotak merah kecil yang ada di meja itu, namun aku hanya duduk. Bahkan aku tidak melakukan apa apa, sampai ia mengatakan, "Sayang ku bawakan ini unttukmu semoga kamu suka" Dan apa kalian tau jawabanku " Mas, apapun yang kamu berikan ke aku tanpa harus ku buka dan tanpa harus ku liat dulu aku sudah bahagia, dan aku pasti suka semua yang kamu berikan untukku" Bukan karna Lia suka dengan hadiah melaikan ia selalu menghargai apapun yang di berikan suaminkunya itu, seperti suaminya yang selalu menghargai dirinya.
Pada saat iwan mulai mengambil kotak merah itu dari tangan ku di bukanya dan di perlihatkan sebuah cincin berlian yang begitu indah dengan sinarnya, dan lagi lagi ia bertanya "Apa kamu suka" sambil memasangkan cincin itu kejari ku, dan lagi lagi jawabannya sama "Semua yang kamu kasih ke aku, aku suka mas" kemudian iwan menambahkan kebahagiaan ku dengan tutur katanya yang mengatakan "Berlian ini tidak sebanding dengan yang memakainya, dia berlian yang sangat berharga bagi para pencitanya, namun yang memakainya adalah orang yang sangat berharga bagi aku yang memilikinya" aku hanya mampu tersenyum dan memeluknya dengan erat, rasanya aku ingin melayang di udara.
Itulah pengalan tulisan Lia Stefia di buku hariannya, Namun belum selesai ia menyelesaikan tulisannya kini suaminya masuk ke dalam kamar dan kembali menyibukan dirinya dengan laptop di tanganya, padahal tadi ia berada di ruang kerjanya. Tapi kini malah kembali ke kamar dan membawa laptop kesayanganya itu. Hingga Lia mengehentikan tulisan ku hanya untuk mendatanginya.

KAMU SEDANG MEMBACA
JAGA AKU DAN HATIKU
CasualeDi pagi yang begitu panas, seakan langit tengah berbahagia bersama matahari yang bersinar begitu cerah di pagi ini. Namun bukan hal nya dengan wanita yang tengah duduk di bangku sekolah menengah Atas yang satu ini, dia merasa sekakan hidupnya di pen...