18. malam ini

799 43 1
                                    

malam telah tiba, tak tik tuk suara detik jam terdengar di ruang tengah keluarga, Lia yang kini menunggu akan kehadiran Iwan dan kedua orang tuanya yang sedari tadi bingung dengan tingkah anak nya yang satu ini, kenapa tidak. Dari tadi dia hanya terlihat seperti orang bodoh yang tak tau harus melakukan apa dan untuk apa, beberapa pertanyaan juga sudah di lontarkan kedua orang tuanya seperti, 'siapa yang kau tunggu','ada apa dengan dirimu', apa yang kaukan'. namun nihil semua pertanyaan itu tak satupun yang Lia jawab,ia hanya menatap jam dinding dan hatinya yang kini tengah bingung dengan maksud yang Iwan katakan tadi di kantor, hampir 30 menit ia mondar mandir di ruang tamu dan kedua orang tuanya yang memandaginya dari jauh, dan kini terdengar satu suara dari balik pintu.


"assalamu'alikum"


"wa'alaikumussalam" jawab Lia yang bergegas membuka pintu dan mempersilahkan tamu itu untuk masuk

"Assalamu'alikumu bu" kata Iwan yang kini menyalami kedua orang tua Lia

"Wa'alaikumussalam wan, silahkan duduk" katanya.

"Baik bu saya ingin langsung menyampaikan saja, maksud dan tujuaan saya kemari saya ingin mengkhitbah Lia untuk menjadi istri untuk anak saya iwan dinarwan, saya selaku ayah iwan yang melihat perubahan dari anak saya, saya mengetahui kalau dia menyukai anak bapa saya tak ingin jika anak saya melakukan dosa nantinya dengan itu saya kemari bersama anak saya berniat untuk melamar anak bapa untuk anak saya." singkatnya penjelasan yang di berikan pak dinarwan untuk ayah Lia yang kini mampu membuat Lia terperongo dengan kata kata itu.

"Semua keputusan ada di tangan putri saya Lia stefia, jika dia juga setuju dengan ini maka saya ikhlas memberikannya namun jika tidak maafkan saya, biarlah putri saya yang akan menjawab" kata pak sulaiman

"Bagimana nak, apakah kamu menerima lamaran ini"

"Maaf pak, bisakah saya meminta waktu untuk sholat istiqaroh dahulu." alasan yang sangat tepat bagi Lia

" Silahkan, bapak tak ingin memaksa mu untuk menjawab sekarang setidaknya niat baik kami sudah tersampaikan nak." kata pak Dinarwan

     kini iwan mulai mengangkat suaranya
"mah pah, om tante bisa saya meminta ijin untuk berbicara sebentar bersama Lia"katanya

"Silahkan nak"

"Ya bisa keluar sebentar"

"Iya"

         kini mereka berdua pergi meninggalkan tempat itu kini mereka pergi keluar rumah untuk berbicara

"Ya, aku tak akan memaksamu, jika kau nantinya menolak tetaplah jadi seperti biasa di kantor tak perlu kau sungkan atau apapun pada ku, aku akan menerima semua keputusanmu dengan lapang dada ya" katanya sambil meyakinkan Lia.

"Makasih pa, tapi biarkan waktu yang menjawab satu minggu lagi silahkan bapa datang kerumah saya dan bapa akan mendengar jawaban dari pertanyaan bapak beserta keluarga tadi"

"Terimakasih atas sambutan mu ya, sebentar lagi aku izin untuk pulag"

"Maaf jika ada kata kata ku yang salah"

"Kau tak melakukan kesalan" jawab Iwan yang kini pergi meninggalkan lia.

       Ini memang sudah kebiasaan Iwan yang kalo dia merasa sudah cukup ya sudah dia akan pergi dan meninggalkan tempat begitu saja, meski pembicaraan itu belum selesai, itu hal yang kini Lia fikirkan jika l
ia harus menikah dengannya makan ia harus terbiasa dengan kebiasaanya.

JAGA AKU DAN HATIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang