11. kesedihan yang tak ku mengerti

824 52 0
                                    

        Satu tahun telah berlalu dan hingga saat ini aku tidak pernah mendengar nama yudha lagi jangankan namanya bahkan orang tuanya pun tidak, hati ini terasa benar benar hancur, sekeras apapun aku berusaha tetap semuanya nihil, aku tidak menemukan sosok lelaki yang mampu membuat ku tertawa tanpa henti, seseorang yang mampu memancing emosiku dan ia pula yang tau bagaimana meredakan emosiku dalam sejekab.

Yudha abrham salih, di mana dirimu sekarang, saat ini aku merindukanmu.Aku tak penah bisa berhenti menyebut nama mu di setiap sujud terkhirku, satu tahun sudah dirimu pergi, namun hingga saat ini aku masih belum bisa menerima kepergian mu, Yudha kini aku sudah kelas 12 dan sebetar lagi aku lulus namun kau tak bisa menyaksikan kebahagian ku, Yudha aku rindu dengan suara azanmu yang dulu pernah mengentarkan hatiku, ku rindu lantunan ayat suci yang kau baca dari mulut mu, ku rindu canda tawa yang sering kau berikan untukku, ku rindu akan hari hari di mana aku bersama mu. yudha kau begitu jahat, kau datang lalu mengoreskan tintah kebahagian di hatiku, lalu kau pergi untuk kedua kalinya di hidupku, Yud cukup satu kali ku merasa sedih akan kepergian mu dan sekarang kau melakukan hal yang sama, Yudha abraham salih, kini di mana dirimu sekarang, aku benar benar merindukan mu, di mana sosok pembela ku di saat harga diriku ingin di jatuhkan rania, sekarang di mana dirimu yang mampu membuatku kesal dengan tekateki mu itu, di mana suara motormu yang selalu terdengar di depan rumah ku, di mana notif pembicraan unfaedah dari mu untukku, yudha aku merindukan mu. AKU BENAR BENAR MERINDUKAN MU.

Itulah tulisan tangan lia yang kini curahkan pada buku hariannya, saat ia menulis kalimat itu jangan di tanya betapa hancurnya hatinya, karna air matanya mampu menjawab luka yang kini ia rasakan, sedari tadi air mata itu tak pernah berhenti terjatuh dari pelupuk matanya yang indah itu, buku yang saat ini jadi tempat nya mencurahkan hati itu juga basah sebasah basahnya, jika bisa di kumpulkan di dalam satu gelas mungkin di setiap malam akan ada air mata sebanyak itu coba fikirkan saja jika air mata itu di kumpulkan selama satu tahun, betapa sedih nya ia yang merasakan kehilangan seseorang yang begitu berarti baginya.

"Assalamu'alaikum sayang"

"wa'alaikumussalam"

"mamah boleh masuk"

"tunggu mah lagi di kamar mandi" ini hanya kebohongan lia, ya dia tak ingin siapa pun tahu kalau sampai saat ini ia tak bisa menerima kepergian yudha begitu saja.

saat ini lia tengah menghapus air matanya dan mencoba mencari akal agar air matanya itu tak terlihat oleh mama nya karna ia tak ingin ibunya itu khawatir akan dirinya.

tak selang beberapa waktu lia membuka pintu kamarnya, dan tak di sangka saat ini ibunya memberikan senyum hangat untuk anaknya ini.

"lia"

"iya mah"

"mamah mau nanya sama kamu"

"ada apa ya mah"

"jadi gini, pas perpisahan sekolah nanti, kamu mau model baju yang kaya gimana, mama udah ada contohnya kok di bawah"

"masalah itu lia serahin sama mamah aja, yang menurut mamah bagus yaudah pesan yang itu aja"

"lah kan kamu yang makai masa mama yang di suruh milih"

"iya memang lia yang makai tapikan orang yang nilai itu cocok apa nggak sama lia"

"nak, sejak kapan kamu memikirkan penilaian orang lain terhadapmu, jadilah seperti dirumu sendiri nak, tak perlu kau perdulikan penilaian orang terhadapmu, yang penting kamu nyaman."

"iya mah iya, tapi nanti aja yah lia liatnya pas kita selesai makan malam aja"

"oh yaudah mama mau keluar yah"

JAGA AKU DAN HATIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang