Malam yang begitu membahagiakan dengan canda tawa kini sudah berubah menjadi pagi yang hadir dengan sinarnya yang memberikan seribu harapan. Hari ini lia dan iwan memutuskan untuk tidak pergi ke kantor.
"Mas kamu mau sarapan apa?" Tanya Lia yang kini beridiri tepat di sebelah suaminya.
"Emm aku lagi pengen makan roti aja sayang" sahutnya yang sedikit manja
"Oh kalo gitu aku nggak usah masak ya"
"Iya tapi bikinin aku kopi ya"
"Eh sejak kapan kamu suka kopi mas" tanya heran.
"Sejak pagi ini" Sahutnya
Lia hanya menatap suaminya itu dan berfikir aneh ada apa dengan Iwan pagi ini tapi ya sudah lah lebih baik ia siapkan makanan untuknya.
"Yaudah masuk yu sarapan dulu" kata Lia
"Iya kamu duluan deh di luar masih enak soalnya udaranya" sahutnya yang tak ingin beranjak dari belakang rumahnya yang terlihat indah dengan pohon pohon dan beberapa bunga bunga kecil cantik yang di tata oleh Lia sejak ia pindah ke rumah itu.
"Hemm" sahut Lia yang kini pergi ke dapur untuk membuat kopi.
Sesampainya di dapur ia heran sejak awal dia menikah yang Lia tau Iwan tidak pernah menginginkan yang namanya kopi bahkan Iwan tidak pernah memintan kopi, beda dengan Lia yang mencium aroma kopi saja rasanya tak tahan untuk meminum. tapi yasudahlah jika ia menginkanya, fikirnya yang tak sadar mengaduk kopi itu tanpa henti.
Hingga akhirnya Iwan datang dengan tersenyum dengan memegang tangan Lia, "Loh kok ngelamun, entar ketumpahan gimana?" kata Iwan yg memecah kehiningan.
"Eh maaf mas lama ya" tanyanya
"Enggak kok, kamu sakit ya" Tanya Jwan kembali.
"Hah enggak kok" Sahutnya sambil mengajak suaminya itu ke meja makan
"Kamu tu aku perhatiin dari kemaren tu ngelamun terus emang ada apa sih" Tanya Iwan yang teryata menyadari bahwa Lia dari kemaren tidak konsentrasi.
"Nggak ada apa apa suamiku yang bawel, udah kamu makan nih" Kata Lia yang menyodorkan roti ke piring suaminya itu "Makan yang banyak ya biar cepet gedeee" katanya sambil tertawa.
"Nggak lucu ya, kamu kira aku Haikal apa"
"Ya ampun aku jadi kangen sama anak itu mas" Sahut Lia
"Iya ya lama aku nggak main sama dia"
"Ingat nggak sih mas dulu kalo nggak ada haikal mungkin kita nggak akrab terus nggak nikah" Kata Lia.
"Sutt apaan sih kamu itu udah takdirnya aku ada atau tanpa adanya Haikal kalo takdir aku udah kamu ya bakal nikahnya sama kamu"
"Duh ngarep banget ya mas nikah sama aku"
"Ih pedenya" kata Iwan yang sontak membuang muka
"Kalo ngga ngarep nggak mungkin kan kamu ngelamar aku" jawabnya yang tak mau kalah.
"Nggak juga sih"
"Ih apaan sih mas kok bikin kesel ya"
"Biasa aja padahal" sahut Iwan yang membuat Lia semakin kesal
"Tau ah" katanya yang pergi meninggalakan meja makan.
Iwan hanya menatap dari jauh dan tersenyum melihat tingkah Lia, namun ia hanya menyelesaikan makanya dulu baru mengehampiri istrinya di ruang tengah itu.
kini Iwan mendekat dan duduk di sebelah Lia Stefia, namun ia malah menjauh dan terus saja menjauh.
"Uhh sayang jangan ngambek dong kan aku cuma becanda" Kata Iwan
KAMU SEDANG MEMBACA
JAGA AKU DAN HATIKU
AcakDi pagi yang begitu panas, seakan langit tengah berbahagia bersama matahari yang bersinar begitu cerah di pagi ini. Namun bukan hal nya dengan wanita yang tengah duduk di bangku sekolah menengah Atas yang satu ini, dia merasa sekakan hidupnya di pen...