45. hari keberikutnya

479 24 1
                                    

Hari ini Lia menatap langit langit yang tengah bersedih dengan hilangnya matahari, yang membuat derai hujan membasahi bumi. Terdengar langkah kaki melangkah mendekat menuju Lia. Namun mata Lia stefia hanya terfokus pada layar telponnya, tanpa memperdulikan orang yang tengah duduk di sebelahnya.

"Sayang" Ujarnya sambil menatap wajah Lia, "Kenapa?" Tanyanya datar "Aku bikinin susu buat kamu, minum dulu gih" Ujar Iwan dengan penuh kasih sayang "Taro aja disitu" Pinta Lia yang masih fokus dengan layar handponnya "Lia" panggilnya dengan suara yang mulai meninggi, Sontak membuat Lia langsung tercengang ke wajah suaminya itu "Kamu tuh bisa nggak kalo orang lagi ngomong itu di liat bukannya di anggurin" Ujar Iwan yang kini membuat bulu kuduk Lia Stefia berdiri, rasanya ingin sekali ia tetawa melihat tingkah suaminya ini tapi di sisi lain ia juga takut jika Iwan nantinya jadi benar benar marah karna rencana teman temannya ini "Udah dong, ngapain marah marah sih? Kamu itu udah gede jangan kaya anak kecil dong" Sahut Lia dengan tenangnya "Terserah kamulah ya, terserah mau sampai kapan kamu mainin hp kamu itu, tuh susunya jangan lupa di minum, aku mau kekamar dulu" Ujarnya yang masih menahan emosinya meski suaranya sudah mulai meninggi. "Maafkan aku sayang" Ucap Lia dalam hatinya

10 menit setelah kepergian Iwan dari hadapnnya, kini Lia merasa benar benar tak enak dengan hatinya. Dan kini ia memutuskan untuk pergi menemui suaminya itu.

Sesampainya di kamar, di lihatnya Iwan tengah sibuk dengan laptopnya, Lia mengurungkan niatnya untuk masuk dan kembali turun kebawah, Kini Lia melangkahkan kakinya kedapur, Ia membuat secangkir kopi untuk suaminya itu, ketika ia kembali kekamar benar saja Iwan masih fokus dengan laptopnya itu. "Assalamu'alaikum sayang" Ucap Lia, namun tak mendapatkan respon apapun "Sayang ini aku bawaiin kopi buat kamu, minum dulu gih" Ujar Lia sambil menyodorkan kopi itu namun lagi lagi tak mendapatkan respon, kini hatinya mulai gelisah, "apakah iwan benar benar marah kepadaku?" Ucap Lia dalam hatinya "Sayang maafin aku ya, aku janji nggak gitu lagi" Ucap Lia sambil memeluk Iwan, namun lagi lagi tak ada tanggapan " sayang, jangan ngambek dong" Ujar Lia yang kini mencubit cubit pipi suaminya itu, namun lagi lagi tak ada tanggapan "Sayang" Ujar Lia yang kembali memeluk suaminya itu sambil meneteskan air mata, saat air itu jatuh ke tubuh Iwan baru Iwan menyadari bahwa Istrinya itu tengah menangis " Loh kok nangis" Tanya Iwan pada Lia "Kamunya jahat" Ujar Lia dengan wajahnya yang begitu mengemaskan "Emang aku ngapain?" Tanyanya lagi "Tau ah" Ujar Lia yang malah balik ngambek "Hahahahhahaha maaf ya sayang, aku cuma becanda doang kok, lagian kamu tadi yang mulai gituin aku pas aku gituin nggak enakkan" Jelas Iwan "Jadi kamu balas dendam sama aku?" Tanyanya sambil menatap Iwan dengan wajah setengah marah "Bukannya balas dendam cuma mau berbagi aja" Ucap Iwan yang mengantung kalimatnya "Berbagi apa?" Tanyanya polos "Berbagi rasanya" sahutnya "Rasa apaan?" Tanyanya lagi "Rasa gimana di kacangin" Ujar Iwan sambil tertawa geli melihat ekspresi Lia yang begitu mengemaskan "Ouhhh" Jawabnya singkat "Yaudah mending sekarang kamu Istirahat" Ujar Iwan sambil menyingkirkan laptopnya "Nggak ah orang aku nggak ngantuk" Ucapnya "Udah sini biar aku yang tidurin kamu" Ucap Iwan sambil merebahkan tubuh Istrinya itu dan membelai lembut pucuk kepala istrinya, sambil menatapnya dengan tatapan yang begitu hangat "Tapi aku nggak ngantuk" jelas Lia sekali lagi kepada Iwan, " Yaudah kalo kamu nggak ngantuk kamu rebahan aja di sini, temenin aku aku ngantuk tadi malam aku begadang" Ucap Iwan yang langsung merebahkan dirinya sambil memeluk Lia Stefia. Benar saja Iwan sontak langsung tertidur selang 5 menit iya semakin larut dalam mimpi indahnya " Selamat tidur suami jelekku" Ucap Lia sambil mencoba melepaskan tangan suaminya itu dan ternyata bisa, "heheheheh ternyata dia udah masuk dalam mimpinya" ujar Lia sambil tersenyum, kini ia mencium kening suaminya itu dan lekas beranjak pergi dari sana.

******

Hujan masih turun di luar sana, membuat Lia mengurungkan niatnya untuk mulai membersihkan taman dan menaruh beberapa barang di sana. Kini tangannya mengambil sebuah wadah kaca yang sangat indah, ya lagi lagi itu wadah yang di belikan Iwan, jangan bingung ya meski dia itu cowo tapi dia itu malah yang paling suka belanja urusan dapur, Lia mah apa atuh nurut aja wkwkwkwk. "Ternyata kue buatan ku nggak kalah enak sama yang di toko"katanya yang asik ngomong sendiri muji masakannya sendiri sambil nonton drama.

Kini Lia kembali membuka ponselnya namun tak ada satu notifikasipun masuk, entah kemana kedua sahabatnya itu, hari ini tak ada ganguan dari mereka. Baru saja Lia mematikan handponya terdengar suara bel yang di tekan berkali kali, bergegas Lia langsung mengambil hijabnya dan membukakan pintu.

"Lah kok lo ujan ujanan kesini" Gerutu Lia menatap wanita itu

"Asalamu'alaikum nyonya Dinarwan" Ejeknya dengan senyum

"Wa'alaikumussalam, udah masuk dulu" Pinta Lia sembari menujuk ruang tamu menyuruh sahabatnya itu untuk duduk "Suami lo mana ya?" Tanyanya "Tidur" Ujar Lia yang langsung bergegas pergi kedapur

Tak lama setelah itu Lia kembali dengan secangkir teh hangat beserta cemilan kue kering yang beberapa hari lalu ia buat "Nih minum dulu, lo pasti kedinginan kan?" Ujar Lia sambil duduk di sebalah sahabatnya itu " Hehehehe tau aja kalo gua haus" Ucapnya "Yudha mana? nggak ikut?" Tanya Lia yang di respon cengar cengir oleh Norma "Yaelah nanyain Yudha, gua laporin Iwan baru tau lo!" goda Norma "Guakan cuma nanya" Jelas Lia "Yudha sibuk, yaudah gua aja sendirian kesini, mungkin lagi cari jodohnya yang ilang" Ucap Norma menimbulkan decak tawa "Kadang gua kasian sama Yudha" Ujar Norma yang memancing rasa ingin tau Lia "Emang kenapa?" Tanya Lia penasaran "Ya itu, dia suka sama lo, lo suka sama dia, tapi dia ngilang nggak ada kabar, tau taunya balik nyari lo, buat cintanya eh malah elunya nikah sama sahabatnya, turus dia di jodohin sama mama papahnya pas hari akad nikah tu cewe kecelakaan terus meninggal dunia, pas kemaren gua pancing tentang lo ternyata dia......" Norma mengantungkan bicaranya karna ia baru sadar dia sudah bicara terlalu banyak "Dia kenapa?" Tanya Lia "Nggak nggak papa" Sahut Norma yang langsung mengambil kue kering itu dan memasukannya kedalam mulutnya "Cerita cepet sebelum Iwan bangun" Ujar Lia dengan nada penasaran "Dia nggak bisa lupain lo" Ujar Norma yang di balas gelak tawa oleh Lia "Loh kok ketawa" tanya Norma dengan matanya yang kini membulat "Ya kalo itu gua juga tau kali" Ujar Lia dengan bangganya "Oh gua kira lo nggak tau" Ujar Norma "Yaelah sampe sekarang aja kalo biasanya ketemu sama gua sama Iwan dia sering nyindir Iwan, ya gimana gua nggak ngerti" Ujar Lia "Ouhh patesan Iwan suka cemburu sama Yudha" ucap Norma sambil mengangu anguk kepalanya "Makanya pas gua bilang ketemu sama lo sama Yudha, dia ngiyain tapi setelahnya ngambek, kemaren juga pas coklat yang di beliin yudha dia juga ngambek, sama yang Yudha nganterin barang buat persiapan ultah dia yang gua bilang nganterin barang ketinggalan di cafe, dia juga cemburu, belum lagi buat gua yang keasikan baca chat bodoh kalian berdua di grub, kenapa sih seneng banget berdebat?" Tanya Lia setelah ngomong panjang kali lebar kaya rumus matematika "Ya gimana ya, suami guakan sibuk keluar kota seminggu nggak ada temen anak gua sekarang banyak tidur, yaudah gua mancing emosi Yudha aja kan jadi rame terus bisa bikin lo baca chat kita sambil ketawa terus buat Iwan cemburu yakann" Ucap Norma dengan tatapan anehnya "Udah deh udah entar kalo Iwan bangun terus dengar semuanyakan gawat" Kata Lia sambil ikut memakan cemilan buatannya, kini mereka malah membahas masa masa SMA mereka yang di penuhi banyak kenangan tawa renyah terdengar jelas dari ruang tamu itu, seakan mengusir rasa bosan Lia di kala suami antiknya itu tertidur

maaf ya updetnya malam, aku tadi sibuk nggak sempat buka wp ini aja baru buka langsung nulis, maaf buat typonya jangan lupa buat votmet ya, vote nggak bayar kok, commen juga nggak bayar, keritik sama saran dari kalian itu yang sebernya aku butuhin, gimana aku bisa berkembang kalo kalian nggak ada ngasih aku saran oh iya kalo kalian suka sama cerita aku ayolah kasi vote, tapi kalo nggak, nggak papa juga sih kalo kalian cuma sider. Karna sebenernya kalian baca cerita aku aja aku udah bersyukur, karna aku tau tulisanku yang gaje dan aneh ini, masih ada yang mau baca, makasih semuanya❤

JAGA AKU DAN HATIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang