Sudah satu minggu, dan Hana masih bungkam. Baekhyun tidak tahan namun apa daya? Ia tidak bisa berbuat apa-apa.
Hana selalu menatap Baekhyun penuh dengan ke-intimidasi-an, sedangkan yang di tatap? Ia penuh ketakutan.
Satu minggu sudah mereka berpisah ranjang, Hana akan marah-marah dan berakhir menangis jika Baekhyun mendekatinya. Namun, saat Baekhyun tidak ada, Hana akan marah-marah juga karna merindukan sosoknya.
Seperti sekarang, Baekhyun menghela nafas lelah, Hana tidak mau mengobrol dengannya. Saat Baekhyun mulai mengajak mengobrol, Hana langsung menyibukan dirinya, atau jika Baekhyun mulai memaksa, Hana tidak sungkan-sungkan memuntahkan kekesalannya pada pria bermarga Byun itu.
"Hana-ya ini sudah satu minggu" ucap Baekhyun, dan jika kalian ingin tahu, kini posisinya adalah Hana yang duduk di ranjang sambil membaca novel kesukaannya, dan Baekhyun yang duduk di sofa dengan wajah nalangsa.
"Hana, kita harus bicara" Baekhyun sudah tidak tahu lagi harus bagaimana, sulit sekali mengajak Hana untuk mengobrol.
"Hana,--"
"Bicara saja, kau sedari tadi pun sedang berbicara" ucap Hana acuh, ia masih fokus pada buku bacaannya.
"Hana, aku ingin bicara serius, bisa kah kau simpan dulu bukumu?" tatapan memohon pun terlihat jelas, namun sayang, Hana tidak melihatnya. Ia masih sibuk dengan buku bacaannya yang sebenarnya tidak ia baca dengan benar, Hana memilih untuk menghiraukan Baekhyun yang sepertinya sedikit mulai geram.
"Hana,--"
BUKK!!!
Hana menutup kasar buku novelnya, menatap tajam ke arah Baekhyun yang tadi sempat terperanjat karna terkejut.
"Siapa wanita itu?" tanya Hana to the point, hatinya panas saat mengingat Wangi parfume yang sempat menempel di baju Baekhyun. Bahkan saat itu, baju Baekhyun langsung ia buang, tidak ada niat sedikitpun untuk mencucikannya. Padahal, Hana tahu, itu adalah salah satu kemeja kesukaan Baekhyun. Tapi Hana tidak perduli.
Baekhyun terdiam, melihat wajah Hana yang mulai memerah karna amarah.
"Kau bilang ingin bicara denganku. Lalu? Kenapa kau sekarang diam? Apa sulit untuk menjawab pertanyaanku?" sarkas Hana.
Dengan jarak dua meter, Baekhyun masih bisa melihat mata Hana yang mulai memerah.
"Cih, ku kira kau Setia, tapi ternyata kau penuh dusta!" Hana memanglingkan kepalanya ke sembarang arah, hatinya sakit karna keterdiaman Baekhyun yang berarti mengiya-kan tudingannya.
"Kau bermain di belakangku? Kenapa?" walaupun suara Hana melembut tetap saja terdengar tidak bersahabat.
"Aku selalu percaya dengan semua kata-kata yang keluar dari mulut mu Baekhyun. But why? Kenapa kau berselingkuh di belakangku? Kenapa Baekhyun?! Apa salahku?! Kenapa kau tega padaku? Kenapa?!!" habis sudah kesabaran Hana, ia tidak bisa menahannya. Air matapun ikut bicara.
Entah sejak kapan Baekhyun sudah berlutut di samping ranjang, dengan Hana yang duduk di ranjang tepat di depan Baekhyun. Kepalanya tertunduk, Baekhyun tak kuasa untuk mendongakkan kepalanya, ia mengaku salah.
"Maafkan aku Hana" hanya itu yang bisa Baekhyun ucapkan.
Hana murka, berbagai umpatanpun terasa sudah di ujung lidahnya untuk minta di keluarkan.
"Brengsek!" Hana memukul Baekhyun dengan membabi buta. Baekhyun masih terdiam, dengan tangan yang mengepal kuat di atas lututnya.
"Kau brengsek Baekhyun!!! Kenapa?! Kenapa kau seperti ini, brengsek?! KENAPA?!" Hana menangis dengan pukulanya yang kian melemah, sedangkan Baekhyun masih setia dengan menundukan kepalanya, dadanya sakit saat rungunya menangkap suara tangisan Hana yang kencang.
Hanya suara tangisan Hana yang terdengar, Baekhyun tidak ada niatan sedikitpun untuk membuka suaranya, sampai pada akhirnya Hana tumbang yang nyaris menimpa Baekhyun. Baekhyun sangat panik.
🔒Treason🔒
"Aku sudah tahu," untuk pertama kalinya, Chanyeol dan Kai tampak akur, jika seperti ini, mereka berdua terlihat normal.
"Kau tahu tapi kau tidak memberi tahuku? Apa maksudmu?" Chanyeol ingin marah, namun untuk apa?.
"Aku tidak menyangka jika hubungan mereka sampai separah ini, aku fikir tidak sampai seperti ini. Kau tahu, Baekhyun orang yang paling bersih di antara kita, setelah Sehun tentunya. Mana ku tahu jika hubungan mereka sampai ke atas ranjang? Aku hanya tahu bahwa hubungan mereka hanya sebatas biasanya." sesal Kai. Mereka berdua sedang membicarakan rumah tangga Hana dan Baekhyun. Tidak berniat untuk menggosip, hanya saja, bukankah Hana adik Chanyeol? Lalu apa salahnya? Apa lagi Chanyeol sekarang sudah mengetahui keberengsekan adik iparnya, dan sialnya orang tersebutpun menjabat sebagai sahabatnya juga.
Chanyeol menunduk lesu, tidak ada gunanya menyalahkan Kai yang tidak tahu apa-apa, "Walaupun yang kau tahu hanya sebatas itu, seharusnya kau bilang padaku"
"Maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk menutup-nutupi nya dari mu. Aku hanya tidak ingin kau murka nantinya, dan berharap Baekhyun akan memperbaiki kelakuannya sebelum kau tahu. Tapi ternyata aku salah. Maaf, aku benar-benar menyesal."
Chanyeol tersenyum tipis. Bukan, ini memang bukan salah Kai yang tidak memberi tahunya. "Aku mendengarnya, bahwa Baekhyun ingin menikahi Hara"
"Itu Bagus, bukannya kau bilang Hara hamil? Biarkan Baekhyun bertanggung jawab"
"Lalu bagaimana dengan Hana? Aku yakin lambat laun ia mengetahui semuanya."
Hening, Kai tidak bisa menjawab pertanyaan Chanyeol.
"Lalu jika tidak menikahi Hara, bagaimana janin yang ada di dalam rahim Hara? Tidak mungkin kan ia lahir tanpa seorang ayah?" bukannya menjawab pertanyaan Chanyeol, Kai malah balik bertanya.
"Aku tidak tahu, kau sendiri sudah tahu, Hana pun sedang mengandung anak Baekhyun, jika kau ingin tahu, ada dua bayi di dalam perutnya"
Tidak ada titik terang, Kai dan Chanyeol mendesah frustasi.
"Jujur saja aku ingin memiliki salah satunya" Kai menatap sendu lawan bicaranya, sedangkan Chanyeol tak faham apa maksudnya.
🔒Treason🔒
Baekhyun menatap cemas pada objek yang ada dihadapannya kini. Wajah terlelap Hana yang ia lihat. Rasanya sesak, terasa sakit sekali.
Hana belum siuman dari pingsan nya, tapi Baekhyun sudah memanggil dokter untuk datang ke rumahnya. Hana tidak apa-apa, sebentar lagi pun Hana akan siuman, begitu penjelasan dokter yang memeriksa Hana tadi.
Hana membuka kelopak matanya perlahan, wajah cemas Baekhyun yang ia lihat pertama kali.
Melihat Hana yang sudah sadar, Baekhyun sedikit terkejut. "Kau ingin sesuatu? Atau ada yang sakit? Apa yang sakit? Dimana yang sakit?" Baekhyun panik melihat kedua mata Hana yang malah mulai berkaca-kaca.
"Aku ingin pulang" ucap Hana parau. Baekhyun membeku, ia jelas faham.
"K-kau, ingin pulang kemana Hana? Ini rumahmu, rumah kita" Baekhyun seolah tidak tahu apa keinginan Hana, ia mempertegas bahwa rumahnya adalah yang sekarang mereka tempati. Jadi, tidak ada tempat untuk pulang.
Hana melempar tatapannya ke arah jendela yang belum tertutup gorden, ternyata sudah malam.
"Aku ingin pulang ke rumah orang tuaku" tanpa menatap Baekhyun, Hana loloskan kata-kata yang terdengar seperti hukuman mati bagi Baekhyun.
"Antar aku kesana, aku tidak mau tinggal disini"
🔒To Be Continued🔒
Hohoiiii kenapa bgini?? 😂 oke gpp lah yaa, semoga kalian suka.
Coment jika berkenan, aku gmau di siderin. 😌😌

KAMU SEDANG MEMBACA
Treason || Byun Baekhyun
Fanfic[Privated on some chapter's, Follow me and you'll get what you want] "Kau tahu, apa konsekuensinya orang yang bersahabat dengan luka?" Hana berucap datar, namun dengan penekanan. "Ada dua hal yang akan kau dapatkan, pertama kau akan kuat dan yang...