Chapter 43

3.1K 636 272
                                    

Hana benar-benar berlaku profesional. Contohnya saat dirinya yang hendak masuk ke ruang UGD, Ia mencoba mengenyampingkan rasa sakitnya terlebih dahulu.

Sehun mengikuti langkah Hana menuju ruang UGD. Perasaannya mulai campur aduk, ia mengkhawatirkan Hana. Tapi, ia pun tidak bisa berbuat apa-apa lagi, ini sudah menjadi keputusan Hana, tugas Sehun hanya tinggal menguatkan Hana saja.

Butuh beberapa saat untuk Hana dan Sehun memeriksakan Hara di ruang UGD. Baekhyun menunggu dengan perasaan gelisah.

Sedikit informasi, Baekhyun tidak tahu, bahwa saat ini Hana yang memeriksa Hara. Karna saat Sehun dan Hana masuk melewati dirinya, Baekhyun benar-benar kacau, ia menunduk dalam seperti meminta kekuatan.

Setelah sekian lama akhirnya pintu ruang UGD pun terbuka.

"Bagaimana keㅡ," Baekhyun mematung, saat masker itu terlepas, menampakan wajah lelah Hana.

"Pasien baik-baik saja. Sebentar lagi, pasien akan di pindahkan ke ruang inap biasa." percayalah, rasa sakitnya bukan main. Coba bayangkan bagaimana rasanya?

"Ba-bagaimana dengan bayinya?"

Hana tersenyum, tersenyum kecut yang mungkin tidak terlalu kentara oleh Baekhyun.

"Bersyukur bayinya ingin bertahan. Walaupun sempat mengalami pendarahan, tetapi tidak apa-apa. Ibu dan bayinya sekarang baik-baik saja." di atas rasa sakitnya, Hana masih bisa menyampaikan apa yang harus ia sampaikan pada wali pasien.

"Jangan biarkan ibu nya mengalami hal stress, tentu Tuan tahu, bahwa keadaan janinnya tidak sekuat yang Tuan bayangkan. Anda harus bisa menjaga keduanya. Tolong perhatikan pola makannya juga. Jika sesuatu terjadi seperti ini lagi, resikonya adalah mengalami keguguran."

Baekhyun mencerna apa yang di bicarakan sang dokter, yang sialnya istrinya sendiri. Hatinya sakit, entahlah, melihat Hana yang seperti ini menimbulkan perasaan aneh dalam dirinya. Seketika, ia ingin memaki dirinya sendiri dan menenggelamkan dirinya kedasar laut.

"Apa ada yang ingin anda ketahui lagi?" jujur saja, Hana ingin segera enyah, hanya saja demi etika baik sebagai seorang dokter, dengan sabarnya ia menunggu Baekhyun yang tidak juga bersuara.

"Jika tidak ada, Kalau begitu saya pamit undur diri." pamit Hana, Baekhyun masih bungkam. Sampai pada Hana yang sudah melangkah sedikit jauh, Baekhyun bersuara.

"Terimakasih." maka saat itulah air mata yang sedari tadi Hana tahan tak bisa di tahan lagi.

Ia menulikan pendengarannya, ia ingin segera menjauh dari Baekhyun. Hana butuh ketenangan sekarang.

🔒Treason🔒

Coba katakan satu kata untuk seseorang bernama Byun Baekhyun.

Entahlah. Bagi Hana, ini tidak cukup satu kata untuk seseorang bernama Baekhyun. Ini terlalu sempurna untuk ukuran pengkhianatan.

Hana terdiam di kursi tunggu ujung lorong rumah sakit yang sepi. Telapak tangannya gemetar, ia tidak percaya, baru saja ia menolong kakak nya, dan menolong bayi suaminya. Padahal, jika Hana mau, ia bisa saja membunuh keduanya saat itu.

Hana terduduk lesu, dengan di temani cahaya lampu yang redup, Hana sendiri.

"Pembohong." suaranya terdengar lirih, bahkan seperti sebuah bisikan. Tidak terdengar jelas. Tapi, siapa perduli.

Hana tersenyum kecut. Apa yang harus ia lakukan sekarang?

"Kenapa tega sekali?" Hana masih merancau ingin mengeluarkan isi hatinya. Sampai Sehun datang dengan terengah-engah, Hana menyeka airmatanya dengan kasar, lalu mendongak melihat kedatangan Sehun.

Treason || Byun Baekhyun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang