Tidak menerima siders dalam bentuk apapun😌
...Happy Reading...
Sampai pada hari itu tiba, mimpi buruk pun semakin nyata.
"Hana yang meminta ku untuk memberikannya padamu." Chanyeol datang, dengan amplop cokelat di tangannya.
Baekhyun terdiam, melihat amplop cokelat itu yang kini sudah berada di atas meja kerjanya.
"Hana bilang, kau harus segera menanda tangani berkasnya Baek."
Bisakah Chanyeol diam saja? Kuping nya berdengung, di tambah Chanyeol yang terus berbicara soal amplop cokelat yang ia bawa.
"Kenapa bukan Hana yang memberikannya padaku?" percayalah, walaupun tatapannya tertuju pada amplop itu, tapi penglihatannya benar-benar jauh menerawang.
Sesaat Chanyeol tidak bersuara. Ia kasihan melihat Baekhyun, tentu saja. Bagaimanapun, Baekhyun temannya, sahabatnya. Tapi, disini Hana menjadi prioritas utamanya. Bukan bermaksud memihak salah satu. Hanya saja, bukannya sudah jelas mana yang harus di dukung? Walaupun jalan perceraian bukanlah solusi terbaik menurutnya.
"Kau tahu sendiri, Hana sedang hamil. Kau tidak ingat?" Bukan maksud menyindir, Chanyeol hanya mengingatkan bahwa ketidak datangan Hana bukanlah hal yang di sengaja. Hana sudah mulai di jaga dengan ketat, karena setiap wanita itu pergi, berarti Hana membawa pergi nyawa lain dalam rahimnya, dan itu tidak baik, tidak untuk pergi jauh.
Baekhyun tertegun, ia lupa dengan fakta bahwa Hana tidak boleh terlalu kelelahan. Benar kata Chanyeol, Hana sedang hamil, itu berarti Hana harus menjaganya.
"Nanti akan aku fikirkan, biar aku yang akan memberikan amplop ini pada Hana nanti."
Chanyeol menghela nafasnya pelan. "Anggap ini sebagai hukuman mu karena sudah berani menyakiti Hana."
Tangan Baekhyun terkepal kuat, entah Chanyeol akan melihatnya atau tidak, yang jelas ia ingin murka, murka pada dirinya sendiri.
"Aku tahu, ini semua memang pantas untukku." Baekhyun tidak akan membela dirinya, memang ini salahnya, memang ini jalan hidupnya. Jika saja ia tidak terjebak dalam dua hati yang sama dalamnya, ia tidak akan merasakan seperti ini, Hana masih akan tetap menjadi isterinya, tanpa ada yang terluka, memang semua salahnya.
"Aku suka dengan fikiran mu yang sudah kembali normal." Chanyeol menepuk bahu Baekhyun perlahan, sedikit meremas guna memberi sedikit kekuatan untuk sahabatnya.
"Percayalah, Hana tidak benar-benar marah padamu."
Chanyeol hengkang, meninggalkan Baekhyun dengan sejuta penyesalannya.
"Ini sangat berat Hana-ya, aku tidak sanggup."
🔒Treason🔒
Hana menatap pantulannya di depan cermin. Perutnya membesar, dan ia terlihat semakin kurus.
"Kau tumbuh dengan baik, lihat- perut ibu sangat besar," monolog Hana. Hana sering melakukan ini, berbicara dengan bayinya membuat perasaannya senang.
"Butuh sekitar 3 bulan lagi kalian akan melihat dunia." Tangannya mengusap lembut perut buncitnya.
Sudahkah kalian tahu bahwa Hana mengandung bayi kembar? Saat terakhir ia memeriksakan kandungannya, dokter bilang bahwa Hana sedang hamil dua bayi. Hana senang bukan main, bukannya itu artinya sebentar lagi Hana akan kedatangan dua malaikat kecil yang sangat lucu?
Hana tersenyum, ia membayangkan bagaimana senangnya saat mengurus kedua bayi sekaligus, memandikannya, memberinya asupan nutrisi, sampai menyanyikan lagu pengantar tidur untuk sang buah hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Treason || Byun Baekhyun
Fanfiction[Privated on some chapter's, Follow me and you'll get what you want] "Kau tahu, apa konsekuensinya orang yang bersahabat dengan luka?" Hana berucap datar, namun dengan penekanan. "Ada dua hal yang akan kau dapatkan, pertama kau akan kuat dan yang...