Baekhyun baru saja keluar dari ruangan dokter yang menangani Hana. Ia bingung, tentu saja!
"Seharusnya Nyonya Park tidak mengalami amnesia. Tapi, jika itu terjadi tenang saja. Itu hanya sementara dan tidak akan berlangsung lama."
"Jadi? Apa Hana memang tidak amnesia?" lamunan Baekhyun buyar kala Kle datang menepuk bahunya pelan.
"Sedang apa disini?" Kle bertanya sopan, bagaimanapun Baekhyun adalah suami saudaranya.
"Tidak ada, aku baru saja bertanya pada dokter Paulin."
Kle mengangguk mengerti. "Kau dicari Chanyeol Oppa, sepertinya ada hal yang ingin ia bicarakan."
Baekhyun sedikit terkejut, walaupun dia dan Chanyeol pergi bersama dan beberapa kali berbicara, tetap saja auranya tidak bersahabat seperti biasanya. Baekhyun faham, bagaimana pun semua memang salahnya. Harusnya, jika ingin bermain api, harus siap juga untuk terbakar seorang diri.
"Dimana dia?" tanya Baekhyun.
"Di ruangan bayi." Jawab Kle. Baekhyun pergi meninggalkan Kle yang sebelumnya menggumamkan kata terimakasih. Benar saja, disana Chanyeol berdiri dengan tangan yang di masukan ke dalam saku celananya. Sepertinya Chanyeol sedang melihat keponakannya.
Perlahan Baekhyun berjalan mendekati Chnayeol, berdiri di sampingnya dan ikut menatap kedua anaknya yang ternyata sedang tertidur pulas.
"Bagaimana rasanya menjadi ayah?" Chanyeol yang memulai, namun matanya tetap lurus tanpa beralih sedikitpun.
Baekhyun sedikit tersentak, Chanyeol baru saja bertanya perihal perasaannya menjadi seorang ayah.
"Harusnya kau menjadi seorang pria yang paling bersyukur hari ini." Sela Chanyeol disaat Baekhyun baru saja ingin menjawabnya.
"Kau lihat? Mereka sangat tampan dan cantik. Seperti ayah dan ibunya." Chanyeol bermonolog, Baekhyun hanya mampu terdiam, menyimak apapun yang ia dengar dari kata-kata yang Chanyeol lontarkan.
"Kau tega? Lihat, William sangat lucu dan menggemaskan, Anna pun demikian." Baekhyun masih terdiam, membiarkan Chanyeol berbicara sampai selesai.
"Hana tidak akan lupa dengan rasa sakit yang kau toreh. Jadi, kau ingin bagaimana?" bukankan saat ini waktunya untuk berbicara? Kenapa lidahnya sangat kelu?
"Tentu kau tidak lupa kan, bahwa kaupun memiliki anak dari Hara?"
"Jika kau ingin memilih, siapa yang akan kau pilih?"
🔒Treason🔒
"Kau ini kenapa?" karena memang hanya Sehun yang tahu kebenarannya, Sehun sedari tadi tidak beranjak dari tempat duduknya.
"Apa maksudmu?" tanya Hana.
Sehun membuang nafasnya perlahan, ia tidak ikut bermain peran tapi kenapa ia juga merasa lelah?
"Baekhyun datang bersama kami, dia memaksa supaya bisa ikut dengan kami, tapi kau malah seperti ini. Kau tidak kasihan padanya?"
Tidak ada unsur balas dendam disini, hanya saja Hana sepertinya belum siap untuk segalanya.
"Bagaimana anak-anakku?" Hana risih, ia tidak nyaman. Jadi, ia ingin mengalihkan pembicaraan.
"Mereka sehat, William sangat aktif, sedangkan Anna tidak seaktif William." jelas Sehun, tangannya mengupas kulit buah menggunakan pisau.
"Kau belum bertemu dengan mereka?"
Hana terdiam, lalu ia menggeleng lemah. "Belum, aku belum di perbolehkan beranjak."
Untuk kesekian kalinya Sehun membuang nafasnya dalam, "Sebenarnya aku penasaran, kenapa kau bisa kecelakaan seperti ini?" satu irisan kecil Hanna terima, ia mengunyah potongan apel dengan perlahan.
"Akupun tidak mengerti, aku fikir aku akan mati." jawab Hanna sendu.
Sehun masih menyimak, tangan nya kembali mengupas kulit apel dan memotongnya unyuk Hana.
"Saat itu jalanan sedang hujan. Aku dan bibi Emma ingin pergi membeli sesuatu. Bibi Emma sudah melarangku, tapi aku ingin pergi." Hana menerawang jauh, ia mencoba mengingat kembali kejadian yang sudah menimpanya.
"Saat itu memang jalanan cukup lengang. Namun ternyata, sebuah mini bus datang dari arah belakang, ia ingin menyalip, tapi sepertinya kondisi tidak seberuntung yang telah di perkirakan, mobilnya hilang kendali dan mengenai mobil kami."
Sehun terdiam, ia masih menyimak apa yang Hana ceritakan.
"Mobil kami terpental karena kondisi jalan yang licin, sampai mobil kami menabrak pembatas jalan, aku tidak ingat lagi."
Ya sampai Hanna menabrak pembatas jalan, Hanna di larikan kerumah sakit.
"Seharusnya kau meminta tolong pada yang lain." nasehat Sehun.
"Syukurlah jika hanya sebatas itu, aku sangat khawatir." ucapnya tulus. Memang saat ada kabar tidak mengenakan, Sehun menjadi orang yang sangat gelisah. Ahh tidak, mungkin dengan Baekhyun juga?
"Kau ingin apa, Noona?" tawar Sehun, apel yang sudah ia kupas sudah habis.
"Aku hanya ingin air putih."
Sehun beranjak, ia mengambil air putih yang teronggok diatas meja.
"Istirahatlah, kau harus segera pulih."
🔒Treason🔒
Di lain tempat, atau mungkin di lain negara, Hara dan Kai saling bertatapan.
"Bagaimana keadaanmu?" tanya Kai lebih dulu.
"Tidak pernah sebaik ini." jawab Hara sekenanya. Ia sedikit kesal, harusnya ada Baekhyun disini, bukannya Kai.
"Anakmu sangat cantik. Kau sudah melihatnya?" tanya Kai antusias. Kai tahu, Hara kecewa dengan kenyataan bahwa Baekhyun tidak disini.
"Aku tidak mau." jawab Hara cuek. Kai terperangah, bagaimana bisa Hara menjawab seperti itu?
"Temui dia, kau tidak akan menyesal, dia sangat mirip dengan mu dan diㅡ"
"Aku bilang tidak mau! Kenapa kau memaksaku?" ucapan Kai terpotong dengan jawaban Hara yang nadanya naik satu oktaf.
Kai terkejut, tentu saja! Ia berbicara baik-baik, tapi kenapa Hara menjawabnya seperti tadi.
"Kau ibunya, kau harus bertemu dengan putrimu, bagaimanapun itu anakmu dan juga Baekhyun. Aku tahu, kau sangat kecewa karena Baekhyun Hyung tidak ada disini tapiㅡ"
"Dia bukan anakku! Kau faham? Dan juga bukan anak Baekhyun. Sekarang kau keluar dari sini, dan jangan kembali!" gertakan yang Kai terima. Ia terperangah, terkejut sudah pasti. Apa katanya? Bukan anaknya dan Baekhyun?"
"K-kauㅡ?" Kai tidak tahu harus berekspresi seperti apa, ia takut salah bicara dan akan berujung kemarahan seorang Hara.
Namun, justru Hara yang melanjutkan.
"Kau yakin jika putriku itu ada miripnya dengan Baekhyun?" tanya Hara setengah sarkas.
Kai bergeming, lidahnya kelu hanya untuk sekedar berbicara.
Jika bukan Baekhyun, jadi siapa ayahnya?
🔒To Be Continued🔒
Rasanya aku sudah sangat berdosa pada kalian~
Maaf...
~Ally~
KAMU SEDANG MEMBACA
Treason || Byun Baekhyun
Fiksi Penggemar[Privated on some chapter's, Follow me and you'll get what you want] "Kau tahu, apa konsekuensinya orang yang bersahabat dengan luka?" Hana berucap datar, namun dengan penekanan. "Ada dua hal yang akan kau dapatkan, pertama kau akan kuat dan yang...