Chapter 52 (E N D)

3K 413 472
                                    

Happy Reading Lory's jangan lupa baca author note ya ❤️

Baekhyun meregangkan badannya. Ia merasa kaku. Maklum saja, tidurnya menjadi kurang maksimal.

Ia terbangun saat aroma khas bayi menyeruak mengisi keseluruh ruangan. Ternyata Hana baru saja selesai memandikan Anna dan William.

Baekhyun yang mengetahui itu langsung menghampiri Hana yang tampak kualahan memegang dua bayi.

"Biar aku bantu." Barkhyun sering streaming tata cara memakaikan pakaian pada bayi, itulah mengapa ia berinisatif untuk mempraktekannya sekarang. Dan juga jika kalian lupa kalau Baekhyun pernah mempunyai seorang anak, maka akan aku ingatkan.

Hana membiarkan Baekhyun yang ingin memakaikan pakaian untuk William.

"Kau tampan sekali, Will. Mirip seperti ayahnya yang tampan." Baekhyun dengan percaya dirinya mengatakan seperti itu.

Dalam hati Hana berteriak 'tidak apa-apa tampan seperti ayahnya. Asalkan tidak brengsek seperti ayahnya.' Sungguh kasar sekali, tapi memang itu kekesalan Hana sampai sekarang yang belum ada ujungnya.

Dasar payah!

"Anna, ayo kita berjemur di taman." Hana tidak menggubris omongan Baekhyun, ia lebih condong mengabaikan lelaki yang sudah kembali mengusiknya itu.

Ia meninggalkan kamar, dan tanpa di duga Baekhyun pun mengikutinya dengan William di gendongannya.

Hana dan Baehyun duduk berdampingan di kursi taman dengan William dan Anna di masing-masing pangkuan orang tuanya.

Coba katakan, bagian mana yang tidak cocok jika mereka seperti ini? Mereka tampak serasi, harmonisasinya menyatu, seperti keluarga kecil yang tampak sangat bahagia. Tapi pada realitanya?

"Terima kasih," ucap Baekhyun tiba-tiba. Hana tidak mengerti apa yang Baekhyun maksud, terima kasih untuk apa? Sudah mau menerima rasa sakitnya?

Hana masih bergeming sampai Baekhyun melanjutkan kata-katanya lagi. Ia lebih memilih mendengarkan dari pada menyela pembicaraannya.

"Terima kasih sudah sehebat ini." Baekhyun benar-benar mengungkapkannya dengan tulus. Ia tahu dia memang brengsek, tapi ketulusannya saat ini tidaklah main-main.

Dan Hana mengakui itu. Tapi apakah tahu sekarang apa yang ia rasa? Sakit, kesal, marah itu semakin nyata.

Bukan marah karena Baekhyun sudah berterima kasih, ia marah, kesal, sakit, sedih itu ia rasakan kembali karena yeah, ia jadi ingat kembali soal pengkhianatan suaminya.

"Aku brengsek, memang benar. Aku bodoh dan tolol, itu benar, aku pantas di benci, dan itu benar. Tapi apakah aku tidak bisa memperbaikinya lagi? Semua orang bisa melakukan salah apapun, dan Tuhan pun maha pemaaf."

Hana diam, mencerna semua kata-kata lancar yang Baekhyun lontarkan. Apa baginya membuat salah itu lumrah? Dan apa memaafkan itu mudah?

"Aku memikirkan Anna dan juga William, apa kau tidak memikirkan mereka suatu saat nanti jika mereka mananyakan semuanya? Menanyakan kenapa ayah dan ibunya tidak mengurus mereka secara bersamaan? Kau siap dengan pertanyaan-pertanyaan mereka?"

Tentu saja tidak, Hana tidak akan menutupinya. Tapi cobalah di bayangkan. Ia belum sepenuhnya siap. Apa Baekhyun tidak mengerti?

"Aku sadar kesalahanku, aku sadar kebrengsekanku. Tapi tolong, bisakah kau memaafkan ku dan kita mulai dengan yang baru?"

Andai semuadah itu untuk berkata 'iya' mungkin Hana tanpa pikir panjang akan menjawab 'iya' tapi saat ia akan menjawabnya, lidahnya terasa kaku dan kelu. Ia kehilangan suaranya dan hatinya terus saja bergemuruh.

Treason || Byun Baekhyun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang