"Mungkin ini memang jalan takdirku mengagumi tanpa dicintai"
Ungu-cinta dalam hati
🍃🍃🍃
"gua udah tau semuanya niel.. "
"Dan gua pengen putus," setelah berkata seperti itu, joy pergi tanpa mendengar jawaban dari lawan bicaranya. karena, tanpa joy mendengarnya dia sudah tau jawabannya bahwa pria ini pasti akan mengiyakan.
Air mata yang ia tahan sedari tadi mengalir, dadanya terasa sesak. Sungguh dia tidak ingin mengakhirinya. Namun mau bagaimana lagi, dia sudah tidak tahan dengan hubungannya. Dia bukan menyerah, hanya saja dia lelah dengan hubungan yang sepihak ini. Dia tidak mau berjuang sendirian. Dia benar-benar lelah.
Alasan joy memilih meninggalkan daniel, karena joy terlalu lelah akan sikap daniel kepadanya, daniel terlalu cuek, datar dan se-enaknya. Apalagi saat mengetahui daniel selalu pergi bersama cewek lain dibelakangnya.
Hatinya berkata joy tak ingin mengakhiri semua ini, tapi keadaan yang membuatnya harus terpaksa mengakhirinya.
Dada joy semakin sesak ketika dia menyadari bahwa Daniel tak menahannya ataupun menjelaskan sesuatu. Dia tambah yakin kalau Daniel benar-benar menginginkan dia pergi.
Joy terus menguatkan hatinya, dia tidak ingin berbohong kepada dirinya sendiri kalo apa yang dia lakukan adalah keputusan yang membuatnya sedih.
Joy terus melangkah dengan langkah goyah tanpa menoleh kebelakang sedikitpun, dia terlalu takut hanya untuk menatap pria yang sangat dia cintai. Dia tak ingin menatap matanya, bukan karena dia benci. Dia hanya takut perasaannya semakin berat untuk meninggalkan daniel.
🍃🍃🍃
Satu pukulan mendarat tepat di pipi jihoon, jelas saja dia langsung jatuh tersungkur membuat kursi dan meja ikut terseret ke belakang. Pukulan daniel benar-benar kuat, jihoon tidak bisa menandinginya.
Kilatan amarah terlihat jelas di sorot mata daniel, jihoon tidak tahu sebab akibat daniel seperti ini. Jihoon yang tadinya sedang mabar ML bersama woojin, dikagetkan dengan kedatangan daniel yang langsung memukulnya.
"Bangun lo bangsat!!"
Semua orang yang berada dikelas langsung berjengit takut, tak ada satupun yang berani menghentikan seorang brandal macam daniel, bahkan sahabat-sahabatnya sendiri pun tak berani.
"Atau kalian!? " tunjuk daniel ke jajaran sahabat-sahabatnya, otomatis mereka langsung mundur satu langkah,takutnya daniel menyerang secara tiba-tiba
"Gak bisa ngomong hah,bisu lo!?" daniel berteriak seperti sedang kerasukan arwah entah dari mana.
Jihoon berusaha bangkit sambil menyeka darah di ujung bibirnya. Daniel benar-benar memberi pukulan yang dahsyat.
"kenapa sih lo?" meskipun ada sedikit rasa takut, jihoon berjalan tertatih mendekat ke arah daniel setenang mungkin. Dia bingung letak salah dia dimana? Kenapa sahabatnya tiba-tiba memukulnya?
Langsung saja daniel menarik kerah seragam jihoon membuat dia tertarik lebih kedepan lebih dekat dengan daniel,"lo kan yang bilang?"
Dengan berani jihoon menatap tatapan daniel yang tajam, jihoon tidak perduli sehabis ini daniel akan membunuhnya toh dia tidak merasa mempunyai masalah dengan daniel.
"Bilang apa?," meskipun sedikit tercekat, jihoon mencoba bertanya sepelan mungkin. Dia tidak ingin daniel emosinya semakin tersulut apabila jihoon melawannya.
"Argh sial,"daniel menghempas jihoon membuat dia kembali jatuh tersungkur. Tangannya mengacak-ngacak rambutnya frustasi sampai ada sebuah tepukan pelan di bahunya,"kenapa sih lo?"