Taehyung menyandarkan lengannya di daun pintu kamar mandi apartemennya. Sibuk menatap gadis berambut hitam legam itu menggosok gigi.
"Apa?" Gadis itu menoleh, kemudian kembali menggosok giginya. Masih menatap taehyung penuh tanya.
"Apanya yang apa?" Balas taehyung dengan pertanyaan.
Sooyoung berdecak, memutuskan menyelesaikan kegiatannya.
"Kamu kenapa ngelihatin aku kayak gitu?" Kata sooyoung seraya mencuci sikat giginya, lalu merunduk untuk berkumur.
"Ngga boleh gitu?"
"Ngga boleh! Harus bayar!" Sooyoung memberi tatapan sinis. Tenang saja, cuma pura-pura. Niat menggoda taehyung.
Gadis itu meraih facial foamnya, meratakan ke seluruh wajahnya, memijat pelan.
Taehyung mendengus, mengambil handuk yang tergantung di balik pintu, melangkahkan kakinya mendekati kekasihnya.
"Jadi bagaimana?" Taehyung mengusap lembut wajah sooyoung dengan handuk yang baru saja di bilas dengan air.
"Bagaimana apanya?"
"Bagaimana kabarmu?"
Sooyoung terkekeh. "Baik, Pak Kim. Kalau anda?"
"Buruk" jawab taehyung pendek.
Dahi sooyoung berkerut samar, "Wae?"
Taehyung tidak menjawab malah merengkuh tubuh kecil sooyoung kedalam pelukannya. Dibubuhinya kecupan ringan di daerah pelipis. Hembusan napas berat kentara sekali.
"Wae?" Ulang sooyoung.
"Gwenchana?" Kata taehyung pelan, hampir tidak terdengar.
"Ha? Maksudnya?" Sooyoung makin bingung.
"Pasti berat ya?" Taehyung mengeratkan pelukannya.
"Aku tahu, sayang. Aku tahu rasanya ketika kita telah berjuang semaksimal mungkin tapi masih saja ada orang tidak menghargai upaya kita. Masih saja komentar jahat terdengar"
Sooyoung terhenyak. Badannya terasa kaku sekarang.
Taehyung tahu tentang permasalahannya?
"Lakukan apa yang menurutmu benar, lakukan apa yang kamu inginkan. Beritahu mereka kalau kamu pantes buat dapet projek-projek baru. Beli omongan mereka dengan prestasi, oke?"
Bahu sooyoung bergetar, suara isakan mulai terdengar. Perasaan yang ia tahan beberapa bulan ini sukses tumpah karena perkataan lembut taehyung.
"Kamu tahukan, kalau kamu nggak sendiri? Hm?"
Isakan tangis sooyoung semakin keras. Tangannya meremas kaos hitam taehyung.
"Kamu jangan pernah berpikir kalau kamu sendiri ya, sayang. Banyak orang yang mencintaimu. Terinspirasi dengan semangatmu, talentamu. Bahkan aku juga termasuk. Aku dan mereka selalu dukung kamu kok. Selalu sayang kamu. Selalu cinta kamu. Apapun yang terjadi" Taehyung merenggangkan pelukannya, merunduk menyamakan tingginya dengan gadis di depannya.
Taehyung menangkup pipi sooyoung yang kini sudah basah dengan air mata. Diusap pelan, "Denger ya—"
Sooyoung menatap taehyung dalam.
"—Sekarang fokus sama cita-cita kamu, fokus buat ngebanggain orang-orang yang sayang kamu. Kurang-kurangin baca komentar jahat. Oke?"
Bibir sooyoung mengerucut lucu, dia mengangguk samar. Masih terisak, walaupun sudah susah payah untuk berhenti menangis.
Taehyung tertawa, "Aigoo, aigoo. Bayiku menangis. Lucu sekali" pria itu kembali memeluk kekasihnya.
"Gomawo, taehyung-ie" ucap sooyoung susah payah, karena selalu tersela dengan isakannya.
"Apa?"
"Gomawo—"
"Apa? Kamu bilang, kamu kangen aku? Oh, aku juga kangen kamu kok"
"Huh!" Sooyoung menepuk pelan punggung taehyung.
Taehyung tertawa, "Ngga kangen aku nih?"
Sooyoung mendengung kesal, menenggelamkan kepalanya keceruk leher taehyung.
Taehyung tersenyum, mengecup kepala sooyoung asal lalu berbisik. "Happy birthday, by"
"Iya, kamu udah berapa kali bilang gitu hm?"
"Masa bodoh, targetku ucapin itu ke kamu, seribu kali hari ini—"
"—Happy birthday, joy-ie"
Sooyoung tertawa pelan. Mengeratkan pelukannya. Membiarkan taehyung mengucapkan happy birthday berulang kali kepadanya. Nyatanya suara hangat taehyung memang yang saat ini dia perlukan untuk mengobati kegelisahan hatinya.
HEHEHEHE HELUW
harapan aku buat joy sih ya semoga dia selalu happy dan selalu sehat. Semoga jobnya makin banyak. Duitnya makin banyak. Hokhok. Dicintai banyak orang💜💜💜