Halo, aku Park Sooyoung, umur ku 17 tahun dan baru saja dapat KTP. Sampai saat ini aku masih terdaftar sebagai siswa kelas 3 salah satu SMA di kota Seoul. Aku sekeluarga pindahan dari Jeju, kami pindah pada saat usia ku menginjak 7 tahun, selama 10 tahun terakhir aku merasa nyaman nyaman saja tinggal di Seoul, walau terkadang aku harus merindukan teman sepermainan ku yang ada di Jeju.
Saat ini aku tinggal berdua dengan kakak ku. Ayah, ibu dan Jisung-adik ku- sudah setahun ini kembali ke Jeju untuk mengurus bisnis keluarga, sedangkan adik ku yang teramat di sayangi ibu harus rela pindah ke Jeju mengikuti orang tua kami. Sejak kakek berpulang, ibu yang notabene anak tunggal harus mengurus nenek dan meneruskan bisnis. Sedangkan Ayah memang baru mencoba peruntungan untuk membuka cabang kedai ayamnya di Jeju.
Tinggal ber2 dengan kakak ku memang merupakan ujian terbesar dalam hidup, bukan karena dia kakak yang buruk, tapi karena dia terlalu baik dan terlalu menyayangi ku.
Author Side
Sooyoung lari menuju halte bis, dengan selembar roti tawar di bibirnya, dalam hati gadis cantik itu sudah menyumpah untuk kakak tercinta karena mengubah settingan alarm. Tambahan jam pelajaran di pagi hari mengharuskan Sooyoung untuk menyeting ulang alarm, 1 jam lebih pagi dari biasanya. Tapi dengan seenak hati Chanyeol-kakak Sooyoung- merubah kembali seperti semula.
Saat ini Sooyoung hanya berharap ada keajaiban yang datang, semoga bis yang di tumpangi sepi jadi dia bisa istirahat barang semenit untuk melemaskan ototnya. Tak berlangsung lama setelah dia membuat harapan.
TIIINNNN!!!!
"ASTAGA YA TUHAN KU!!!"
Sebuah motor berhenti di sampingnya, si pengendara tertawa di balik helm full face yang ia gunakan. Sooyoung terlonjak kaget, kedua tangannya menjumbul ke atas dan bibir yang di lapisi liptint cherry kesukaannya terbuka lebar, membuat roti tawar yang baru ia gigit sekali jatuh ke tanah.
"Oii Sooyoung! Cepat naik!", Sooyoung hampir saja mengumpat, kalau saja dirinya tidak sedang mengejar waktu, Sooyoung yakin bisa membuat telinga laki laki yang ada di sampingnya jadi tuli.
"Mau naik tidak? Aku tinggal ya?"
Yook Sungjae, dia masih tersenyum penuh kemenangan. Dia bangga membuat Sooyoung yang mudah terkejut melompat seperti ballerina.
Fyi : Melihat penderitaan Sooyoung adalah anugerah bagi Sungjae.
Tanpa menjawab Sooyoung langsung duduk di jog belakang, hal ini membuat posisi yang tidak mengunungkan bagi Sooyoung, ia harus rela memperlihatkan setengah pahanya karena rok sekolahnya yang pendek. Melihat Sooyoung tidak nyaman Sungjae langsung melepas jaket. Ini kelebihan Sungjae lainnya, manner sebagai seorang laki laki yang di tuntut peka sudah dia kuasai.
"Bawa ini, aku gerah. Dan ini pakai helm mu", tanpa berbalik Sungjae menyerahkan jaket dan helm pada Sooyoung.
-lalalahepines-
Bel masuk bunyi saat Sooyoung dan Sungjae berhasil masuk kedalam kelas, Sooyoung bersyukur berkat Sungjae dia berhasil sampai tepat waktu, dia tak harus duduk di luar kelas sampai tambahan jam selesai.
Sooyoung Side
"Hei! Telat bangun ya?", aku mengangguk.
Jennie-teman sebangku ku/Partner in crime- dia selalu cepat tanggap.
"Apa lagi? Maraton drama?"
"Tidak, kakak ku merubah settingan alarm ku", keluh ku kesal.
"Menyebalkan sih, tapi dirimu harus terimakasih juga pada kakak mu.", ujar Jennie dengan nada menggoda.