"Jisung-ah,apa yang sedang kau lakukan?" seorang wanita terlihat menghampiri anakkecil yang terlihat serius menatap majalah yang berada di hadapannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Eomma,bukankah dia tampan sekali" ujar anak itu sambil menunjuk foto yang beradadi majalah tersebut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Eum, sangatttt tampan sama sepertimu" wanita itu merapikan rambut putranya yang sedikit berantakan.
"Aniya... Eomma. Aku tidak tampan" jisung menggeleng kan kepalanya, tak setuju dengan pendapat ibunya.
"Appa jauh lebih tampan dari aku" ujarnya
"Sungguh?"
"Eum. Appa sangat sangat tampan, aku ingin menjadi seperti appa. Dimana pun ia berada, semua orang menyapanya. Appa sangat baik" jisung tak berhenti menunjukkan senyum bangganya membuat ibunya tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.
"Jisung-ah, bagaimana kalau kita menelpon appamu?" jisung tersenyum bahagia sambil terus melompat-lompat.
"Palli eomma, telpon appa. Aku sangat merindukannya" ujar jisung, dia selalu bersemangat setiap kali appanya menelpon ataupun ia yang menelpon appanya.
"Tunggu ya... Eomma ambil Handphone dulu" sooyoung, ibu muda itu berjalan menuju meja TV tempat ia menyimpan handphone nya.
Park Sooyoung, Di usianya yang baru menginjak 25 tahun. Ia sudah memiliki seorang putra berusia 3 tahun. Sooyoung menikah saat berusia 21 tahun, menikah di umur yang masih sangat muda merupakan keputusan terbesar yang pernah ambil dalam hidupnya
Banyak yang tidak setuju dan menentang keras keputusannya, terlebih lagi saat itu karirnya sedang berada di puncaknya.
Tapi sooyoung, dia tetap tidak mau merubah keputusannya. Keluarga nya juga tidak bisa berbuat apapun, mereka hanya ingin sooyoung bahagia. Meskipun agensi sooyoung terus mendesak mereka agar membujuk sooyoung untuk membatalkan niatnya itu.
Bukan sooyoung saja tapi suaminya juga, Kim Taehyung.
Suaminya itu bahkan di ancam akan di keluarkan dari grup padahal saat itu grup mereka sedang bersama-sama membangun satu persatu tangga yang akan membawa mereka menuju tujuan yang akan mereka capai.
