Hiruk pikuk di lorong koridor SMA Seoul masih sama seperti kemarin, ramai membicarakan pesta prom menjelang acara ulang tahun sekolah yang akan digelar empat hari lagi.
Park Joy yang tengah merajut langkah menuju kafetaria siang ini bersama Kim Yerim ㅡSahabat perempuannyaㅡ mau tidak mau ikut mendengar obrolan beberapa gadis yang dilewatinya sedang membahas prom party dengan nada antusias.
"Yer". Panggilnya sejurus kemudian pada gadis berikat dua yang kini berjalan berdampingan dengannya, "Kamu udah ada pasangan?".
Kim Yerim tertawa pelan, "Seriously, Joy? Aku kira kamu nggak tertarik sama yang beginian".
Yerim tidak bisa menyembunyikan raut terkejut sekaligus kegelian dalam dirinya begitu Joy, sahabat cantiknya yang lumayan pendiam itu tiba-tiba bertanya mengenai pesta. Padahal kemarin dia baru memergoki Park Joy menolak ajakan Kim Hanbin si ketua kelas mereka untuk datang dengan alasan ingin maraton drama.
Yang ditertawakan ternyata hanya menanggapi santai, "Memang nggak".
"Terus kenapa tiba-tiba nanya aku datang sama siapa?".
Yeokshi, Kim Yerim dan mulut ingin tahunya memang yang terbaik!
Keduanya baru masuk kedalam antrian dengan membawa nampan kosong di tangan masing-masing saat Joy tiba-tiba berbalik dengan kedua ujung alis yang menukik ragu.
"Penasaran". Ujarnya.
Dan Kim Yerim dengan matanya yang sisa segaris itu kembali tertawa pelan sebelim sebuah rona merah menghiasi wajahnya pualamnya. Ujung nampannya dengan sengaja ditubrukkan ke siku Joy, lantas dengan suara yang turun beberapa oktaf, gadis itu mulai membisikkan sesuatu.
"Kenal Kak Jungkook dari kelas Multimedia nggak? Aku datang sama dia".
"ARE YOU KIDDING ME, KIDS?". Joy dan refleksnya yang lumayan bodoh cukup menyita perhatian seisi kafetaria.
Buru-buru dia menutup mulutnya sendiri dan kali ini dengan agak terburu-buru mengambil makanan dengan wajah yang menunduk malu diikuti Yerim ㅡyang tengah melotot kesal kearahnyaㅡ sudah menguntai langkah cepat guna menemukan meja untuk menenggelamkan wajahnya yang memerah malu.
Beruntungnya mereka menemukan satu. Dan letaknya paling ujung!
"Serius dia? Jeon Jungkook?". Joy masih menatap Yerim tak percaya. Sedang si gadis bersurai ikat dua itu hanya mengangguk sambil mengiyakan.
"Tapi dia kan player!". Joy menghardik tidak sabar, "Kamu yakin mau berurusan sama dia?".
"Yakin". Yerim mengangguk yakin, "Kamu nggak perlu khawatir, aku tau gimana ngadepin buaya sejenis Kak Jungkook, kok".
Park Joy menghela napas kasar.
"Pikirin dirimu sendiri deh! Mau sampai kapan sendiri terus?". Yerim meletakkan sendoknya setelah satu seruputan kuah sup ayam, "Malu tuh sama adik kelas cabe-cabean yang tebel bedak aja bisa dapet kakak kelas hits!".
STRIKE!
YEOKSHI KIM YERIM!
"Kok kamu nyamain aku sama cabe-cabean sih, Yer?!". Tanpa bisa menyembunyikan raut kesalnya, Joy mencibir sahabatnya yang sekarang malah kembali menertawainya, "Mana ada sendiri? Kan ada kamu!".
"I'm normal ewh, sorry". Yerim memutar bola matanya jengah. "Lagipula aku heran sama kamu, banyak yang naksir gini kok kamu kacangin semua".
Park Joy menggedik pelan, "Abisnya kacang enak. Apalagi martabak dikacangin".
"WOY!"
Tawa Joy pecah begitu saja melihat Yerim mengamuk atas selera humornya yang rendah.