21

1.7K 252 1
                                    

besok siangnya kak chan telpon gue, terus katanya ngajak keluar mumpung gue lagi libur. gue sih mau-mau aja soalnya enak gitu ditraktir gak usah ngeluarin uang.

gak lama ada suara klakson mobil didepan rumah gue, gue pun minta izin ke kak lino mau keluar sebentar.

"kak chan." sahut gue terus senyum.

kak chan bales senyum, "kita makan yuk. em.. pasti bosen ya kakak ngajak makan mulu?"

"ih gak kak malahan aku seneng hehe."

"yaudah mau makan apa?"

"em, apa aja deh kak aku ngikut."

kak chan ngangguk, "yaudah naik, ra."

"iya kak."

gue pun masuk ke dalem mobil nya kak chan.

"ra?"

"hm?"

"kita makan ketempat biasa aja, ya?"

"boleh kak."

kak chan senyum lagi, tangan kirinya dipake ngelus rambut gue.

setelah sampe kak chan langsung mesen makanan yang biasa kita pesen. gak lama makanan pun dateng. kita langsung makan, diselangi beberapa obrolan.

setelah selesai makan, kak chan ngajak ke taman kota sampe sore, terus pulang. sekarang kita udah nyampe didepan gerbang rumah gue.

"kak chan." panggil gue, kak chan natap gue sambil narik alisnya sebelah.

"makasih ya kak, nara udah diajak makan terus diajak jalan-jalan, dianter pul–"

gue melotot kaget waktu bibir kak chan ngecup bibir gue.

kak chan mulai ngedeket lagi, matanya ngeliatin kearah bibir tipis gue, dia miringin wajahnya sampe gue bisa ngerasain hembusan nafas kak chan.

gue langsung ngalihin pandangan gue. "y-yaudah kak aku masuk ya, kakak hati-hati pulangnya."

gue buru-buru keluar dari mobil kak chan dan langsung masuk ke dalem rumah.

⊰⊹ฺ

19.21

seperti biasa di rumah gue berisik, karena ada temen-temennya kak lino, termasuk kak chan.

gue turun ke bawah niatnya mau ngambil cemilan sama minum buat nonton drama dikamar. waktu gue turun ke bawah yang ada cuma kak chan yang lagi mainin hpnya diruang tamu.

gue berniat buat pura-pura gak ngeliat kak chan. gue jadi keinget kejadian tadi sore.

"nara?" panggil kak chan.

"hah? i-iya kak kenapa?"

"bisa ngobrol bentar?"

"i-iya."

gue nyamperin kak chan terus duduk disebrang kursi yang didudukin sama kak chan. ngerti gak sih ini malah diem-dieman gue nunggu kak chan buka suara begitu juga sebaliknya.

gue berdehem, "k-kak lino sama yang lain kemana, kak?" tanya gue biar suasana gak canggung.

"mereka keluar cari makanan." jawabnya, gue cuma ngangguk. "soal tadi sore maaf ka–"

"gapapa kak lupain aja, hehe iya lupain." potong gue.

kak chan diem terus nunduk. "kamu tau kan kakak suka sama kamu? jadi kakak bakal ngasih kamu waktu buat kamu mikirin lagi perasaan kakak."

"maafin aku, kak."

kak chan langsung natap gue.

"kakak ganteng, sopan, baik.  maka dari itu kakak harus ketemu sama perempuan yang baik juga. yang lebih dari aku."

"tapi kakak sukanya sama kamu, ra. apa kamu gak bisa buka hati kamu buat kakak?"

"aku minta maaf kak dan makasih atas apa yang kakak lakuin selama ini buat aku. tapi tolong berhenti suka sama aku kak, maaf."

"apa karena cowok itu?"

cowok itu? "maksud kakak?"

"cowok yang digerbang sekolah kamu, yang bayarin belajaan kamu."

gue ngerutin dahi gue berusaha nginget siapa yang di maksud sama kak chan, dan— ya, changbin.

"maksud kakak changbin? ini gak ada hubungannya sama dia, kak."

"terus kenapa kamu selalu nolak kakak?"

"kakak pernah denger pepatah kalo cinta itu gak bisa dipaksakan? aku udah anggap kakak kayak kakak aku sendiri."

kak chan diem.

gue ngehembusin nafas pelan, "kalo gitu aku ke atas lagi."


at beginning

at beginning [ changbin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang