sabtu, 09.12
"KAKAK NARA LAPER!"
"ya makan lah!"
"masakin dong yayaya?"
"lo tuh cewek, seharusnya lo yang masak. masakin buat gue kakak lo bukan gue yang masakin."
"yang bilang gue cowok siapa? makanya cari cewek terus nikah kalo pengen dimasakin."
"ngejawab mulu ya heran, kalo orang yang lebih tua ngomong tuh dengerin!"
kak lino tetep pergi ke dapur buat masak, tapi ya gitu masaknya sambil ceramah gak henti-hentinya ngomel, heran gue.
"heran cewek gak bisa masak!"
"ganti kelamin aja kalo gitu!"
"tonton aja tuh spongebob sampe uler punya kaki."
"lama lama gue hapus juga lo dari kartu keluarga!"
ya gitu lah kira-kira kak lino ngomel ngomel sambil masak. masakan udah jadi. kak lino langsung nyodorin piring yang udah ada nasi goreng sama brokoli rebus.
"kak lino nih gak suka brokoli." kata gue sambil nusuk brokoli pake garpu.
"makan atau gak gue kasih jatah jajan." sambil nodongin garpu.
"cih, ngancemnya gitu."
ting tong ~
"bukain, gih." suruh kak lino.
"aduh gak liat apa lagi makan??"
"bukain bentar tulul gak jauh ini, untung adek gue lo."
"hhh iya iya."
ting tong ~
"IYA BENTAR, HARUS JALAN DULU INI." teriak gue sambil jalan kearah pintu. "iya siap–a?"
"siapa, ra? suruh masuk aja!" teriak kak lino.
gue masih tertegun liat orang didepan gue sekarang.
karena gak ada jawaban dari gue, kak lino nyamperin gue kearah pintu. "ini anak, tamunya suruh ma–suk."
⊰⊹ฺ
lino sama nara benci tapi sekaligus rindu sama seseorang yang sekarang ada di hadapan mereka. entahlah tapi yang jelas mereka akhirnya ketemu lagi setelah sekian lama.
beliau senyum. "udah lama ya gak ketemu? kakak gimana kabar kamu?"
gak ada jawaban.
beliau senyum lagi, "nara, gimana sekolah kamu?"
"ba–"
"masuk kamar!" suruh kak lino tegas.
"tapi kak–"
"gue bilang masuk kamar!"
"gapapa nara, nurut sama kakak kamu masuk kamar aja."
kak lino natap orang yang didepannya gak suka. dia megang pergelangan tangan gue langsung ditarik ke kamar gue. sampai dikamar gue, kak lino nutup pintunya lumayan kenceng.
gue masih berdiri di deket pintu. kak lino duduk disisi ranjang, dia ngusap wajahnya kasar. "arrgghh, kenapa harus balik lagi??!" kata kak lino frustasi.
gue nyamperin kak lino, jongkok didepan dia, megang kedua tangannya dan natap kak lino lekat.
"kak..." gue ngusap pungung tangan kak lino.
"gue gapapa, lo kalo mau sesuatu bilang aja, biar gue yang bawain."
"kak mama–"
"dia bukan mamah kita, ra!"
"tapi gimana pun dia mamah kita."
"gue ngerti, tapi dia udah ninggalin kita gitu aja."
gue berdiri terus duduk disisi ranjang disamping kak lino. "seburuk apapun itu, dia tetep mamah kita, orang yang ngelahirin kita."
kak lino megang tangan gue. "gue gak tau kalo mamah bakal balik lagi kesini.. maafin kakak, lo pasti jadi keinget kejadian waktu dulu."
gue senyum. nyenderin kepala ke bahunya kak lino. "gapapa kak, bukan salah kakak."
"gue cuma takut lo keinget masa lalu itu lagi, padahal lo udah berusaha keras buat ngelupain."
"selama ada kak lino disamping nara, nara baik-baik aja."
kak lino ngusap rambut gue dan ngegenggam erat tangan gue. "pasti, gue gak bakal ninggalin lo."
at beginning
KAMU SEDANG MEMBACA
at beginning [ changbin ]
Short Story[fin.] "it doesn't matter who likes you, the most important whom you like" [1] 260619 #changbin [1] 090120 #spearb [1] 030621 #seochangbin [1] 170721 #chan ©November 2018