Kacau

861 53 2
                                    

Di rumahnya Amran, keluarga ini terlihat marah dan juga harus memundurkan pernikahan yang seharusnya besok terjadi.

Seluruhnya terdengar kacau karena pihak yang terkait sudah selesai untuk membantu pernikahan Amran dan Kamelia. Rombongan teman-teman Amran jadi shock lantaran pernikahan harus di undurkan terkait suatu masalah yang belum di ceritakan Amran pada teman-temannya itu.

Syarif terlihat siap memukul siapa saja yang mau mengejek adiknya ataupun mengosipi keluarganya ini. Amel jadi waspada, ia memberitahukan kakaknya, Haris untuk mengawasi Syarif.

Amel takut suaminya mendatangi kediaman pak Sahid dan melakukan pembalasan atas apa yang di lakukan lelaki tua itu pada Amran.

Semua teman-teman Amran mengucapkan simpati. Mereka akan membantu Amran jika di perlukan. Mereka tidak perlu alasan untuk membantu adiknya Syarif ini.

Rupanya, Kusuma selaku ketua geng jadi marah dengan di mundurkannya pernikahan Amran dan Kamelia. Wanita ini menghubungi Janet untuk mencari tahu kenapa hal itu bisa terjadi. Kalau langsung bertanya dengan Amel, ia akan ketahuan sekali ikut campur. Tapi, Amran adiknya Syarif, teman suaminya dan juga temannya. Ia harus membantu temannya ini. Ia juga yakin suaminya bisa membuat pak Sahid menyesal karena tidak mengambil Amran sebagai menantunya. Kusuma tersenyum kecil, ia akan minta bantuan suaminya juga nanti.

***
Amran merenung di kamarnya. Ia bergerak mendekati cermin dan menatap wajahnya. Ia mempunyai saudara kembar. Adiknya atau kakaknya?

Amran mengangkat jarinya menyusuri dirinya sendiri melalui pantulan cermin tersebut.

"Ibu.. kenapa ibu tega memisahkan Amran dengan Emran..?" bisik Amran dengan sedih.

"Kenapa ibu harus menemui pak Sahid untuk meminjam uang..?"

"Kenapa semua ini terjadi padaku..?"

Amran meratap di depan cermin. Lelaki ini terlihat kusut, rambut depannya yang panjang sudah tidak rapi lagi. Matanya menjadi berkilat ketika mengingat ucapan pak Sahid yang membuat ibunya tertidur lalu melakukan perbuatan yang sangat tercela tersebut.

Ibunya mungkin bingung sewaktu mengandung, ibunya juga mungkin takut kalau memang dirinya dan saudaranya adalah anak pak Sahid. Itu maka keutuhan rumah tangga ayah dan ibunya hancur. Di kalau ibunya bingung, pak Sahid pasti menekan ibunya untuk memberikan salah satu dari mereka kepada lelaki tersebut.

"Iya.. pasti seperti itu keadaan waktu dulu. Ibu tidak kuasa membuat rumah tangga dengan ayah hancur. Pak Sahid sangat licik. Aku tidak peduli ia ayah biologisku jika nanti terbukti. Namun, jika tidak terbukti, lelaki tua itu akan menerima balasan setimpal juga dariku nanti." geram Amran di bayangan kacanya. Ia pasti membuat perhitungan untuk pak Sahid nanti. Hatinya jadi beku lantaran ayah Kamelia ini tega sekali menyakiti ibunya.

Amran mengeluarkan handphonenya dan menelepon kakaknya untuk meminta bantuan agar bisa mendapatkan nomor handphonenya saudara kembarnya,  Emran si pelukis.

"Kak..?" suara Amran penuh dengan kesedihan.

"Iya Ran..?" balas Syarif di seberang telepon.

"Hmm.. aku mau minta bantuan kakak, kakak banyak koneksi untuk mencari koneksi Emran. Tolong aku kak, please..?" Amran jadi mau menangis lantaran mau mencari tahu saudara kembarnya itu.

"Iya Ran.. aku akan mencari Emran, bu Husna tinggal di Makasar. Aku akan menelpon Haris juga Rendy untuk meminta bantuan dari mereka berdua." balas Syarif penuh tekad membantu adiknya itu.

"Terima kasih kakak.. aku senang mempunyai saudara seperti kakak.. " bisik Amran penuh kasih pada Syarif.

Syarif terdiam di ujung telepon. Lelaki itu menahan dirinya untuk memukul sesuatu.

CINTA SANG PHOTOGRAPHER {Geng Rempong : 9}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang