Waspada

805 51 1
                                    

Kamelia pulang dengan agak waspada karena takut suaminya sudah pulang duluan. Kamelia bernapas agak lega karea sang suami belum pulang. Wanita ini langsung masuk kamar tidur dan melepaskan gaun yang sudah di pakai dan menghidupkan air di dalam bathtub. Ia merasa kotor karena bertemu dengan lelaki lain. Semoga tindakannya ini tidak mempengaruhi hubungannya dengan sang suami.

Kamelia masuk ke dalam bathtub ketika air hangat sudah setengah isinya. Dengan langkah pelan dan penuh perhitungan, Kamelia membaringkan tubuhnya di air hangat itu. Wanita ini mendesah senang, mengambil sponge untuk memberiskan kakinya. Ia sih agak kesulitan untuk membungkuk lantaran perutnya sudah membuncit. Kamelia terkekeh ketika di dalam perutnya terasa menendang.

"Hei sayang..mama lagi mandi nih.. jangan menendang-nendang dong..?" bisik Kamelia sambil mengusapkan air ke perutnya yang terasa agak kencang itu.

Pintu terbuka, tampaklah Amran dengan wajah menyeringai seksi memperhatikan istrinya mengusap perut buncit hasil mereka berdua itu.

Amran berdehem, Kamelia terkejut dan menoleh pada suaminya. Amran menatap penuh minat ke arah tubuh istrinya yang menyembul di tempat tertentu.

"Aa sudah pulang..?" ucap Kamelia dengan agak parau karena mata panas suaminya melihat ke arah tubuhnya itu.

Amran mengangguk saja, lalu berjalan ke arah wastafel untuk mencuci muka dan tangan.

Kemudian melepaskan semua pakaian yang di pakai, kemeja panjang, kaos dalam, celana panjang dan boxer katun kesukaan lelaki itu.

Kamelia menelan air ludah, ia selalu bisa menitikkan air liur ketika suaminya ini berdiri tanpa busana. Semuanya terpampang jelas memuaskan indra penglihatannya.Ia meremang ketika suaminya berjalan bak harimau jantan mengarah ke bathtub. Mata Kamelia melotot ke arah tripod yang gagah. Amran terkekeh serak, lelaki ini tahu kalau tubuhnya itu selalu bisa 'oke' hanya berdekatan dengan sang istri.

Amran langsung masuk ke bathtub dan mendesah lantaran air hangat itu sangat nikmat apalagi berdua dengan sang istri. Lelaki ini mengambil sponge sang istri dan membantu kekasihnya itu untuk membersihkan diri. Kamelia merinding karena telapak kakinya sengaja di letakkan oleh sang suami di atas perut lelaki itu. Mereka duduk bersebrangan. Kedua kaki Amran tentu saja dalam pose menantang membuat Kamelia menutup matanya lantaran tidak tahan melihat tubuh menggoda itu.

"Melia.. kenapa kamu malu.. ? Kita kan tertutup busa..?" ucap Amran setengah menggoda.

"Ighh.. Aa bikin keki deh." rutuk Kamelia sembari menyiramkan air ke arah suaminya.

Amran tertawa dan menggelitik kaki istrinya dan menekankan kaki itu pada tubuhnya yang menghangat. Alhasil kegiatan mandi bersama ini memakan waktu  agak lama.

"Aa.. dokter bilang kan saya harus hati-hati.." ucap Kamelia setengah mendesah setengah khawatir lantaran sudah memenuhi tubuhnya dengan kegagahan tubuh sang suami.

Amran mengangguk paham, urat menonjol di leher lelaki ini ketika Kamelia menari lembut di atas pangkuan pahanya.

"Kok Aa diam saja sih..?" bisik Kamelia sengaja berdiam diri agar suaminya ini memperhatikan dirinya.

"Melia.. jangan diam terlalu lama.. please..?" pinta Amran pada sang istri.

"Hmm.." gumam Kamelia sambil bertopang tangan di bahu suaminya. Ia selalu suka posisi ini karena bisa mengontrol dirinya sendiri, agak lelah sih, tapi suaminya sangat pengertian dan sigap membantu jika ia mulai tersenggal-senggal.

Amran memegangi pinggang istrinya yang lembut. Dengan lembut dan hati-hati, Amran terus membiarkan istrinya menggunakan tubuhnya untuk kebahagian mereka ini.

CINTA SANG PHOTOGRAPHER {Geng Rempong : 9}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang