Annisa kembali menjerit membuat Syarif dan Amel waspada.
"Auntieeee.. Auntieee Kamel.. abi..abi.. bantu auntie.. mana uncle..?" terik Annisa berulang-ulang.
Amel mengambil handphone dan menelepon Kamelia tapi tidak terjawab, ia tahu Amran sedang ke Yogya dan ada pengawal menjaga Kamelia. Ini sudah petang.
"Telepon ibuku kitten.." desak Syarif sambil menenangkan Annisa."Iya Aa.." ucap Amel.
Syarif memangku Annisa yang menangis sambil teriak-teriak.
"Nak.. sayang.. auntie di mana..?" tanya Syarif to the point karena anaknya pasti punya gambaran tentang di mana Kamelia.
"Di rumput abi.. banyak rumput.." jawab Annisa ketakutan. "Cepat tolong auntie Abi.. wajahnya terbakar.. sakit abi.. sakit sekali.." oceh Annisa dengan wajah memelas.
Jantung Syarif berdentam-dentam.
"Aa.. Kamelia tadi bekerja, sekarang belum kembali.." ucap Amel setelah menelpon ibu mertuanya. " Tapi ini sudah waktunya pulang." lanjut Amel khawatir.
"Telepon Amran sekarang, aku akan telepon Giri.." ujar Syarif tegas sambil mengeluarkan handphone sedangkan anaknya mengoceh tentang terbakar. "Iya nak.. sabar ya sayang.. kita akan menolong auntie Kamelia.." tutur Syarif lembut pada anaknya sambil menelepon Giri.
"Gir.. tolong cari mobil Kamelia di sepanjang jalur semak-semak, Annisa mengatakan sesuatu terjadi pada Kamelia. Sebaiknya sekarang Gir, aku tidak mau melapor orang hilang yang sesuai prosedur, ini demi adikku Amran.. " ucap Syarif tanpa basa-basi pada Giri.
Giri menjawab baiklah, lelaki itu akan mengontak bagian satlantas di daerah yang di lalui Kamelia untuk meminta bantu dan juga segera turun sendiri ke lapangan.
"Terima kasih bro, aku tidak bisa membantu karena Annisa rewel dan Amel sedang mengandung, tapi tolong secepatnya, jika perlu bantuan aku telepon Burhan, lelaki itu pasti sudah pulang dari kerja." lanjut Syarif dengan nada tegas tapi ramah. Syarif langsung mematikan sambungan telepon dan menelpon Haris untuk meminta bantuan mencari dari arah yang berlawanan dari Giri.
"Semoga Kamelia baik-baik saja ya Aa.." bisik Amel setelah menelepon Amran untuk bersiap-siap pulang secara mendadak jika terjadi sesuatu pada Kamelia.
Annisa sekarang terkulai lemas di gendongan Syarif bocah tersebut terlihat lelah karena menjerit dan menangis.
"Bawa Annisa ke kamarnya ya mbak.." ucap Syarif kali ini pada baby sitter Annisa yang sedari tadi menunggu saja.
"Iya pak.." balas si baby sitter. "Ridwan kamu ikut masuk ke kamar ya sayang, istirahat sebentar.. " ucap Syarif pada Ridwan.
Ridwan mengagguk paham. Bocah lelaki ini mengikuti baby sitter yang membawa Annisa ke kamar tidur.
"Kitten kita istirahat dulu, sebentar lagi mungkin ada kabar perihal Kamelia." ucap Syarif pada Kamelia.
"Iya Aa.. " jawab Amel lalu bersama suaminya naik ke kamar tidur mereka untuk istirahat sebentar.
***
Team satlantas dan Giri tidak membutuhkan waktu lama untuk menemukan Kamelia. Mobil wanita ini yang tersuruk janggal ke pepohonan memicu salah satu warga untuk memeriksa isi mobil yang tidak ada orangnya dan menemukan Kamelia terterungkup di semak dengan kondisi yang mengenaskan. Seorang warga ini adalah wanita berusia sekitar 40 tahun yang sedang pulang dari indomar*t untuk membeli susu formula bagi cucunya.
Si wanita langsung menelpon nomor polisi yang terdapat di handphonenya. Nomor itu sengaja di simpankan oleh anak perempuannya agar jika terjadi sesuatu segera menelpon ke sana. Yang menerima telepon ternyata Giri. Karena si ibu adalah ibunya Nandini. Tentu saja Giri langsung meluncur ke lokasi tempat Kamelia di temukan karena deskripsi yang ibunya Nandini mengarahkan ke sosok kamelia.

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SANG PHOTOGRAPHER {Geng Rempong : 9}
RomanceAmran Surano seorang photographer yang memulai karirnya dari bawah. Terus mengembangkan sayap juga dibantu oleh keluarganya walaupun dirinya ingin mandiri. Sang ibu tiri, berusaha menjodohkannya dengan seorang wanita bernama Ranti. Namun, ia tidak m...