Kamelia dengan gembira masuk ke cafe dan memeluk Rere yang terlihat pucat seperti mayat.
"Non..?" bisik Rere seolah tercekik.
"Sudah-sudah.. tenang saja.. beres kok." balas Kamelia dengan berbisik pula.
"Kita pulang ya non...soalnya tuan sebentar lagi juga pulang. Ini sudah jam 8 malam."
"Iya-iya.. kita pulang.. tapi sebentar lagi Re.. saya mah lapar.. kan ayah tahu saya lagi makan malam bersama lelaki itu.. " ujar Kamelia kalem. Wanita ini mengelus perutnya yang datar membuat Rere menarik napas agak iri karena perut majikannya itu tidak ada lemak sedikit pun. Wajarlah ya.. kan seorang model harus bisa merawat dirinya batin Rere.
Akhirnya Rere menurut setelah di bujuk untuk menemani Kamelia makan malam. Ia sih tidak makan lagi takut makanan yang ia telan berubah jadi gumpalan daging di perut dan pahanya. Ia minum saja seolah bisa gemuk dan batin Rere mendesah melihat Kamelia yang makan.
"Non.. kok bisa tetap langsing sih? Non kan model..makan malam seharusnya tidak boleh untuk keindahan tubuh non ini.. " ucap Rere penasaran.
Kamelia tersenyum lebar. Ia tahu kalau tidak boleh makan terlalu berlebihan.
Tapi, ia bisa mengatur tubuhnya dengan nantinya mengkonsumsi banyak buah dan minum banyak air putih.
"Ighh... non kok senyum-senyum saja sih..?" ucap Rere keki.
"Hmm.. saya kan makan malam ini tidak langsung tidur Re.. paling tidak saya sit up sekitar 15 menit sehari biar nih perut tetap sesuai standar." balas Kamelia kalem.
Kamelia makan dengan lahap dan tenang. Tidak seperti hati seorang lelaki yang gelisah di restoran seberang cafe tersebut. Lelaki itu menatap nanar ke arah cafe dengan pikiran berkecamuk.
"Nak.. kok melamun sih.. Ranti sedari tadi tidak di ajak ngobrol? Gimana atuh..?" bisik seorang ibu pada anak lelaki yang sekarang sibuk melihat hasil jepretan di kameranya itu.
Wanita yang di sebutkan tadi bercanda dengan bocah lelaki imut.
Lelaki yang memegang kamera mendesah. Ia agaknya berbuat salah lantaran tidak memperhatikan wanita cantik di dekat dirinya ini.
"Hmm.. maaf ibu.. aku.. hmm.. agak terkejut saja karena ibu mengundang Ranti di sini. Apakah Ranti tidak ada kegiatan?" tanya lelaki yang tak lain tak bukan Amran ini.
Ranti jadi tersentak. Ia memang sedang ada di Bogor. Karena ada urusan dengan ayahnya. Namun, ibu tirinya mendapatkan pesan dari ibunya lelaki rambut awut-awutan dan mata dingin ini ketika berbicara dengan dirinya untuk makan malam bersama. Mana ia tahu kalau dirinya akan makan sekeluarga dengan keluarga Amran ini. Lelaki yang pernah ia lihat di acara Yogi dan Septi, teman kakak tirinya itu.
"Saya.. hmm?" Ranti terlihat kesal.
Ranti kesal lantaran ia yang tidak bisa menolak permintaan dari ayah dan ibunya untuk makan malam bersama keluarga pak Yanto. Ia sih sebenarnya tidak ada masalah dengan Amran, hanya saja Amran ini seakan terlalu tertutup. Ia merasa Amran pun tidak terlalu minat untuk di pertemukan dengan dirinya. Mereka berdua terjebak di sini bersama, ia yakin sang ibu Syarif ini berusaha menjodohkan dirinya dengan Amran.
"Hmm.. saya kebetulan saja ada di Bogor dari pagi tadi. Ada urusan dengan ayah. Dan, saya tidak tahu kalau akan di ikutsertakan dalam acara makan malam keluarga ini.." lanjut Ranti dengan rasa kesal yang kentara.
Amran hanya diam saja, ia mengelus layar kamerannya. Ranti ingin sekali menjitak kepala lelaki itu karena di acuhkan. Untung keluarga lelaki ini tidak mempunyai sifat yang mengesalkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SANG PHOTOGRAPHER {Geng Rempong : 9}
Storie d'amoreAmran Surano seorang photographer yang memulai karirnya dari bawah. Terus mengembangkan sayap juga dibantu oleh keluarganya walaupun dirinya ingin mandiri. Sang ibu tiri, berusaha menjodohkannya dengan seorang wanita bernama Ranti. Namun, ia tidak m...