Sukses

1.2K 58 1
                                    

Operasi selesai, Kamelia masih belum sadar karena pengaruh obat bius. Anak bayi mereka di rumah Rendy di asuh oleh bu Marta dan Amel beserta baby sister. Setidaknya Amel atau Kusuma bisa menyusui Kamran jika bayi itu kekurangan ASI Kamelia yang sudah di letakkan di dalam botol.

Amran memeluk kakak tirinya dengan erat.

"Terima kasih kak..?" bisik lelaki ini penuh sayang pada kakaknya.

Pak Yanto muncul bersama Emran di koridor. Amran mendekati adik kembarnya itu. Emran mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan kakaknya. Lelaki ini sekarang memakai kruk untuk menopang kedua kakinya yang masih dalam proses penyembuhan.

Amran menerima tangan adiknya lalu memeluk bahu Emran dengan erat sambil menepuk-nepuk lembut.

"Bro.. maafkan aku jarang berkunjung menemui kamu..?" ucap Amran pada adiknya itu.

"Tidak apa-apa kak, toh kakak sangat sibuk..?" balas Emran kalem.

Syarif menyeringai melihat kedua lelaki yang sangat mirip itu berdekatan. Sungguh keajaiban sang Pencipta menciptakan semua makhluk di dunia ini.

"Ayo.. duduk dulu di sini.. " ajak Syarif pada Emran dan sang kakek. Amran pun duduk di kursi yang ada di depan ruang IGD. Mereka belum bisa menjengguk Kamelia.

Ke empat lelaki itu bercakap-cakap seputar keadaan mereka sampai dokter yang mengoperasi Kamelia datang menghampiri mereka setelah Amran dan Syarif menunggu selama 2 jam di luar.

"Hmm.. maaf, Kamelia sudah sadar, tapi hanya boleh satu orang dulu yang melihat. Kami menanyakan siapa yang mau di temui. Dia menulis di kertas mau menemui suaminya.. " ujar si dokter yang terlihat sangat tenang juga arif itu.

Kamelia memang sudah di pindahkan ke ruang IGD sejam yang lalu setelah dari ruang operasi.

Syarif menepuk bahu Amran untuk membiarkan adiknya menemui sang istri.

Dokter membimbing Amran untuk masuk ke ruang IGD. Kamelia terlihat agak mengantuk, wajah sebelah wanita itu di tutupi perban sampai hampir ke leher.

"Melia..?" bisik Amran lembut.

Mata Kamelia menatap suaminya dan bersinar menenangkan lelaki itu.

"Jangan terlalu membuat Kamelia lelah ya nak.. dia masih butuh pemulihan sejenak. Cuma, sentuhan kamu sebagai suaminya bisa membuat Kamelia tenang juga.. " ucap dokter tersebut lalu permisi dari hadapan Kamelia dan Amran.

Amran duduk di kursi yang ada dekat ranjang. Mengusap lengan kiri istrinya dengan lembut sampai ke telapak tangan.

"Hai.." bisik Amran sambil mengecup jari istrinya.

Mata Kamelia mengerjap senang atas kehadiran sang suami.

"Shh.. kamu akan baik-baik saja, Kamran juga baik kok, tadi teteh Amel dan teteh Kusuma menelpon lewat video, anak kita sedang tidur nyenyak.. kita beruntung memiliki teman seperti mereka.. "

Amran pada sang istri.

Lelaki ini awalnya khawatir sang istri masih menyusui bayi mereka dan harus menjalani operasi walaupun operasi kecil. Anak mereka sih ada yang menjaga, tapi tetap saja ia khawatir untuk ini.

"Jangan khawatir Aa..?" bisik Kamelia dengan suara serak. Hanya mulutnya saja yang bergerak agak susah. Masih beruntung air keras itu tidak mengenai mulut Kamelia. Amran bersyukur atas semuanya ini. Dengan adanya ujian dari sang Pencipta, mereka akan berubah menjadi manusia yang lebih baik dan waspada.

Amran mengangguk pelan, lalu mengecup pipi istrinya yang sebelah kiri.

"Tidurlah Melia, aku akan menjaga kamu.. jangan khawatir.. " bisik Amran lembut.

CINTA SANG PHOTOGRAPHER {Geng Rempong : 9}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang