Rupanya Jepri benar-benar naik banding. Di saat Kamelia menyembuhkan dirinya, wanita ini harus bersaksi lagi di pengadilan membuat Kamelia agak drop karena harus bertemu dengan Jepri di sana.
Persidangan agak alot karena Jepri menekankan kalau Kamelia yang menyebabkan lelaki itu bertindak nekat. Pengacara Jepri membeberkan sekali lagi kalau Kamelia telah membohongi Jepri dengan berdandan menutupi wajah aslinya. Pengacara dari HARYOG Lawyer tidak tinggal diam. Itu tidak bisa di jadikan alasan untuk memperlakukan korban seperti ini.
Kamelia dengan wajah pucat harus teringat kembali kejadian petang itu. Jepri agak meracau karena melihat perut Kamelia yang agak mengencang. Lelaki itu berteriak kalau Kamelia hamil dan anak itu adalah anaknya. Ruangan sidang jadi kacau karena Jepri akan menuntut hak atas anaknya setelah ia bebas dari tahanan itu. Lelaki ini juga tertawa melihat wajah Kamelia yang berparut dan rambut pendek seperti lelaki. Hakim mengetok palu berulang-ulang untuk menghentikan ulah Jepri yang di anggap menghina korban.
Kamelia jadi pingsan, hakim menunda jalannya persidangan sampai Kamelia sadar dan sehat kembali. Kamelia di bawa ke ruangan khusus untuk pertolongan pertama. Amran dengan geram ingin mengejar Jepri ke kursi terdakwa dan memukuli lelaki itu, tapi Syarif, Giri, Haris dan Yogi menahan Amran untuk tetap di tempat dan menghormati jalannya persidangan.
"Aku bisa saja memukuli lelaki itu..." desis Amran emosi.
"Shh..jaga emosi kamu bro.. ini ruang sidang. Jangan mengucapkan kata-kata ancaman, pihak pengacara Jepri bisa menjadikan ini bahan untuk menahan kamu juga kalau kamu tak terkendali." bisik Haris pada Amran.
Yogi mengangguk menyetujui ucapan Haris itu.
"Iya dik.. kamu tenang saja, Jepri tidak akan menang. Lelaki itu malah menggali kuburannya sendiri sebentar lagi." ucap Syarif terkendali.
"Tapi kakak.. dia mengatakan itu bayinya. Itu bayiku kak.. aku yang menanamkan benih di dalam rahim Kamelia.." ucap Amran dengan sedih karena istrinya pingsan. Sidang di bubarkan. Amran dengan cepat mau ke ruangan di mana istrinya di bawa.
"Jaga diri kamu Ran.. kami akan memantau kasus ini lagi. Aku permisi dulu.." ucap Giri pada Amran. Amran mengganguk, Giri memeluk temannya untuk memberikan support. Haris dan Yogi juga permisi untuk kembali ke kantor mereka. Syarif menemani Amran untuk membawa Kamelia pulang. Ibu mereka ada rumah untuk mengawasi Emran yang sekarang terlihat depresi karena belum mengalami kemajuan dalam hal berjalan. Pihak keluarga sudah mengupayakan untuk menyewa seorang agar dapat menjaga Emran sekaligus merawat lelaki tersebut.
***
Kamelia menjadi linglung lantaran ucapan Jepri, wanita ini terdiam saja di kamar tidurnya. Amran sudah memberikan penghiburan dengan di ajak bercerita yang netral. Membawakan wanita ini novel kesukaan, majalah fashion dari Janet, sampai ke pemijatan yang di lakukan Amran pada kaki Kamelia.
"Tidak Aa.. Aa jangan repot-repot.." bisik Kamelia lelah.
"Tidak sayang.. aku tidak repot.. aku mau menyenangkan kamu.." balas Amran dengan senyuman.Kamelia menatap wajah suaminya yang tampan dan baik itu. Air mata mulai mengambang lagi di pelupuk mata Kamelia, wanita ini mengelus perutnya yang sudah menebal, usia kandungannya sekarang masuk dua bulan.
"Aa.. bagaimana kalau ini anak lelaki itu..?" tanya Kamelia waspada.
Tangan Amran terhenti dari pijatannya di kaki Kamelia.
"Aa..?" panggil Kamelia sedih."Tidak Melia.. itu bayi kita. Bayi kamu dan aku, coba kamu hitung sayang, kita memadu kasih lebih dulu daripada lelaki bej*t itu melakukan sesuatu pada kamu. Kamu harus yakin sayangku, itu bayi kita. Kita juga belum tahu kalau Jepri benar-benar menumpahkan berudunya di rahim kamu. Hasil pemeriksaan sih memang ada berudu di pinggiran tubuh kamu, tapi itu tidak membuktikan lelaki itu menjamah kamu sayang. Cuma ada memar di dalam leher kewanitaan kamu. Aku sih bisa saja berasumsi kalau itu hanya jarinya Jepri. Lelaki itu pasti tidak mampu menyentuh kamu sayang. Ia hanya ingin balas dendam dan membuat kamu menduga kalau kamu sudah di jamah." balas Amran dengan mata berkilat dan otak cemerlang seolah ucapannya itu memang benar adanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SANG PHOTOGRAPHER {Geng Rempong : 9}
RomanceAmran Surano seorang photographer yang memulai karirnya dari bawah. Terus mengembangkan sayap juga dibantu oleh keluarganya walaupun dirinya ingin mandiri. Sang ibu tiri, berusaha menjodohkannya dengan seorang wanita bernama Ranti. Namun, ia tidak m...