Terbakar

1.5K 65 3
                                    

Alhasil, tempat tidur Kamelia dan Amran seperti kebakaran setiap malam. Keduanya melakukan kegiatan terus di sana. Mulai dari bergumul, bercanda sampai tentu saja memadu kasih. Pengertian selalu keluar dari keduanya.

Amran itu ternyata tipe lelaki pengeli, di sentuh saja perutnya maka Amran bisa tertawa, tapi kalau tripod yang tersenggol Amran tentu saja tidak tertawa tapi meraung dan menerkam orang yang menyenggol tentunya sang istri.

Kamelia sangat bahagia dengan perubahan dari sikap suaminya ini. Ia suka dengan Amran yang ini. Tidak tertutup di depannya.

"Melia.. stop.. jangan di gelitiki.. Aku mau bicara.. Melia..?!!" seru Amran menarik tangan istrinya yang mencoba mengelitik perutnya lagi.

Kamelia tersenyum lebar. Ia lalu membaringkan tubuhnya di atas tubuh keras suaminya.

"Ada apa Aa.. Mau ngomong apa..?" tanya Kamelia sambil tangannya kali ini masuk ke boxer suaminya.

Napas Amran tersentak. Semenjak mereka memadu kasih, ia terjadi suka menyenangkan tripod terus.

"Melia.. jangan di usap dulu.. please..?" ucap Amran dengan tercekik karena telapak tangan istrinya mengenai ujung tripod.

"Ighh.. menggangu kesenangan saja.. " rutuk Kamelia dengan merajuk.

Amran jadi terkekeh. "Beib, besok aku harus ke Yogyakarta.. Kamu di di temani ibu aku ya..?" ucap Amran dengan nada resah karena harus meninggalkan istrinya.

"Hmm.. aku sendiri juga tidak apa-apa Aa.. Ibu harus menjaga akang Emran.. " balas Kamelia tenang.

Amran juga berpikiran seperti itu.

Namun, Amran tidak mau meninggalkan Kamelia sendiri.

"Aku akan menyewa seseorang saja ya.." ucap Amran.

"Menyewa seseorang.. untuk apa Aa..?" tanya Kamelia agak bingung.

"Untuk mengawasi kamu Melia.. aku mendapatkan kabar dari Giri kalau yang menabrakkan mobilnya ke Emran itu di sengaja, motifnya di perkirakan menuju ke aku.. tapi belum tahu pasti.. " ucap Amran setengah bingung karena ia merasa tidak ada musuh.

Kamelia jadi terkejut karena ucapan suaminya itu. Ia bangkit dari tubuh suaminya hanya untuk duduk di paha keras sang suami.

"Loh.. kok orang di sengaja, kalau begitu Aa tidak boleh pergi tanpa pengawal.. " ujar Kamelia dengan khawatir.

"Melia.. aku bisa menjaga diriku sendiri.. aku khawatir sama kamu.." bisik Amran sambil mengelus paha istrinya yang lembut.

"Tidak.. tidak.. Aa tidak boleh pergi tanpa pengawalan, saya akan menghubungi siapa teman Aa itu ya.. oo.. iya akang Tony.. perusahaan akang Tony punya jasa pengawal pribadi.. " tukas Kamelia dengan senang hati.

"Melia..?!" seru Amran sebal karena seharusnya ia yang menjaga istrinya bukan istrinya yang menjaga dirinya. "Aku bisa menjaga diri sendiri sayang.."

"Tapi Aa.. jangan bikin saya khawatir dong.. " rengek Kamelia sambil merajuk. Mulut wanita ini cemberut.

Amran menghela napas dengan berat.

"Baiklah.. aku di kawal kamu juga di jaga ya..?" ucap Amran menenangkan istrinya. Kamelia tersenyum lebar lalu memeluk suaminya dengan erat.

"Iya.. Deal.. " ucap Kamelia sambil mencari mulut Amran.

"Hhffm.." Amran berusaha menjauhkan mulutnya dari serangan Kamelia.

"Aa..?!" seru Kamelia keki karena suaminya menjauh.

Amran terkekeh lalu menindih tubuh istrinya dengan cepat dan memberikan mulutnya untuk di nikmati sang istri. Kamelia mengambil dengan rakus lalu mendorong suaminya sehingga ia bisa merayap ke atas tubuh lelaki itu.

CINTA SANG PHOTOGRAPHER {Geng Rempong : 9}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang