Pulang

908 60 5
                                    

Kamelia langsung membuka pintu depan rumahnya dan menyambut suaminya dengan pelukan hangat. Amran memeluk pinggang istrinya dengan lembut dan mencium pipi istrinya lalu menunduk kemudian mencium perut Kamelia yang membuncit.

Kamelia terkikik geli, bu Marta tersenyum lebar karena ikutan keluar menyambut anaknya itu.

"Nak.. ibu juga mau dong di cium..?" ujar bu Marta manja.

Amran menyeringai dan mencium pipi ibunya dengan lembut.

"Ayo nak.. kita masuk.. " ajak bu Marta pada Amran dan Kamelia.

Amran menarik lengan istrinya dengan lembut, membimbing wanita itu untuk masuk sembari mengusap-usap perut besar Kamelia.

Kamelia mendesah senang, Amran menyeringai lebar mendengar istrinya mendesah. Tripod yang sekarang terasa tegang membuat Amran mendesah juga.

Bu Marta mendengar pasangan suami istri ini mendesah.

"Nak.. apa kamu tidak lapar..?" tanya bu Marta sambil mengamati wajah Amran yang tegang.

"Iya ibu.. aku lapar..?" jawab Amran kaku. Lapar karena melihat istriku ini batin Amran resah.

"Ayo Aa.. kalau lapar kita makan dulu.. Saya mah sudah makan, tadi kami kira Aa pulang sekitar jam 2 siang, ternyata ini sudah jam 3 sore.. " ujar Kamelia sembari mau mengandeng lengan Amran menuju ruang makan.

"Tidak.. aku tidak lapar.. maksudku.. hmm.. aku sudah makan tadi di jalan.. maafkan aku ibu.. aku harus membawa Melia sekarang juga.. maaf.." ucap Amran dengan nada mendesak pada ibunya.

Bu Marta mengulum senyuman sembari menganggukkan kepalanya. Wanita ini paham kalau anaknya tidak bisa menahan diri lagi.

"Ayo Melia.. " Amran mengendong istrinya dengan bridal style menuju kamar tidur mereka.

Kamelia merah padam karena paham maksud suaminya ini.

"Aa..?" Kamelia berusaha menahan suaminya agar tidak terburu-buru.

"Tidak Melia.. please.. rasanya tak tertahankan.. " bisik Amran dengan langkah panjang dan tiba di depan pintu kamar tidur, membuka pintu lalu menutup pintu dengan cepat. Lelaki ini menurunkan Kamelia dan langsung melahap mulut istrinya dengan rakus.

Kamelia terkesiap dengan rasa panas dari tubuh suaminya yang menyentuh perutnya.

Mulut Amran menciumi dengan penuh dahaga seolah tidak berjumpa sangat lama.

"Melia.. Melia.. " bisik Amran sembari menggigiti leher Kamelia dengan gigitan lembut dan mengecap kulit istrinya itu seolah itu permen lezat.

Leher Kamelia mendongak, memberikan semuanya untuk sang suami. Tubuhnya langsung berdenyut ketika tangan Amran mengusap-usap dengan usapan lembut tapi sangat jitu. Jari lelaki itu mencari dengan akurat dan segera membuat istrinya mendesah dengan tangan berpegangan di bahu Amran untuk mencegah dirinya limbung.

"Melia.. kamu sangat lezat.. baumu ini sungguh menggoda.. Izinkan aku untuk mencicipi kamu sekarang Melia..?" suara Amran terdengar sangat serak dan mendesak.

Kamelia menatap mata suaminya yang membara, wanita ini lalu mengangguk. Amran segera merosot ke lantai untuk menarik gaun istrinya ke atas. Kedua tangan Amran gemetaran melihat kaki mulus istrinya di depannya itu.

"Sepertinya aku bisa melahap kamu selamanya Melia.. " bisik Amran lalu dengan cepat menurunkan underware milik istrinya itu dan mulai melakukan keajaiban di tubuh sang kekasih.

Kamelia bersandar di dinding dengan berpegangan di bahu suaminya. Tubuhnya berdenyut-denyut. Semua rasa bercampur aduk di dalam dirinya. Senang. Bangga. Geli. Panas.

CINTA SANG PHOTOGRAPHER {Geng Rempong : 9}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang