Kepala Amran pusing, suara handphonenya berdering terus menerus. Ia jadi terjaga dan membuka matanya. Amran mengernyit ketika mencium aroma percintaan menguar dari tubuhnya. Lelaki ini bangkit dari kasur dan terkejut melihat dirinya tidak berada di kamar tidur tapi di kamar seseorang tepatnya seorang wanita yang sedang berbaring di sampingnya tanpa busana dan terlihat dalam pose sangat menantang.
Amran melototi si wanita yang tak lain tak bukan adalah Vivi.
"Apa yang terjadi di sini..? Kenapa aku berada di kamar ini..?" ucap Amran dengan nada serak. Amran melihat ke arah tubuh bagian bawahnya yang tidak mengenakan apa-apa lagi. Amran terlonjak dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya itu.
Vivi terkekeh senang, wanita ini mengangkat tangannya yang menjilati jari-jari lentiknya sendiri membuat Amran berdiri dengan keadaan limbung.
"Akang sangat hebat atuh.. aku saja sampai kewalahan.." bisik Vivi dengan kaki di buka lebar memperlihatkan semuanya pada Amran.
Amran merona lalu memucat, perutnya mual. Lelaki ini tergesa-gesa mencari boxer dan celana jeans miliknya yang tergeletak di lantai. Vivi terkikik seolah mendapatkan tontontan yang menyenangkan.
"Aku tidak mungkin berbuat seperti ini..? Kamu menjebakku..?" desis Amran marah tapi tidak melihat ke arah Vivi.
Vivi yang berbaring di kasur dengan tangannya sendiri sekarang bergerak ke tubuh bagian bawah wanita ini, mengelus secara berirama sambil memandangi Amran yang memakai boxer dan celana jeans. Wanita ini mendesah ketika tangannya menemukan titik di mana tubuhnya berdenyut.
"Aku menjebak akang.. ?" bisik Vivi dengan nada sedikit heran. "Akang yang mendorongku ke dalam kamar ini, akang bilang sangat kepanasan dan gatal di bagian tubuh akang itu.." desis Vivi pada Amran seperti ular.
Amran mengepalkan kedua tangannya, lelaki ini tidak mau melihat ke arah Vivi. Ia sudah berdosa dengan berada di kamar wanita ini. Ia mungkin berbuat sesuatu yang sangat salah di sini. Tapi, ia tidak mungkin merayu wanita ini. Pasti ada yang salah dengan keadaan ini.
"Melia..?" desah Amran dengan suara pedih. Suara handphone Amran kembali berbunyi, lelaki ini melihat nama Syarif tertera di layar dan ada pemberitahuan 20 panggilan tak terjawab dari kakaknya ini. Dengan tangan gemetaran Amran mau menekan tombol terima. Tapi tidak jadi di tekan. Amran takut. Jam di handphone menunjukkan pukul 11 malam lewat 10 menit.
Vivi masih sibuk dengan urusan tangannya dengan tubuhnya sendiri itu, wanita ini terlihat agak kesal atau malah kelelahan. Amran tidak perduli. Amran tahu kalau tubuhnya mengeluarkan sesuatu karena ia bisa merasakan tripod lengket bekas cairan dari tubuhnya itu.
Amran menggigil, lelaki ini keluar dari kamar Vivi dengan membantingkan pintu.
Vivi tertawa jahat, tapi wajah wanita ini seakan marah dan kesal.
"Akang akan kembali lagi padaku dalam waktu dekat.. lihat saja nanti. Bubuk itu berfungsi untuk mengingatkan akang padaku. Wanita bernama Melia itu tidak akan bisa memiliki akang lagi. Akang akan teringat padaku terus, dan ketika akang mau bercinta pada istri akang itu, akang akan melihat Melia buka sebagai istri akang tapi hewan yang sangat menjijikkan.."
Vivi tertawa sangat jahat dan sinis, wanita ini agaknya terobsesi dengan Amran. Vivi melakukan hal yang di luar biasa jahat karena melibatkan ilmu hitam. Wanita ini lalu melanjutkan usapan tangannya pada tubuhnya sendiri sambil mendesah-desah seperti ular di atas kasur.
***
Amran yang gemetaran segera ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Suara handphone Amran masih berdering.

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SANG PHOTOGRAPHER {Geng Rempong : 9}
RomanceAmran Surano seorang photographer yang memulai karirnya dari bawah. Terus mengembangkan sayap juga dibantu oleh keluarganya walaupun dirinya ingin mandiri. Sang ibu tiri, berusaha menjodohkannya dengan seorang wanita bernama Ranti. Namun, ia tidak m...