Pertunangan

939 54 4
                                    

Keluarga Amran ini melaju dengan kecepatan normal untuk segera ke rumahnya Kamelia dan melangsungkan ikatan pertunangan dengan wanita tersebut. Satu mobil di belakang mereka khusus untuk membawa hantaran dan buah tangan dari keluarga Amran. Pak Yanto memberikan semua yang di butuhkan cucunya ini dengan memaksa dokter Vidi menerima pemberian darinya untuk Amran. Amran sungguh beruntung memiliki keluarga seperti pak Yanto ini.

Sampai di rumah Kamelia, rumah wanita itu sudah di penuhi dengan keluarga terdekat saja. Mulai dari sepupu dekat ataupun jauh begitu juga keluarga dari sebelah ibunya Kamelia. Tidak banyak sih tapi cukup untuk menyaksikan acara tersebut.

Amran di sambut dengan ramah oleh mbok Marni juga tante-tantenya Kamelia. Cuma bu Husna saja yang tidak mendekati Amran, wanita itu terlihat agak di sudut dengan pandangan nanar dan malah berkaca-kaca.

Acara tanpa di tunggu langsung di laksanakan. Wejangan dari keluarga Sahid untuk Kamelia dan juga dari keluarga Amran di dengarkan baik-baik oleh kedua  pasangan tersebut.

Sepupunya Kamelia yang dari sebelah ibunya terpesona dengan calon suaminya Kamelia ini, mereka berbisik-bisik semoga kelak mendapatkan calon tampan seperti Amran ini.

Rere yang mendengarkan ucapan para sepupu nonanya ini tersenyum saja. Memang calon suami nonanya sangat tampan, matanya itu loh, tidak nahan. Seolah ketika kita di tatap maka akan 'nyesssss' terbakar habis sampai ke dalam. Tapi, Rere sih tidak naksir dengan Amran, ia hanya anak seorang asisten rumah tangga. Semoga nanti ada lelaki yang menerima dirinya tidak melihat dari profesi kedua orang tuanya yang bekerja di rumah pak Sahid ini.

Saling tukar cincin di lakukan oleh dokter Vidi pada Kamelia dan pak Sahid pada Amran. Kedua lelaki itu berkaca-kaca seolah akan melepaskan kedua anaknya ke medan perang saja.  Tapi, memang itu yang terjadi pada pak Sahid. Ia seolah ingin melempar cincin pertunagan ini dan mengurung Kamelia di rumahnya  tanpa bisa di lihat Amran lagi. Sepertinya keputusannya ini akan salah. Tanggal pernikahan sudah di tentukan oleh kedua belah pihak dan akan di langsungkan pernikahan di bulan depan. Itu sekitar 3 minggu lagi, pak Sahid seolah menelan bara api. Bagaimana ia harus menjelaskan nantinya jika ada penundaan pernikahan atau bahkan pembatalan pernikahan.

Saling tukar cincin di lakukan oleh dokter Vidi pada Kamelia dan pak Sahid pada Amran. Kedua lelaki itu berkaca-kaca seolah akan melepaskan kedua anaknya ke medan perang saja.  Tapi, memang itu yang terjadi pada pak Sahid. Ia seolah ingin melempar cincin pertunangan ini dan mengurung Kamelia di rumahnya tanpa bisa di lihat Amran lagi.

Sepertinya keputusannya ini akan salah. Tanggal pernikahan sudah di tentukan oleh kedua belah pihak dan akan di langsungkan pernikahan di bulan depan. Itu sekitar 3 minggu lagi, pak Sahid seolah menelan bara api. Bagaimana ia harus menjelaskan nantinya jika ada penundaan pernikahan atau bahkan pembatalan pernikahan.

Sebenarnya ini agak bertele-tele menurut pak Sahid pada dirinya sendiri. Ia bisa saja tidak menerima langsung Amran meminang anaknya, tapi ia tidak bisa melakukan itu, ia tidak mau melihat rasa kecewa terbayang di wajah lelaki muda ini secara cepat. Ia ingin semua perlahan-lahan terbuka dan dirinya meminta maaf untuk semua kesalahan yang sudah ia lakukan di masa lalu. Pak Sahid menghela napas secara keras dan tersenyum tipis ketika acara selesai dan mereka bersalaman untuk memberikan ucapan selamat atas hubungan ini.

Hadiah dan buah tangan sudah di serahkan ke pihak Kamelia, Amran pun ternyata menerima balasan atas hadiah tersebut. Amran sih tidak terlalu peduli dengan hadiah asal ia sudah mendapatkan Kamelia sebagai calon istrinya. Amran memandangi wajah Kamelia yang tersipu malu ketika para sepupu wanita itu mengolok tentang cincin pernikahan yang kelihatan sangat mahal di jari manis Kamelia. Wanita itu merasa ini terlalu banyak untuknya, ia tahu Amran dari keluarga sederhana, tapi keluarga lelaki itu pasti membantu calon suaminya ini untuk membahagiakan dirinya dengan sebuah cincin keren bermata berlian.

CINTA SANG PHOTOGRAPHER {Geng Rempong : 9}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang