Kerasnya kehidupan kota seperti tidak memberikan pilihan pada seorang gadis bernama Bianca N Illeana untuk dapat bertahan seorang diri. Workaholic ini merasa bahwa seorang perempuan tidak membutuhkan laki2 dalam kehidupannya.
Keberadaan Sellen, saha...
Malam ini Bianca kembali disibukkan dengan tugas bos nya. Kali ini bukan Melly, tapi bos besar Mr.Robby. Pemilik Gedung di tempatnya bekerja alias empunya. Dia meminta Bianca menemani anaknya yang baru pulang dari London untuk keliling dan belanja buku.
Sayang, ternyata ABG yang dibawanya ini seperti ABG kebanyakan alias anak jaman Now yang di depan ortu sebaik anak teladan dan dibelakang sekeren anak tongkrongan. Bukannya beli buku, sekarang Bianca terjebak dalam antrian tiket masuk konser. OMG!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bukan tidak suka dengan artisnya. Tapi mengingat tugas di atas mejanya yang masih segunung, rasanya seperti jauh2 beli kopi padahal di rumah ada, wasting time banget 😌.
'sabar Bianca sabar, ingatlah dia anak bos. Sabar aja sabar' ujar Bianca dalam hati.
"Ayo kak, kita cari bangku kita" Vivian namanya. Dan berhubung anak orang kaya, mereka bisa duduk di kursi VIP. Entah sejak kapan dia membeli tiketnya.
'sudah, jangan mengomel saja. Nikmati saja suguhan mahal malam ini. Hitung2 refreshing' fikirnya logis. Konserpun di mulai. Kadang2 Bianca ikut berdendang juga, kadang hanya diam.
Selama konser Bianca merasa ada yang aneh, tapi dia belum menyadari hal apakah itu. Sampai diakhir konser, saat Vivi minta ditemani ke toilet, dia baru sadar letak keanehannya apa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Laki2 yg sedari tadi kolar kilir dengan alat seperti earphone dikepalanya itu ternyata adalah laki2 yang menghabiskan malam bersamanya di pesta gadis Selen dulu. Bianca hanya melongo terkejut mendapati laki2 itu disini.
Usai konser Bianca segera mengajak Vivi ke toilet. Sepanjang menunggu Bianca gelisah sekali. Kepalanya terus mengawasi kanan dan kirinya. Begitu Vivi keluar dia langsung lega.
"Ayo kita balik Vi, Mr. Rob pasti cari" ajak Bianca menggandeng tangannya. Baru mau jalan kakinya tertahan karena Vivian tidak kunjung jalan. "Kenapa?"
