The Neighbor

3.5K 156 3
                                    

Vote
Vote
Vote

Ayo guys VOTE (Tekan gambar bintang yang ada di kiri bawah layar ya)

HAPPY READING GUYS 😉

***

Kehidupan berlalu sangat kosong bagi mike. Sudah sebulan dia seperti orang gila mencari bianca kemana2. Dan 11 12 dengan mike, henry juga mencarinya. Selain karena alasan pekerjaan yang menumpuk, rasa bersalahnya juga selalu menghantuinya.

Dia merasa bersalah telah memarahi bianca. Diapun berprasangka jika bianca pergi akibat tersinggung dengannya. Selain kerjaan yang semakin amburadul, harinya juga berantakan. Dia sangat menyesal.

Mr. Rob sudah mulai mengancamnya untuk dikembalikan ke kantor lama jika dia terus terusan tidak fokus dengan pekerjannya. Mr.Rob bukan tidak mengerti apa yang terjadi dengan anaknya, dia hanya ingin anaknya bisa profesional dan bertanggungjawab dengan keputusannya.

"Sudahlah mike, bianca akan baik2 saja. Aku mengenalnya" saran selen menenangkan adik iparnya yang kacau itu. Mike yang masih memejamkan matanya di sofa ruang tengah melirik kakak iparnya itu.

"Tidak mungkin selen. Dia seperti hilang ditelan bumi. Aku mengenalnya. Tidak mungkin dia menghilang selama ini. Dan... Kamu taukan hubungan kami baik2 saja" lanjut mike yakin. Selen melirik Ev yang di sebrangnya. Ev hanya menggerakkan kepalanya meminta selen ikut pergi bersamanya.

"Kita akan segera mendapatkan kabarnya. Yakinlah mike. Kamu harus jaga diri juga. Kasihan mom mengkhawatirkanmu"

"Sayang, sudahlah. Biarkan saja. Nanti dokternya pergi, ayo" hari ini mereka akan cek kehamilan Selen. Dengan berat hati selen meninggalkan mike.

"Sudah ayo... kamu sayang banget. Aku suami kamu lo"

"Ish, masa kamu cemburu sama adik sendiri. Dia sedang butuh dukungan kita mike"

"Iya iya... Lagian kenapa lagi si bianca. Senang sekali membuat adikku kacau. Dan mike, apa tidak ada perempuan lain"

"Jujur, akupun khawatir dengan kondisi bianca ev. Dia pun tidak mengabariku. Ini bukan kebiasaanny"

"Kamu yakin" ev mulai tertarik.

"Iya, dia tidak punya siapa2 selain aku. Ayahnya sudah lama tidak memperdulikannya"

"Kamu yakin?" Selen mengangguk sedih mengingat sahabatnya.

"Baiklah, akan ku minta kawanku mencarinya. Jangan sedih sayang. Kamu ingatkan apa kata dokter" selen mengangguk.

***

"Ambil lemon 5 sayang" pinta abbias saat belanja bersama.

"Ini?"

"Hmm limón baby"

"Limón, ok. What else?"

"suficiente" jawab abbias membuat bianca menunjuk salah satu buah disana. "No, suficiente is enough"

"Ck... Iya iya... Ya sudah ayo go home" ajak bianca.

"Do you wanna buy something?"

"No, i'm hungry. Just go home and make some delicious food pleasee" abbias tersenyum dan mengacak rambut bianca. Bianca cemberut dan menatapnya sebal.

"Let's go" tarik abbias dan mereka pun pulang. Ke rumah yang sudah sebulan memberikan nuansa baru padanya.

"Biiii" panggil abbias memastikan bianca melihat apa yang abbias lakukan. Bianca harus bisa memasak. Kalau tidak mereka akan kelaparan. Abbias yang masih merintis kerjaan sering pulaang terlambat. Belakangan, saat pulang malam bianca sudah cemberut kelaparan. Abbias mau masak pun sudah lelah. Akhirnya sering beli makan di luar.

Black Side Bianca 18++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang