Sesuai Janji,
Double Up nih yaaaOk,
Comment
Comment
Comment***
1 bulan sudah berlalu dan kini bianca sibuk menguntit suami tercintanya. Bukan kenapa, dia masih belum percaya jika orang lain yang menjadi orang terdekat suaminya. Sebut saja dia sekretari. Dia belum mendapatkan orang yang tepat. Perempuan, takut. Laki2 lebih beresiko.
Sudah berkali2 abbias memintanya untuk tinggal dirumah, menunggunya, membuat makanan atau sekadar hangout dengan teman2nya, tapi semua selalu berujung pada kasur alias ranjang.
Yapzz... Untuk menghindari resiko ngambek dan kabur lagi, abbias selalu membawa masalah yang tidak ada ujungnya ke ranjangnya. Dan kalau sudah melenguh, jangan ditanya lagi, dia cuma bisa mengikuti apa kata istri tercintanya. Itu artinya, dia akan selalu kalah dalam setiap perdebatan.
Bukan masalah besar baginya jikapun kalah. Toh, selagi bersama bianca, dia tidak perduli, dia tidak butuh lainnya. Cukup bianca, no more. Seperti kejadian pagi ini.
"Ayolah sayang, aku sudah terlambat ini" protes abbias gelisah melihat istrinya masih sibuk bolak balik lemari dan kaca.
"Iya iya, aku kan sudah usaha, tapi kamu liatkan, nih nih nih" bianca menunjukkan bercak2 merah hasil karya suaminya semalaman. "Kau membuatku harus menutupi semuanya tau!"
"Biarkan saja. Aku tidak malu berjalan disampingmu"
"OMG!"
"Astaga, kenapa kamu berteriak disampingku?"
"Kamu memang tidak malu, karena mata orang2 menatapku bukan kamu. Iggh!" Pukulnya mengenai lengan abbias. Dan akhirnya bianca keluar menggunakan sweater dengan leher tertutup.
"Oughh! Demi Tuhan, jika bukan karena rapat penting, aku akan membunuhmu!" Cicitnya masih merasa salah dengan pakaiannya. Bagaimana tidak, ini summer, dan dia berpakaian seolah orang desa baru masuk kota, salah kostum. Abbias hanya terkekeh, sesekali menahan pukulan istri manjanya.
"Makanya, besok dirumah saja ya"
"Mau bahas itu lagi hah?" Jawab bianca segera.
"Oookkke" dan abbias kembali kalah.
'selalu saja begitu. Dan akupun tak mampu melawannya. Ah, kemana perginya kejantananmu hai lelaki' fikirnya memandangi dirinya yang tak berdaya di depan bianca.
***
"Hari ini masih ada dinner ya. Jangan bikin mood aku rusak" pesan bianca memperingatkan abbias.
'bawahan seperti atasan' fikirnya merasa lucu.
"Denger gak?"
"Hah? Aye aye captain" jawabnya melihat bianca mulai mengeluarkan mata besarnya.
Iya, malam ini mereka akan dinner dengan seorang kolega. Bukan pertama kalinya mereka bekerjasama. Sudah beberapa kali dan itu tercatat didokumen sebelumnya. Tapi ini pertama bagi bianca dan abbias bertemu dengannya. Karena biasanya, harry lah yang mengurus semuanya. Abbias memilih di dunia medianya.
"Apa aku sudah ok?" Tanya abbias dan dijawab jempol oleh bianca, merekapun segera keluar dari lift dan menuju meja yang telah disiapkan.
"Hon..."
"Hmmm..." Bianca sibuk mengecek dokumen yang diberikan max saat dimpbil tadi. "Hmm.. aku masih harus membacanya lagi nanti max. Bawa saja dulu ok" lanjut bianca memberikan dokumen dalam map merah kepada max.
"Ck... Hei" abbias menarik dagu bianca dan menatapnya.
"Apa?"
"Emm bagaimana kalau besok malam kita makan di rumah. Sudah lama aku tidak memasakanmu sesuatu yg yummyyy"
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Side Bianca 18++
RomanceKerasnya kehidupan kota seperti tidak memberikan pilihan pada seorang gadis bernama Bianca N Illeana untuk dapat bertahan seorang diri. Workaholic ini merasa bahwa seorang perempuan tidak membutuhkan laki2 dalam kehidupannya. Keberadaan Sellen, saha...