Follower

2.2K 119 30
                                    

Vote
Vote
Vote

Ayo guys VOTE (Tekan gambar bintang yang ada di kiri bawah layar ya)

HAPPY READING GUYS 😉

Eh, comment dulu dong...
Biar tambah semangat Up-date nya

Ok,
Comment
Comment
Comment

***

'what the hell, siapa lagi laki2 ini' kesal bianca memandangi lelaki dengan sweater hijau lumut tua yang berdiri di depannya. 'Bodo amat' cueknya dan kembali makan.

 'Bodo amat' cueknya dan kembali makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana hening. Sedari datangnya tadi laki2 itu duduk di kursi tepat di depan bianca. Bianca yang memang pada dasarnya sedang bad mood ditambah kedatangan orang asing yang memberikan kesan buruk diawal pertemuan hanya diam. Dia tidak akan berbicara jika tidak dibutuhkan.

Laki2 itu terus memandangi bianca. Menelisik gerak geriknya. Mulai dari gaya pakaiannya, make up, cara duduk, barang yang dibawa, sampai makanan minuman yang dipesan.

'Benar2 berantakan' senyumnya mengejek. Tapi bianca tidak menghiraukannya. Dia harus belajar tidak percaya pada orang lain. Itu penting bagi keberlangsungan hidupnya.

Usai makan bianca membereskan barang2nya lalu membayar tagihannya.

"Sekalian punyaku ya" pinta lelaki itu tidak sopan. Tapi karena bianca malas bertengkar, biancapun membayarnya lalu pergi meninggalkan laki2 aneh itu di coffee shop.

"Hey!" Panggil lelaki itu yang membuat bianca membalikkan badannya.

"Hey!" Panggil lelaki itu yang membuat bianca membalikkan badannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lelaki itu terdiam sejenak, sebelum akhirnya kembali bersuara. "Let my driver help you" tawarnya sopan hendak mengantarkan bianca. Sayang, bianca lebih memilih balik kanan dan mencari taksi sendiri.

Diperjalanan kembali ke apartemen, dia melewati jalan ke arah rumah Sellen. Hati seketika meng-abu, matanya tak kunjung lepas mengikuti arah jalan yang baru saja dilewatinya. Matanya berkaca2 saat jalan itu menghilang dari pandangannya. "Sellen..." Lirihnya sedih.

"Ada apa nona?" Tanya si supir taksi.

"Emmm nothing. Just go on" sesampainya di dekat apartemen, bianca turun lalu berjalan melewati gang lalu berbelok, belok lagi, sampai menaiki tangga baru sampai di apartemennya. Dia belum siap dilacak oleh siapapun. Masalalunya begitu menyedihkan. Bahkan membayangkan apa yang akan dia lakukan jika bertemu abbias lagipun bianca tidak mampu.

Black Side Bianca 18++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang