Vote
Vote
VoteAyo guys VOTE
HAPPY READING GUYS 😉
***
Abbias pun melanjutkan memasaknya. Bianca duduk di seberangnya mengamati laki2 yang semalaman membuatnya kehabisan tenaga.
'kenapa kamu semempesona ini sih. Kamukan cuma orang asing. Kenapa kamu harus hadir di kehidupanku' fikir Bianca melamun.
"Kenapa melamun?" tegur Abbias membangunkan Bianca dari lamunannya.
"E... No. Aku haus"
"Minumlah"
Abbias bisa melihat kekosongan Bianca.
"Kamu kenapa?" Tanya Abbias dibelakangnya. Bianca tersenyum mendengar pertanyaannya.
"It's ok" jawab Bianca, namun Abbias tidak sepenuhnya percaya.
"Are you sure" tanyanya menghampiri Bianca dan mendekatkan wajahnya.
"Someting wrong?" Bianca menggeleng. Mereka bisa mendengar nafas masing2.
"Masakannya!" Seru Bianca merusak suasana.
"Kamu..." Geli abbias mencubit hidung bianca lalu mengurus makanannya.
"Aku akan kembali siang ini" tutur Bianca sembari mendudukkan pantatnya di meja pantri. Tidak ada balasan dari Abbias. Cukup mengecewakan Bianca.
"Cobalah" pinta Abbias membawa makananya mendekati Bianca. Dia meminta bianca mencobanya tapi membuat bianca sibuk dengan bibirnya yang melumat bianca.
"Hmmm.... Sudahlah. Mana aku coba" bianca menyudahinya dan mengambil piring makanannya. Dia mencoba satu cup.
"Bagimana?"
"Kenapa kamu dak jadi ceff aja?" Jawab bianca membuat abbias bahagia.
"Aku bisa mengajarkanmu jika kamu mau"
"No thanks. Aku gak mau sibuk di dapur. Aku tinggal kesini saja jika mau" jawab Bianca sembari menghabiskan gigitan terakhirnya.
"Lalu, kamu mau sibuk dimana?" Tanya abbias mengerling genit membuat bianca malu. "Come on, you get your breakfast and my jr needs his" ledeknya dan membawa bianca dengan menggendong depan.
"Aaa!" Bianca terkejut karena gerakan dadakan abbias dan mereka menghabiskan satu ronde panasnya di pagi hari lalu terbaring lemah.
Tidak ada percakapan. Mereka kelelahan. Hanya ada gerakan saling menyentuh dengan lembut. Sentuhan ringan yang hanya ingin menenangkan.
Sampai sebuah getaran mengusik ketenangan mereka. Akhirnya Bianca bergeser meraih ponselnya. Tertulis nama Selen di layarnya. Beberapa detik dia terdiam, bingung.
"Halo" akhirnya bianca mengangkatnya setelah menyingkirkan lengan besar abbias dari tubuhnya. Bianca duduk mengumpulkan kesadarannya mendengar segala yang akan Selen sampaikan.
"Hmm... Maaf. Baiklah. Ok. Hmm... Bye" jawab Bianca lemah, tangan kirinya meletakkan ponselnya dan jemari tangan kananya menyapu rambutnyabyang berantakan, lalu menariknya emosi.
"What's going on?" Tanya Abbias melingkarkan lengan kokohnya di perut Bianca dan menenggelamkan wajahnya di belakang pungggung bianca. Bianca mengusap lengannya lembut.
"Aku harus kembali" ujar bianca kemudian.
"Ada apa?" Tanya abbias, kali ini dia membalik bianca sehingga dia bisa melihat wajah wanitanya itu. Abbias bisa melihat keresahan wanita yang kini di depannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Side Bianca 18++
RomanceKerasnya kehidupan kota seperti tidak memberikan pilihan pada seorang gadis bernama Bianca N Illeana untuk dapat bertahan seorang diri. Workaholic ini merasa bahwa seorang perempuan tidak membutuhkan laki2 dalam kehidupannya. Keberadaan Sellen, saha...