Vote
Vote
VoteAyo guys VOTE (Tekan gambar bintang yang ada di kiri bawah layar ya)
HAPPY READING GUYS 😉
Eh, comment dulu dong...
Biar tambah semangat Up-date nyaOk,
Comment
Comment
Comment***
"Astaga Ryan... Tenanglah" ujar Hana pusing melihat Ryan bolak balik memaki semua yg ditelfonnya. "Kau membuatku jadi ikut emosi. Tenang. Kita perlu kepala dingin saat ini"
"Bagaimana mungkin aku bisa tenang Hana. Bianca pergi, dia masih sakit, dan dia pergi bersama anakku"
"Astaga Ryan, ya iyalah dia pergi bersama anak kalian. Apa kamu..." Mulut bianca berhenti sejenak lalu ternganga. 'jadi itu anak mereka?' fikirnya baru tersadar.
"Apa kamu bilang??? Anak kalian? Maksud mu? Bianca? Kalian berdua?" Bingung Hana melongo penuh tanya dan hanya dilirik sedikit oleh Ryan. "Jadi.... Jadi benar yang dikatakan Max kalau Abbias ternyata tidak bisa memiliki anak?"
Bukannya menjawa pertanyaan Hana, Ryan malah meninggalkannya. "Fuck" kesal Hana memelototkan matanya, tidak percaya jika dirinya dicueki begitu saja. "Ryan sialan. Ah, kenapa aku baru sadar. Harusnya aku sadar sejak pertama kali Ryan menunggunya. Ah, kufikir karena aku sibuk mengurus Max jari Ryan membantuku mengurus Bianca. Aaaaa!" Pusingnya sendiri di kursi tunggu depan kamar Max.
Karena mendapatkan pandangan aneh dari orang2 yang lalu lalang dikoridor, Hana memilih masuk dan menonton TV. Begitu mendengar ada suara gesekan, Hana menggeser matanya ke ranjang Max, ternyata dia sudah terbangun. "Hai Max"
"Hmm...." Singkatnya malas. Sudah beberapa hari dia minta untuk pulang, tapi Hana bersikeras tidak menyetujuinya, padahal dia bukan siapa2 bagi Max. Tapi Andrew yang menjadi penanggung jawabnya mengikuti apa kata adiknya itu.
"Makan yang banyak agar cepat pulih dan bisa pulang. Apa kau mau selamanya disini?" Ancam Hana karena Max mulai mempersulit dirinya saat menyuapi Max. "Nah, gitu kenapa dari tadi" pujinya karena ternyata ancamannya ampuh untuk mengancam Max.
"Jadi kapan aku bisa pulang dari sini" tuntutnya langsung.
"Astaga Max, baru juga 2 suap kau makan, dan kau sudah meminta pulang? Ckckck.... Aku merasa menyuapi anak 3 tahun" jawab Hana masih mengomel.
"Aku kan hanya bertanya, lagi pula aku sudah baik2 saja. Lihatlah" dia mau jalan sendiri dan ditarik Hana.
"Iya iya iya aku percaya" jawabnya cepat.
"Nah, kalau begitu kenapa kau tidak mengizinkanku pulang?"
"Iya nanti aku tanyakan, ayo habiskan makananmu, ashhhh kau rewel sekali" dan Max kembali mengunyah makanannya.
"Kemana yang lain? Kenapa tidak terlihat dari tadi"
"Mereka mencari bianca" santai Hana yang tak disangka mendapat respon cepat.
"Apa???" Kaget Max langsung duduk seketika.
"Astaga! Kau mengejutkanku Ck!" Kaget Hana memegangi dadanya terkejut.
"Kemana bianca, kenapa mereka mencarinya?"
"Tenanglah, sudah dicari Andrew dan Ryan"
"Kemana? Sudah ketemu?"
"Belun tau"
"Coba tanyakan" Max memaksa Hana terus menanyakan pada Andrew, akhirnya Hana menelfon Andrew, tapu belum ketemu. Max jadi ikut gusar. Sembari membawa tiang infus dia berjalan kesana kemari. Sampai kemudian dia berdiri statis, diam dan memejamkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Side Bianca 18++
RomanceKerasnya kehidupan kota seperti tidak memberikan pilihan pada seorang gadis bernama Bianca N Illeana untuk dapat bertahan seorang diri. Workaholic ini merasa bahwa seorang perempuan tidak membutuhkan laki2 dalam kehidupannya. Keberadaan Sellen, saha...