Agreement

2.1K 132 32
                                    

Vote
Vote
Vote

Ayo guys VOTE (Tekan gambar bintang yang ada di kiri bawah layar ya)

HAPPY READING GUYS 😉

Eh, comment dulu dong...
Biar tambah semangat Up-date nya

Ok,
Comment
Comment
Comment

***

"......Pertama, aku ingin dia menceraikanku. Kedua, jangan pernah mencariku bahkan bertindaklah seperti tidak mengenalku, akupun akan demikian"

"Itu saja?"

"Hmmm" jawab bianca antara kesal tapi terbersit kesedihan juga dihatinya. Sebenarnya dia menyesali permintaannya. Tapi, emosi lebih mneguasainya.

"Kau tidak menginginkan harta kami?"

"Kami? Cih! Asal kau tau, kau tidak akan mampu membayar harga diriku. Mengerti. Pergilah" usir bianca benci.

"Kau bertindak seperti wanita terhormat sekali" sindir haryy tidak terima.

"Apa maksud perkataanmu hah? Aku berikan kau waktu 1 minggu. Aku tidak akan selamanya bisa bersembunyi. Aku ingin hidup normal. Segera selesaikan urusanmu agar aku bisa bebas keluar. Dan Ingat, jangan ganggu aku lagi, atau..."

"Atau?"

"Akan kubuat kau menyesal"

"Ck.... Kau terlalu berbangga diri nona" entengnya lalu meninggalkan bianca dengan segala beban kehidupannya.

Seiring dengan menjauhnya langkah kaki harry, airmata bianca kembali beruraian. Dia tidak pernah menyangka akan semenyedihkan ini hidupnya. Rasanya putus asa sekali. Tidak ada lagi tempat mengadu, tidak ada lagi tempat bersandar. Harus kemana dirinya menumpahkan segala kekosongan ini.

Tak terasa, belum genap seminggu, harry sudah kembali dengan membawa surat cerai seperti permintaannya. "Sesuai permintaanmu" ujarnya menyodorkan map merah dengan surat perceraian bertanda tangan abbias disana. Bianca pun segera menandatanganinya dan harry segera pergi untuk melanjutkan urusan itu.

Usai sudah semuanya. Tangannya masih bergetar tak karuan setelah melihat tanda tangan abbias disana. Meskipun dia benci karena kebohongan orang yang dicintainya tapi cinta itu bukan hal yang mudah untuk dienyahkan. Jika bisa memutar waktu, pastilah dia memilih kembali ke masa lalu.

Hari2nya hanya berlalu dengan airmata dan penyesalan. Tak terbersit keinginan untuk keluar dan bertahan hidup. 'untuk apa bertahan, untuk siapa?' fikirnya lemah.

Tok tok tok...

"Egmmm..." Malas bianca saat mendengar ketukan dipintu apartemennya. Dia hanya membuka matanya dan masih di atas ranjang pesakitannya.

Tok tok tok...

Ketukan itu terus berbunyi, seolah tidak ingin pergi sebelum dibukakan empunya. "Ck! Shit, siapa sih" umpatnya dan akhirnya dengan malas biancapun turun lalu berjalan membuka pintunya.

"Ck! Apa lagi" kesal bianca melihat Andrew di depannya sudah dengan sweater abu mudanya. Andrew dengan senyum mengembang dan tangan melipat seolah memberikan sapaan hangat dipagi hari yang dingin ini.

"Emm... Kenapa lama sekali tidak keluar. Apa kau sakit?" Tanyanya masih dengan gestur cueknya.

"Bukan urusanmu. Cepat katakan ada apa. Aku ingin kembali istirahat"

"Aku rasa, sehari lagi kau beristirahat, kau tidak akan terbangun selamanya"

"Sial, kau menyumpahiku mati?" Mata bianca menatapnya tajam tidak terima.

Black Side Bianca 18++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang