The Truth (1)

1.9K 109 51
                                    

Vote
Vote
Vote

Ayo guys VOTE (Tekan gambar bintang yang ada di kiri bawah layar ya)

HAPPY READING GUYS 😉

Eh, comment dulu dong...
Biar tambah semangat Up-date nya

Ok,
Comment
Comment
Comment

***

"Pergilah" jawabnya dengan mata yang mulai mengeluarkan cairan jernih dari ujungnya. Membuat abbias pun terluka. Ada nyeri yang membuatnya tak mampu bertahan, meski hanya melihatnya.

'Kenapa kamu begitu membeciku hon?' fikirnya penuh emosi. Namun melihat bianca dalam kondisi seperti ini juga siksaan baginya. Keberadannya saat ini bukanlah jalan keluar. Dan abbiaspun pergi meninggalkan hianca yang masih berlinang airmata dipesakitannya.

Pagi ini dia enggan keluar. Dibatalkannya acara mengunjungi Hana dan bibi Margaret. Suasana hatinya buruk. Dia hanya ingin duduk dikamar, menikmati kesepiannya dengan berteman makanan pemberian Ryan.

Dok dok dok, dok dok dok (suara gedoran dipintu depan)

"Hai pemalas, bangunlah. Sudah jam berapa ini. Kau ini. Membuatku kesal saja" Omel Andrew dari depan kamarnya.

Dok dok dok (dia terus menggedornya)

"Astagaaaa!" Teriak bianca kesal. "Pergilah! Aku sedang tidak ingin diganggu"

"Ayolah pemalas, bukakan pintunya" Andrew teruuuuus saja berjuang agar bianca membukakan pintunya.

"Astaga" bianca memutar bola matanya merasa jengah dengan sifat kekanakan Andrew. "Iya iya tunggu sebentar" dan akhirnya dibukakan juga.

"Naaaah, gitu dong dari tadi" lega Andrew mendengar kunci diputar.

"Kau ini, menggangguku saja" protes bianca memelototinya lalu masuk.

"Eih, kenapa matamu. Apa dia melakukan KDRT padamu?"

"Enak saja, apa kamu fikir kami sedang membangun rumah tangga"

"Lalu, apa matamu sejak lahir sudah sebesar itu?" Ledek Andrew sembari membuka kulkas bianca, mencari makanan.

"Ck, diamlah. Ada apa"

"Mana oleh2 untukku"

"Oh, itu di atas meja. Yang merah ya"

"Yg ini?"

"Itu buat Hana dan bibi Margaret"

"Kau mau kesana, ayo aku antar sekalian"

"Tidak. Besok saja"

"Ayolah, kau jadi pemalas sekarang"

"Sstt berisik"

"Apa kau tidak ingin mencicipi kue baru di toko"

"Aku malas" lemah bianca teringat abbias.

'ada apa sih dengannya. Aneh sekali. Apa Ryan melakukan sesuatu?'

"Lain kali, jangan pergi jauh2. Kalau orang itu jahat bagaimana? Tidak mengabariku pula, ck ck ck.... Aku merasa gagal menjadi mucikari"

"Ponselku disita"

"Owh... Lain kali jangan mau. Eh, tapi tidak ada lain kali"

"Kenapa?" Tanya hianca segera.

'duh, keceplosan' fikir Andrew menyesal.

"Buatlah rek bank, aku malas membawakanmu tunai. Kau ini, sungguh keterlaluan. Ini zaman sudah maju"

"Iya iya. Besok aku ke bank"

Black Side Bianca 18++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang