Vote
Vote
VoteAyo guys VOTE (Tekan gambar bintang yang ada di kiri bawah layar ya)
HAPPY READING GUYS 😉
Eh, comment dulu dong...
Biar tambah semangat Up-date nyaOk,
Comment
Comment
Comment***
Suasana semakin kacau. Ternyata bianca sudah sadar dan mendengar cerita Max. Dia terus menangis tiada henti. Hana mencoba menenangkannya, tapi hanya dokter dan obat penenang yang mampu menolongnya.
Max kembali ke kamarnya bersama Hana. Hati dan fisiknya butuh istirahat. Hana bertekad akan menemaninya hingga Max kembali pulih. Meski begitu, kehadirannya saat ini belumlah berarti bagi Max, dia hanya teringat abbias dan bianca saja.
Lain Hana, lain Ryan dan Andrew. Ryan duduk lemas bersama Andrew di sofa ruangan Bianca.
"Apakah kau berfikir sama sepertiku?" Tanya Ryan dengan pandangan lurus ke arah bianca terbaring, dan dijawab Andrew dengan anggukkan kepala.
"Ah ya Tuhan, kenapa masalah ini jadi semakin rumit" sesal Andrew memijat keningnya. "Aku akan mengurusnya" putusnya kemudian.
"Lebih baik kita biarkan saja dulu Drew. Prioritas kita saat ini kesembuhan bianca dan max"
"Tenang, kau urus saja bianca, aku akan menangani bajingan itu" lanjutnya menepuk bahu Ryan.
Andrew bertekad akan menyelesaikan masalah ini langsung dikendalinya. Sahabat tercintanya telah direnggut lelaki brengsek yang juga pernah merusak kehidupan adik kesayangannya. "Akan kubunuh kau bajingan" umpatnya kesal.
Tetiba dia teringat rekanan bisnisnya. Segera dia meminta Jonah (orang kepercayaan Andrew) untuk mengambil alih bisnis abbias sampai Max pulih.
Lain Andrew lain Ryan. Kali ini dia tidak boleh melewatkannya. Kesempatan kedua baginya. Sudah sekian lama wauktu berlalu, meninggalkan trauma dan rasa rindu. "Aku tidak akan melewatkanmu lagi" gumamnya sebelum mengecup kening bianca. Setelah Hana datang, Ryan meninggalkan ruangan dan segera kembali ke rumahnya.
"Mom.... Mom...." Suaranya nyaring mencari ibunya. Entah kemana perginya mereka. 'Kenapa rumah ini sepi sekali. Atau? Apa mereka marah dan pulang?' fikirnya jauh.
"Tuan, tuan dan nyonya besar berpesan agar tuan menyusul ke pemakaman segera" kata penjaga rumahnya.
"Ah ya, kenapa aku lupa" dia segera berlari menuju pemakaman yang ada jauh dibelakang rumah ini. Sebelum sampai disana, Ryan memetik asal bunga mawar yang tumbuh disepanjang menuju pemakaman. Sembari merapihkan pakaiannya yg sudha lusuh karena menjagai bianca semalaman.
Terlihat mom dan dad nya sudah duduk disamping makam dengan menaburkan bunga. Ryan memelankan langkahnya lalu duduk disamping mom sembari merangkulnya. "Hai mom, sorry..."
"Oh, hai son" mom mencium pipi ryan. "Hay dad" ryan menyempatkab menyapa dadnya yang juga ada disana.Setelah berdoa sebentar, mereka berdiri dan kembali ke dlm rumah megah itu. "Kamu dr mana saja? Mom menelfonmu berkali2"
"Maaf mom, ponselku kehabisan batray. Mom... Apa kau..."
"Apa sesibuk itu, sampai lupa dengannya?" Potong dad nya. Ryan menahan keinginannnya menemui ibunya dan memilih mendengarkan kata ayahnya.
"Jangan sampai pengorbanannya menjadi sia2 dan kau lupakan begitu saja son"
"Baik dad" jawabnya singkat dan mereka sudah memasuki pintu rumah.
"Mom, aku ingin bicara, berdua" bisik Ryan ditelinga mom nya, membuat mom bingung lalu mengengguk ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Side Bianca 18++
RomanceKerasnya kehidupan kota seperti tidak memberikan pilihan pada seorang gadis bernama Bianca N Illeana untuk dapat bertahan seorang diri. Workaholic ini merasa bahwa seorang perempuan tidak membutuhkan laki2 dalam kehidupannya. Keberadaan Sellen, saha...