Sekarang sedang ada lomba paskibra, nama event lomba paskibra ini adalah Perang Bintang. Semua yang bisa dibilang raja nya paskibra mengikuti lomba ini, namun tidak dengan paskibraku.
Kali ini paskibra yang sangat aku suka akan segera tampil.
Semua berhenti bersorak saat Komandan pasukan mulai mengambil alih. Gerakan demi gerakan telah dijalani, dan ini saatnya variasi formasi.
Pandanganku selalu tertuju padanya, dia yang berdiri di sebelah penjuru. Hal yang membuatku menyukai nya adalah wibawa nya, gerakan nya, suara nya, dan senyum manis nya.
"Serius banget lihat nya." ucap pelatihku yang bernama Lukman.
"Gerakan nya bagus kang, enak dilihat nya." jawabku dengan pandangan yang masih terfokus pada pasukan tersebut.
Fyi, bagi anak paskibra panggilan untuk laki-laki yang lebih tua adalah akang. sedangkan, untuk perempuan yang lebih tua adalah teteh.
Pasukan itu telah selesai tampil, aku berharap bertemu dengan nya diluar nanti.
"Jajan yuk." ajak Lala kepadaku, aku pun mengangguk setuju.
Lala? Dia adalah teman sekelasku atau bisa disebut sahabatku.
Ketika aku berbalik, aku tak sengaja menabrak seorang laki-laki yang memakai baju lomba.
"E-eh maaf, ini epoletnya jatuh." ucapku seraya memberi epoletnya. Dan ternyata, laki-laki tersebut adalah dia yang sedari tadi aku lihat pada saat di barisan.
"Oh iya makasih ya." jawabnya dengan tersenyum ke arahku. Aku melihat namanya di baju pdh yang ia pakai, lalu dia pergi menyusul teman-temannya yang sudah berjalan terlebih dahulu.
'Oh jadi namanya Dio Aghasa.' batinku.
Aku dan Lala pun keluar gedung lomba untuk membeli jajanan. Ketika sedang memesan makanan, mataku tertuju pada pojok kanan di sebelah mobil.
Ternyata pasukan dia sedang dihukum dan dimarahi oleh pelatih nya. aku tidak tahu penyebabnya, karena tadi aku tidak melihat kesalahan saat mereka tampil.
"La, itu kenapa mereka pada push up?" tanyaku kepada Lala.
"Tadi gue lihat, pas mereka keluar lapangan ada yang pingsan." jawab Lala.
Hanya karena ada yang pingsan saja sampai di push up dan dimarahi? Pikirku bingung.
Setelah membeli makanan, aku dan Lala pun kembali ke aula dan duduk bersama dengan anggota paskibraku yang lain.
Setelah makananku habis, segerombolan anak paskibra dari sekolah lain duduk di sebelahku. memakai baju bebas namun masih memakai celana pdh, topi latihan, dan sepatu bots lomba berwarna putih.
"Eh geseran dong!" ucap salah satu dari mereka. aku menoleh, ternyata itu adalah dia yang aku kagumi. Aku pun berdiri karena ingin membuang sampah.
"Jangan ngambek dong, gue kan cuma minta geser bukan ngusir lo." ucapnya kepadaku.
Semua teman-temannya tertawa. Namun tidak dengan ku, aku merasa jengkel ketika dia bicara seperti itu.
"Kelas berapa?" tanyanya kepadaku.
"Dua SMP." jawabku cuek.
"Yah masih SMP, gue kelas dua SMA dek." ucapnya.
"Gak nanya." jawabku lalu pergi, teman-temannya tertawa seraya bersorak riuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Girl
Teen FictionNamanya Aghasa Bhimasema, biasa dipanggil Dio. Bingung kan? nama dengan nama panggilannya tidak nyambung sama sekali. Memang aneh, sama seperti orang nya. Ia anak paskibra yang tampan, menurutku. Aku, Kaila Sherly Sifabella atau bisa dipanggil Kai...