"ENAK AJA, LO NGATAIN GUE JERAPAH." ucapku seraya menarik telinga Dika.
Kali ini aku sedang bersama dengan teman-temanku, di rumah Nanda tentunya.
"Berantem mulu lo berdua, udah kayak Tom and Jerry." ucap Rizal sembari memakan mie goreng yang sudah ia buat.
"Nanti demen, baru tau rasa." lanjutnya.
"OGAH." ucapku dan Dika serempak.
"Tuh kan, ngomong aja bisa berengan." kekeh Nanda.
Aku pergi ke tempat kucing-kucing peliharaan Nanda. Temanku yang satu ini memang sangat menyukai kucing, ada sekitar empat ekor kucing yang dia pelihara.
"Buat apa sih, lo melihara kucing sebanyak ini Nan?" tanyaku.
"Buat ngusir kuntilanak." jawabnya santai. Seketika bulu kudukku berdiri.
"Yaelah, muka lo biasa aja kali. Lo juga kan bisa liat." ucap Lulu kepadaku.
Satu hal yang belum aku ceritakan. Aku mempunyai indra keenam dan tentunya aku bisa melihat mereka, yang mungkin kalian bilang Hantu. Aku mengetahui kelebihanku semenjak kelas satu SMP.
"Gue juga kan manusia, gue juga bisa takut." ucapku.
"KAILA ADA TUYUL!!" teriak Rizal yang sontak membuatku berteriak dan membuat teman-temanku tertawa. Dan dengan cepat aku memukul Rizal menggunakan sepatu milikku.
"Gue marah sama kalian!" ucapku seraya mengambil ponsel.
"Sampe kapan?"
"sampe besok."
"Marah kok direncanain, dasar nenek lampir."
Aku kembali menarik telinga Dika. Sepertinya dia membutuhkan pasangan yang bisa membuatnya berhenti untuk menjahiliku.
"ASSALAMUALAIKUMM!! APAKAH ADA YANG BERNAMA KAILA DI SINI?" suara khas yang sangat aku kenali, siapa lagi kalau bukan Fera si biang rusuh?
"Kaila nya ada, lagi marah sampe besok katanya." jawab Dika.
"Bisa gak si, lo sehari aja gak bikin gue kesel Dik? apa gara-gara lo gak punya cewek ya?" ucapku menatap Dika kesal.
"Gak bisalah, itu hobby gue." jawabnya.
Aku mendegus kesal, lalu menghampiri Fera yang sedang berbicara bersama Fina dan Ucup.
"Itu muka lo, kayak abis kecolongan duit aja." ucap Fina.
"Temen lo tuh, bikin gue kesel mulu. Dika gak laku bukan sih? hidupnya bikin kesel orang mulu." ucapku kesal.
"Dia bukan gak laku. Tapi dia lagi nahan rasa buat lo." ucap Ucup lalu dengan cepat dia menepuk bibirnya sendiri.
"Keceplosan kan." lanjutnya.
"Gue gak suka bercanda kayak gini. Maksudnya, gue sama Dika itu temenan. Gak mungkin dia suka sama gue, sedangkan kalian tau gue kayak gimana." jawabku.
"Emang kalau temen, gak boleh ada rasa lebih?" ucap Ucup. Saat aku ingin menjawab, Dika lebih dulu berteriak.
"KAILA SEPATU LO KENA TAI KUCING!" teriak Dika.
"DIKAAAA!!!" teriakku.
--------
Sebenarnya hari ini jadwal kelasku mengikuti pelajaran tambahan. Namun dikarenakan aku malas, aku berniat untuk membolos.
"Kalau lo bolos, gue laporin." ancam Dika kepadaku.
Aku menatap Dika kesal "lo kan gak sekelas sama gue." jawabku.
"Ya tapi, gue temen lo kan? masa gue biarin temen gue ngelakuin hal dosa?" ucapnya seraya menarik tanganku dan berjalan menuju kelasku.
"Gue cuma bolos Dik, gak bakal dosa." ucapku kesal.
"Dosa lah. Lo bohongin guru yang lebih tua dari lo emang itu gak dosa?" jawabnya.
Oke, aku mengalah. Aku mengikuti Dika yang menyuruhku agar tidak bolos pelajaran tambahan.
"Sana lo masuk." titahnya.
Pelajaran tambahan dimulai.
"Lo gimana sama Dio?" tanya Lala seraya mencacat rangkuman.
"Ya gitu." jawabku.
"Oh iya! senin depan lo jadi pengibar buat upacara. Sama gue dan Afrina." ucap Lala. Aku mengangguk dan dengan cepat menyelesaikan rangkumanku.
"Senin upacara? Kan kita libur, bego." ucap Lulu tiba-tiba. Aku terdiam sebentar, lalu tertawa.
Sepulang dari pelajaran tambahan. Aku memilih untuk pergi ke salah satu mall bersama Dio, Fera dan Fanda.
"Gue mau beli stick drum." ucap Fera tiba-tiba. Aku mengernyitkan dahiku bingung, pasalnya Fera tidak mempunyai drum.
"Lo kan gak punya drum, dongo." jawabku
"Buat mukulin Fanda kalo selingkuh." jawabnya seraya melirik Fanda.
Aku terkekeh ketika melihat wajah Fanda yang bergidik ngeri.
"Kita ke Gramedia aja yuk! Aku mau beli buku horror." ujarku kepada Dio. Pemuda itu pun mengangguk setuju.
Kami pun menuju Gramedia. "Emang lo ngerti baca buku horror?" tanya Fera dengan nada meledek.
--------
HOLLAAAA!!!
MAAF, YA AKU BARU BISA UPDATE!!
JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK YA GUYS!
THANK YOU AND SEE YOU❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Girl
Teen FictionNamanya Aghasa Bhimasema, biasa dipanggil Dio. Bingung kan? nama dengan nama panggilannya tidak nyambung sama sekali. Memang aneh, sama seperti orang nya. Ia anak paskibra yang tampan, menurutku. Aku, Kaila Sherly Sifabella atau bisa dipanggil Kai...