26. Fera Dan Richard?

1.5K 77 10
                                    

"WOY, KENAPA KEMAREN LO GAK MASUK? PACAR LO KEMAREN KE SINI, KATANYA LO BERAK-BERAK! EMANG BENER?!" teriak Lulu heboh ketika aku baru sampai kelas.

"Percaya sama Dio mah musyrik. Gue kamaren males masuk, soalnya hujan." ucapku berbohong.

"Lah? Tapi kok di rumah gue panas ya? Di sekolah juga cerah banget." ucap Lulu bingung.

"Bego kok di pelihara! Udah tau gue lagi bohong, kemaren gue males banget bangun dari kasur, pas gue mau bangun eh ditarik lagi sama bantal guling katanya suruh peluk dia aja." jelasku.

"Masa? Semalem gue ngeliat kakak sepupu lo lagi sama Dio." ucap Akmal tiba-tiba.

Memang semalam, tidak seperti biasanya Fera tidak menginap di rumahku. Aku tau Akmal tak mungkin bohong, Tapi aneh rasanya jika Dio dan Fera pergi tanpa memberitahuku terlebih dahulu.

"Mata lo kan gak bener Mal, jangan bikin sahabat gue galau deh." ucap Lulu kesal.

"Emang nya Kaila bukan sahabat gue? Sebelum lo semua jadi sahabat Kaila, dia udah jadi sahabat gue duluan kali." ujar Akmal.

"Ya setidaknya, lo inget kan kemarin Dio dateng ke kelas bilang kalo Kaila sakit perut terus? Berarti Kaila lagi sakit, jangan bikin dia tambah sakit lah." ucap Lala.

"Malahan kalo gue gak ngasih tau ke Kaila, waktu semalem Dio sama Fera jalan, Kaila pasti makin sakit. Sakit batin itu lebih susah disembuhin dari pada sakit fisik." ucap Akmal seraya menoyor Lala.

"Gue kemaren gak berak-berak ih." rengekku kesal.

"Terus apa? Diare?" tambah Lulu.

"Lo balik sama siapa, Kai?" tanya Akmal cepat.

"Sama Dio kayaknya. Diemin dulu aja, siapa tau semalem lo salah liat." ucapku dengan terkekeh kecil.

"Kalo lo mau nangis, nangis aja. Kita bukan nya mau ikut campur, tapi kita emang peduli sama lo." ucap Akmal, lalu terdiam sejenak.

"Soalnya setelah jomblo bertahun-tahun, hati lo sekarang udah ada Dio." lanjutnya dengan menekan kata jomblo bertahun-tahun.

"Jomblo nya gak usah di perjelas juga Akmalku." cibirku seraya menjewer telinga Akmal kesal.

"Iya sayangku." balas Akmal jahil dengan mengedipkan matanya.

Ketika bel pulang sudah berbunyi, aku segera menuju gerbang sekolah. Dan aku melihat Dio sudah ada di sana. Aku juga tidak ingin langsung menanyakan yang dilihat Akmal semalam.

"Kita mau ke mana?" tanyaku bingung ketika melihat Dio tidak berjalan ke arah perumahanku.

"Kita mau ke KUA." jawabnya dengan terkekeh.

"Kita ke toko gitar dulu, temenin aku. Soalnya senar gitar aku di gunting sama Ghasa." lanjutnya. Aku tertawa mendengar penjelasan Dio bahwa senar gitarnya di gunting oleh Ghasa, adiknya.

"Bang, jual sticker buat gitar yang bisa custom gak?" tanya Dio ketika sudah sampai di toko tersebut.

"Ada nih bro, mau custom apa?" tanya si penjual.

"Kaila'D bang. Biar semangat main gitarnya." jawab Dio lalu tersenyum jahil kepadaku. Setelah membeli senar, sekaligus sticker. Dio segera mengantarku pulang.

"Fer, lo nginep di rumah Kaila terus. Gak punya rumah lo?" tanya Dio ketika baru sampai rumah.

"Punya lah! Kalo gue di rumah  yang ada gue di jadiin pembantu sama kakak gue, mending gue di sini bisa ngejadiin si Kaila pembantu" jawab Fera seraya terkekeh.

Cold Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang