Malam yang sunyi di kamar serta ditemani dengan alunan musik yang kita suka memang surga dunia. Apalagi jika hujan dan ditemani makanan ringan di sekeliling kasur.
Malam ini aku merasakan itu. Hujan, selimut, musik, makanan, dan ponsel. Namun ketenangan itu rusak ketika Fera datang.
"INCES DATENGG!" teriaknya.
"Ganggu aja lo." ucapku sembari menutup wajahku dengan selimut pink kesayanganku.
"Mau makannnn." rengek Fera seraya menarik-narik selimutku.
"Bisa gak sih, lo dateng jangan rusuh kayak orang mau tawuran?!" ucapku kesal seraya mengubah posisiku menjadi duduk.
Fera terkekeh. "Lagi kasmaran ya? Lagu yang lo puter ga---" aku menyumpal mulutnya menggunakan kaos kaki milikku.
"ASIN ANJIR."
"Lagian, lo dateng - dateng bikin orang kesel aja." lalu Fera merebut ponsel yang berada di tanganku.
"Oh lagi chattan sama Dio, pantes aja." ucapnya.
Aku merebut kembali ponselku. "Kepo banget hidup lo."
Lalu Fera mengambil laptop dan mulai memutar musik.
"Eh daki biawak, gue lagi denger lagu! Lo malah ikut - ikutan. Gak ada kerjaan lain? Copas orang mulu hobby lo." teriakku kesal seraya mematikan musik yang ia putar.
"Marah - marah mulu lo, udah kayak emak tiri." ucapnya lalu keluar dari kamarku.
Memang jika ada dia, tak pernah sekalipun kami tidak bertengkar. Namun, jika kami tidak bertemu walau dua hari saja rasanya seperti ada yang hilang.
Dio Aghasa : gue minta id line lo deh, dikira chat di instagram gak ngeluarin kuota banyak? gue beli kuota jauh tau gak.
Kaila Sherly: Dmn emang?Dio Aghasa : sebelah rumah gue.
Dio Aghasa : mana cepet id lo.
Kaila Sherly : sabar elah.
Kaila Sherly : kailarsh.Tak lama notifikasi dari line muncul.
DIOAGHASA.
Dio : add back.
Kaila: Hm.Dio : tidur lo.
Kaila : Y.
Dio : nite.
Kaila: Jg.
Aku segera mematikan ponselku dan segera tidur, karena besok aku harus bangun pagi.
--------
Keesokan harinya aku datang terlambat, sedangkan aku tidak tidur larut malam.
"Telat lagi lo nyet?" tanya nya. Aku hanya mengangkat bahu.
"Jawab bego jangan pake bahasa isyarat." ucapnya lagi.
Lalu aku berteriak tepat di telinga nya. "IYA LALA!"
Mata pelajaran pertama adalah sejarah. Semua orang pasti akan mengantuk jika terus mendengarkan dongeng dari masa lalu.
"Kerjakan halaman 21-30" ucap guru sejarahku, yang membuat satu kelas riuh.
"Kurang banyak bu."
"Istigfar bu."
"Ngantuk duluan denger nya."
"Kudu sabar, kalem, jangan ngatain."
"Buat yang udah selesai, gue nyontek dong."
Aku dan Lala bekerjasama mengerjakan tugas dari guru tersebut. Namun jika malas mencari, satu-satunya jalan yaitu mencontek.
Setelah selesai mengerjakan tugas, aku mengumpulkan nya dan memilih untuk tidur. Guruku tidak akan memarahi, jika tugas yang ia berikan sudah diselesaikan.
Setelah bel bergantinya pelajaran sudah berbunyi, aku dan Lala segera bangun, sebenarnya kami tidak akan bangun, jika tidak di bangunin oleh Lulu si ketua kelas.
"Eh gue pengen deh tinggi kayak lo." ucap Lulu menatapku.
Ya memang. Jika boleh sombong, aku ini yang paling tinggi dari teman-temanku yang lain.
"Lo tarik-tarikin aja kaki lo." jawabku acuh. Lulu mengernyitkan dahinya bingung.
"Ya pasti pas udah selesai lo narik-narikin kaki lo, palingan kaki lo cuma keseleo." ucapku lagi. Lulu memukulku dengan tempat pensil.
Jam istirahat berbunyi, aku, Lala dan Lulu segera pergi ke kantin. Setelah pergi ke kantin, kami biasa duduk di pinggir lapangan.
"Eh itu siapa sih yang lagi main basket? Setiap istirahat gue gak pernah tuh liat dia ke kantin." aku menatap objek yang dimaksud Lala.
"Serius lo gak tau? dia keponakan bu Yani." jawabku, dan Lala hanya mengangguk saja.
-----
Aku, Lulu dan Lala sedang berada di perpustakaan umum yang berada di dekat Gor. Bukan untuk membaca, melainkan hanya menumpang wifi-an saja, tapi ini kesempatan untuk Lulu yang sangat gemar membaca.
"Lo gak pusing baca novel mulu?" aku melihat Lulu yang tidak sedikit pun berpaling dari buku novel yang ia pilih.
Lalu aku mengambil buku yang Lulu baca.
"Apa sih lo?!" aku terkekeh melihat ekspresi kesal Lulu.
"Balik yuk." ajakku.
Ketika aku keluar dari perpustakaan umum, aku melihat Dio. Lagi-lagi bersama perempuan yang waktu itu di tempat perbelanjaan.
Untung saja mereka tidak melihat kehadiranku di sana, dan aku memutuskan untuk segera pulang.
DIOAGHASA.
Dio : gue tau tadi lo di perpustakaan umum, gue sengaja wkwk.
Kaila : trs?
Dio : HAHAHAHA.
Dio : itu sodara gue.
Dio : lo cemburu?Sebenarnya ada perasaan kesal ketika dia mengaku kalau itu adalah saudaranya, tapi di sisi lain aku merasa senang.
Aku baru saja ingin menutup mata, suara toak Fera berbunyi. Aku segera menutup wajahku dengan bantal.
"KAILA LO HARUS TAU." teriaknya.
Aku tidak mempedulikan perkataannya, lalu dia menarik bantal dari wajahku.
"Lo bisa gak sih, bikin gue tenang sehari aja?!" ucapku seraya memukul wajahnya menggunakan bantal.
"Ada apaan?" ucapku lagi.
"Tadi gue abis kentut." ucapnya seraya nyengir.
Sungguh aku ingin sekali membakar anak ini.
"Lo cuma mau ngasih tau itu doang? Gak guna banget hidup lo!" aku kembali menutup wajahku dan tertidur.
---------
HELLOOOOOW GUYSSS!!!
JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK YA.
THANK YOU AND SEE YOU❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Girl
Teen FictionNamanya Aghasa Bhimasema, biasa dipanggil Dio. Bingung kan? nama dengan nama panggilannya tidak nyambung sama sekali. Memang aneh, sama seperti orang nya. Ia anak paskibra yang tampan, menurutku. Aku, Kaila Sherly Sifabella atau bisa dipanggil Kai...