13. Flashback

2K 86 1
                                    

Aku ingin bercerita sedikit tentang Akmal, ini adalah perkenalanku dengannya saat aku kelas empat Sekolah Dasar.

Flashback On

"Nama aku Akmal Lanara Putra, panggil Lana aja" ucap anak baru itu. Lalu guru menyuruhnya duduk tepat di belakangku.

"Akmal, mau jajan gak?" tawarku pada murid baru tersebut ketika sudah jam istirahat.

"Lana. Panggil Lana aja." jawabnya.

"Mau nya manggil Akmal aja, Lana jelek."

"Yaudah terserah."

Setelah itu kami -aku, Akmal, dan Indri- pergi bersama ke kantin.  Aku membeli jelly yang bisa di bentuk macam-macam oleh sang penjual.

Jujur, sejak Sekolah Dasar hingga sekarang wajah Akmal tidak berubah. Tetap tampan dengan kulit hitamnya karena sering bermain bola, namun ada sedikit perbedaan. Saat kami masih duduk di Sekolah Dasar dia memakai kawat gigi.

"Ayo ke kelas." ajak Akmal, aku menggeleng.

"nanti." jawabku.

Akhirnya Akmal memutuskan untuk pergi ke kelas terlebih dahulu bersama Lafonda. Sekarang mereka menjadi teman dekat.

Saat menginjak kelas enam SD, kelakuan Akmal berubah menjadi playboy. Kalian pasti akan merasa jijik ketika mendengar anak Sekolah Dasar sudah berpacaran, contohnya seperti Akmal.

"Kai." panggil Akmal.

"Lo mau gak jadi pacar gue." lanjutnya.

"Gak. Gue jijik sama lo." jawabku.

Itu pertama kalinya Akmal menyatakan perasaannya kepadaku. Saat itu aku tidak terlalu mengerti dengan kata 'pacaran'. Aku menolak Akmal terang terangan saat itu, karena aku lebih nyaman ketika Akmal menjadi temanku. Ya, hanya teman.

"Gue suka sama Lana, Kai." ucap Indri.

Kalimat itu membuatku sedikit sakit saat mendengarnya. Bagaimana tidak? sahabatku sendiri yang berbicara seperti itu. Sedangkan dia tahu jika, aku dan Akmal sangat dekat. Ya walaupun aku tidak menganggap Akmal lebih dari temanku. Tapi, kalian pasti akan sama dengan apa yang aku rasakan saat itu.

Dan dua minggu setelah temanku, Indri. Berbicara kalau dia menyukai Akmal. Mereka berpacaran. Ya, tanpa sepengetahuanku. Sakit memang, tapi mau bagaimana lagi?

Aku sempat marah kepada Akmal dan Indri, terlebih pada Akmal. Dia tidak memberitahuku. Padahal saat Akmal mempunyai kekasih baru, dia selalu memberi tahuku. Walau aku bosan mendengarnya, setidaknya aku merasa dianggap sebagai temannya.

"Lo jahat sama gue Mal! Lo tau kan kalo indri sahabat gue. Tapi lo gak ngasih tau kalau kalian pacaran." ucapku.

"Ya abis, gue takut lo marah. Karena gue tau, lo pasti suka sama gue kan?" jawabnya

Demi Tuhan, anak ini terlalu percaya diri sekali.

"Sok tau lo."

"Gak ada yang gak mungkin Kai, kita deket dari kelas empat SD sampai sekarang. Orang tua kita juga deket. Apa - apa selalu bareng, jadi gak mungkin lo gak suka sama gue, tapi gak tau juga sih." ucapnya sembari mengerjakan tugasnya.

"Ya tapi gue gak tau apa itu pacaran, Mal!"

Akmal menertawaiku. Apa yang lucu? Jujur aku tidak mengerti tentang berpacaran. Yang aku tahu hanya saling menyukai, tak lebih.

"Berarti kalo lo tau pacaran, lo bakal nerima gue waktu itu?" tanyanya dengan menatapku.

"Gak." jawabku cepat.

"Eh tapi gue mau putusin Indri ah."

Sontak aku memukul tangannya.

"Kasian sahabat gue, lo jangan jadiin dia kayak cewek - cewek yang lo pacarin sebelumnya, awas aja!"

"Bentar lagi kita SMP Kai, pasti banyak yang lebih cantik. Apalagi kakak kelasnya." ujarnya.

Aku lagi-lagi memukulnya, sahabat laki-lakiku yang satu ini benar-benar playboy.

"Sekalian aja anak setan lo pacarin!" sentakku.

"Tadinya mau gitu, tapi kan waktu itu lo nolak gue. Jadi gak bisa pacaran sama anak setan deh." jawabnya.

aku mencerna kalimat yang diucapkan Akmal barusan. "ENAK AJA! EMANG GUE ANAK SETAN!"  teriakku kesal.

Akmal tertawa mendengar jawabanku.

Flashback Off

Jujur, aku rindu masa Sekolah Dasar dengan teman laki-lakiku ini. Aku sering kali memanggilnya musang ketika aku marah kepadanya. Entah kenapa, aku pun lupa.

-------

HALLLOOO!!!
JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK YA GUYSSS!!!
SEE YOU AND THANK YOU❤️

Cold Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang