5. Rasa Suka(?)

2.9K 145 15
                                    

Keesokan harinya jam pelajaran pertama adalah olahraga. Materi olahraga hari ini adalah bulutangkis, guru olahragaku menyuruh kami untuk praktek di Gor.

"Itu Dio kan?" tunjuk seorang temanku ke arah warung kosong.

Aku menyipitkan mataku untuk melihat lebih jelas. Ternyata benar itu Dio, dia sedang merokok bersama teman-temannya padahal waktu sudah menunjukan pukul setengah delapan. Aku pun menghampiri Dio yang tengah duduk di atas motor.

"Gak sekolah? Sekarang udah jam berapa?" tanyaku dengan menatap Dio sinis. Dia segera membuang rokok yang berada di tangannya dengan asal.

''Nanti jam delapan gue berangkat, jam segini mah--'' ucap Dio terpotong.

''Berangkat sekarang!'' bentakku.

Aku melihat mimik wajahnya yang kesal karena aku menyuruh nya berangkat ke sekolah. Setelah memastikan dia benar-benar pergi aku segera berangkat menuju Gor.

''Dari mana aja lo?'' ucap Lala sesampainya aku di Gor.

''Gue tadi ketemu Dio. Dia lagi bolos di deket warung sebrang, ya gue suruh sekolah lah.'' jawabku dengan mengangkat kedua bahu acuh.

Setelah prakter bulutangkis selesai, aku segera kembali ke sekolah. Namun ketika aku sampai, terdapat dua orang berseragam SMA di depan gerbang sekolahku dan mereka memakai topeng. Aku memberanikan diri untuk tetap berjalan ke arah gerbang sekolah, toh aku sekolah di sana.

Salah satu dari dua anak SMA itu memberi dua batang cokelat kepadaku. Mungkin karena mereka melihat wajahku yang kebingungan, maka dari itu mereka membuka topeng yang mereka pakai.

"Bukan nya ke sekolah, malah balik lagi!" ucapku menatap orang itu tajam.

Kalian pasti tahu kan siapa dia? Dia yang tadi aku pergoki membolos, itu Dio.

"Gue takut lo marah dan jauhin gue, jadi ini permintaan maaf gue buat lo." ucapnya seraya memainkan rambutnya.

"Gue gak marah, sekarang lo cepet balik lagi ke sekolah atau.." ucapku menggantung.

"Atau gue bakal jadi pacar lo" sambungnya cepat. Setelah itu dia dan temannya segera beranjak pergi.

Dengan kesal aku kembali ke kelas, setelah sampai di kelas, aku menitipkan cokelat itu kepada Lala.

"Nih coklat nya" ucap Lala seraya menaruh dua batang cokelat di mejaku.

"Buat lo aja, gue gak mood." jawabku lalu pergi ke toilet untuk mengganti pakaian.

ketika dalam perjalanan ke toilet. Aku merasa ada yang memanggilku dari arah gerbang sekolah, aku pun melihat siapa yang memanggilku.

"Ngapain kesini lagi sih?!" ucapku dengan menghentakan kakiku kesal.

"Tadi gue udah ke sekolah, udah dikasih hukuman juga sama guru BK. Terus gue bolos lagi." jawabnya santai.

Lalu dia masuk ke dalam sekolahku dengan santai seraya membuka jaket yang dia pakai.

"Jangan masuk." cegahku seraya menahan tangannya.

"Ini sekolah bukan punya lo kan? Jadi lo gak berhak ngelarang gue." jawabnya dengan menepis tanganku.

Tak lama kemudian satpam  sekolahku datang atau bisa disebut Pak Asep.

"Lho? kok ada anak SMA di sini? alumni ya?" ucap satpam itu kepada Dio.

"Iya pak, tapi sayang.."

"Sayang banget ya sama sekolah ini?" sambung Pak Asep.

"Sayang nya saya boong." ucap Dio dengan terkekeh.

Lalu satpam itu menyuruh Dio untuk keluar.

"Yaelah pak, saya cuma mau ketemu pacar saya."

'Hah? pacar? Dia kan gapunya pacar.' Batinku bingung.

"Mana ada yang mau sama laki-laki kayak kamu, udah sana pergi." usir Pak Asep.

Aku yang sedari tadi memerhatikan tingkah laku Dio hanya terkekeh.

-----

Ketika bell pulang sekolah berbunyi aku segera pulang ke rumah, karena hari ini sedang tidak ada kegiatan.

Aku melihat di garasiku ada motor asing parkir di sana. Karena penasaran, aku segera masuk ke dalam rumah.

"Ngapain d isini?" tanyaku ketika melihat Dio sedang duduk santai di sofa.

"Numpang duduk doang, udah ya gue mau pulang dulu." lalu Dio bangkit berdiri dan menarik tanganku menuju garasi.

"Apa sih?!" ucapku dengan menepis tangan Dio.

"Gue cuma mau mastiin lo sampe rumah dengan selamat. Itu doang. Soalnya gue khawatir." ucapnya seraya menatap wajahku dengan intens.

"Ya udah, sana pulang." usir ku.

Lalu dia memakai helm dan mulai menjalankan motornya. aku pun kembali ke dalam rumah dan segera berjalan ke  kamar, aku memikirkan sikap Dio kepadaku.

Memang sih, awalnya aku sangat kagum kepadanya pada saat lomba Perang Bintang waktu itu. Hanya saja, karena sifatnya yang selalu membuatku kesal aku jadi merasa jengkel kepadanya.

Namun di sisi lain, dengan sifatnya yang selalu membuatku kesal, aku merasa nyaman jika ada dia ataupun saat berada di sampingnya.

-----

Kadang sebuah rasa bisa membuat bimbang antara suka dan tidak, atau sekedar nyaman dan tidak mencintai.
-Kaila.

------

HALLOO!!!
JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK YA GUYSSS.
SEE YOU AND THANK YOU❤️

Cold Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang